32. Kebenaran Astra dan Allerca

487 70 0
                                    

"Apa maksudmu kau akan mengatakan semuanya?" tanya pria itu dengan heran.

"Tentu saja semuanya. Bisa di bilang semua rahasiaku. Dari yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal sekalipun, akan aku ceritakan semuanya." jawab Allerca dengan ekspresi tegas.

"Baiklah. Aku akan mendengarkan." ucap Astra dengan menutup bukunya.

Lalu Allerca duduk di samping pria itu dan menyandarkan tubuhnya ke batang pohon.

"Pertama-tama, apakah kau percaya adanya dengan dunia lain?" tanya Allerca memulai pembicaraan.

Astra yang awalnya akan mendengar penjelasan Allerca dengan tenang, mau tidak mau terkejut dan menatap Allerca saat mendengar wanita itu berkata “dunia lain”.

"Kenapa kau bertanya tentang hal itu?" tanya pria itu masih dengan ekspresi terkejutnya.

"Karena aku sebenarnya berasal dari dunia lain itu." jawab Allerca dengan senyuman tipis.

"Apa maksudmu kau berasal dari sana?" Astra masih bertanya tidak mengerti.

"Seperti yang ku katakan barusan, aku berasal dari dunia lain. Di dunia lain itu, aku sebenarnya berumur 17 tahun dan bernama Efrilta Aldenia. Tapi aku harus meninggal karena kecelakaan di dunia itu." jelas Allerca dengan wajah yang bernostalgia.

"Dan saat ku pikir aku sudah mati, aku malah memasuki tubuh Avallerca Dellosa." ujar Allerca lagi.

"Jadi, kau sebenarnya sudah mati di dunia lain itu dan saat kau pikir sudah mati, kau malah memasuki tubuh lain. Dan tubuh itu adalah tubuh Avallerca Dellosa?" tanya Astra menyimpulkan.

"Ya, seperti itulah." Allerca mengangguk.

"Sejak kapan kau memasuki tubuh itu?" tanya pria itu lagi.

"Saat tubuh ini berumur 13 tahun."

"Apakah sebelum kejadian di perjamuan Grand Duchess?" Astra bertanya lagi.

Allerca kembali mengangguk dan juga berkata, "Saat aku menyadari jika aku masih hidup, aku juga menyadari jika aku memasuki tubuh seorang antagonis."

"Antagonis?" kembali Astra bertanya tidak mengerti.

Allerca menjelaskan, "Entah kau percaya atau tidak, tapi tempat ini sebenarnya adalah dunia novel yang pernah ku baca di duniaku dulu. Dan akhir dari novel itu adalah kematian dari tubuh ini, yaitu Avallerca Dellosa. Karena semua cerita pun menganut sistem jika antagonis akan kalah dari sang protagonis. Tapi, beda lagi ceritanya jika sang antagonis menutupi wajahnya dengan sosok wajah protagonis. Karena itulah yang terjadi dalam ending dari novel itu. Dan seseorang yang menjadi  penyebab kematian Allerca-"

"Cassiana Vercydo?" potong Astra yang selalu ingat jika wanita di sampingnya ini selalu berseteru dengan Cassiana Vercdyo.

"Bisa dibilang, Allerca telah di permainkan oleh Cassia untuk memerankan seorang antagonis. Sedangkan dirinya sendiri akan menyamar menjadi sosok protagonis itu." Allerca mengangguk mengiyakan.

"Dan itulah kenapa aku bertekad untuk membalas Cassia. Aku akan menjadi perwakilan jiwa asli Allerca untuk membalas wanita itu." Allerca kembali berkata.

"Kenapa kau ingin melakukannya?" tanya Astra yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Allerca.

"Aku hanya merasa jika aku dan Allerca mirip satu sama lain. Walaupun ada yang berbeda, tapi tetap saja aku dan dia memiliki kesamaan yang sama." jawab Allerca dengan menatap pria itu sambil tersenyum kecil.

Aku tidak tahu mereka memiliki kesamaan seperti apa. Karena aku sendiri juga tidak tahu sosok dari Avallerca Dellosa yang sebenarnya. Pikir Astra.

When I Became the AntagonistWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu