22. Roti Yang Keras

433 71 0
                                    

"Nona Dellosa sepertinya kita sudah terlalu lama di sini." ujar Nathan dengan menatap sekelilingnya yang mulai ramai.

Allerca juga ikut menatap hal yang sama dan dia juga baru menyadari jika suasana di kantin Academy sudah mulai dipenuhi oleh para murid. Yang artinya, mereka sudah berada di sana sampai istirahat pertama datang. Dan dengan kata lain,  mereka juga sudah melupakan tugas mereka untuk berkeliling Academy.

Wow! Tidak ku sangka, mengobrol dengan pria di depanku ini bisa memakan waktu selama ini, ya?

"Lebih baik kita kembali Nona Dellosa."

"Ya, sepertinya kita memang harus kembali." Allerca mengangguk menyetujui ajakan Nathan.

"Saya tidak bisa membayangkan reaksi dari Pangeran Astra, saat mengetahui jika saya dan anda melupakan tugas yang diperintahkannya." gumam Nathan dengan melangkahkan kakinya meninggalkan kantin Academy.

Allerca yang mendengar gumaman itu, berdecak kesal, "Pangeran Astra adalah tipe pemimpin yang otoriter! Enak saja dia memerintahkan orang sesuka hatinya!"

"Bahkan saya juga tahu, jika Pangeran Astra sangat sengaja sekali, memerintahkan anda dan saya untuk berkeliling Academy agar kita tidak bisa bersantai di Ruang Dewan." tambah Allerca lagi dengan menekankan kata sengaja.

"Entah kenapa saya tidak bisa menyangkalnya." jawab Nathan dengan senyuman kecil mendengar reaksi Allerca yang menurutnya lucu.

Tentu saja kau tidak bisa menyangkalnya, karena itu semua adalah faktanya. Allerca menambahkan di dalam hatinya.

Kenapa juga pria bernama Astrava Blanvedcho itu lahir? Jika dia tidak lahir, aku mungkin tidak akan terlibat dengan pria itu! Allerca berdecak kesal saat kembali mengingat pria itu.

Dan di saat Allerca akan kembali mengumpati pria bernama Astra, Allerca dapat mendengar jika ada seseorang yang memanggilnya.

"Nona Dellosa!"

Allerca menoleh ke belakang untuk melihat Kakak beradik yang tengah menghampiri dirinya dengan Nathan.

Astaga bagaimana bisa kakak beradik ini memancarkan cahaya yang menyilaukan jika tersenyum seperti itu?

Dan tentu saja Kakak beradik yang di maksud oleh Allerca adalah Lucian dan Lizbeth Wescott.

"Nona Dellosa kenapa anda tidak ke kelas?" Lizbeth bertanya setelah jarak mereka menjadi dekat.

"Itu karena ada seseorang yang menjabat sebagai Ketua Dewan memerintahkan saya dengan Tuan Muda Randell untuk berkeliling Academy." jawab Allerca dengan nada menyindir.

Sontak saja, Lizbeth, Lucian beserta Nathan berhenti berjalan dan melakukan kontak mata, seolah berkata bahwa mereka sangat tahu siapa sosok yang tengah disindir oleh Allerca. Walaupun seseorang yang tengah di sindir itu tidak di tempat kejadian.

"Nona Dellosa sepertinya anda tidak terlalu suka di perintahkan untuk berkeliling Academy." ujar Lucian.

"Tentu saja saya tidak suka, karena saya tahu jika Pangeran Astra sangat sengaja tidak ingin saya bisa bersantai di Ruang Dewan. Dan bahkan saya juga tahu jika ini adalah pembalasan dari Pangeran Astra di kejadian beberapa hari yang lalu!"

Lucian dan Nathan yang tidak tahu tentang kejadian itu dan hanya mendengarkan cerita dari orang lain, berpandangan. Di sisi lain, Lizbeth yang mengetahui kejadian itu hanya menanggapi dengan tawa yang hambar.

Dan sesampainya mereka di Ruang Dewan, Allerca rasanya semakin kesal melihat Astra yang dengan santainya tengah membaca buku.

"Yang Mulia, saya akan melaporkan jika tidak ada satu murid pun yang berkeliaran selama pelajaran berlangsung. Dan saat ini saya ingin beristirahat dan tidak ingin di ganggu oleh siapa pun!" Allerca melaporkan dengan nada menekankan di setiap kalimatnya.

When I Became the AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang