Bab 26 - Maafkan Aku

3.9K 742 183
                                    

Mau ngucapin makasih buat kamu yang masih setia membaca cerita ini. Semoga kamu sehat dan bahagia terus ya.

Btw tahu cerita ini darimana sih?

Selamat membaca!

***

Bagaimana cara menjadi Annalis? Seorang wanita yang dicintai sebegitunya oleh Pangeran Alraz.

~AA Dearest~
Karya Mellyana Dhian

Follow Instagram kita @annalis.itsme @alkndaaa @mellyana.i

***

"Pangeran Alraz kecelakaan." Berita yang disampaikan oleh pelayan itu mengusik Annalis.

Annalis melihat ke jendela. Hujan masih sangat deras. "Apa katamu?"

"Pa-pangeran ke-kecelakaan saat menuju kemari." Tangan pelayan wanita yang masih menggenggam ponsel itu bergetar hebat.

Kaki Annalis berlari ke kamar. Dia pun mengambil ponsel. Ada notifikasi dari Pangeran Alraz. Pesan dengan foto bunga di dekat mobil yang membuat dadanya sesak.

 Pesan dengan foto bunga di dekat mobil yang membuat dadanya sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tangan Annalis menompang pada nakas agar tubuhnya tak roboh. "Kalau aja aku bales pasti dia gak akan kecelakaan. Kalau aja aku bilang ke dia gak usah jemput pasti ini gak akan terjadi. Ini semua salah aku."

Di sela tangisnya, jari Annalis berusaha mengubungi nomor sang suami. Namun, tetap saja tak ada jawaban.

"Putri Annalis," panggil pelayan. "Pengawal sudah menunggu di depan untuk ke rumah sakit."

Annalis menghapus air mata. Dia tidak memperhatikan penampilannya, yang ia pikirkan hanya ingin bertemu pangeran Alraz.

"Putri, Putriii," pelayan berlarian mengejar Annalis.

"Putri, Anda belum mengenakan alas kaki," kata salah satu pelayan. Annalis menyadari kondisinya yang kacau. Perlahan pelayan mengajaknya meneduh ke teras agar tak basah kuyup. Tiga pelayan berkerjasama memakaikan alas kaki, jaket, dan penutup kepala.

"Putri, semoga Pangeran Alraz baik-baik saja." Doa pelayan membuat Annalis mengganguk lemah. Salah satu pelayan mengembangkan payung, lalu membukakan pintu mobil untuk Annalis.

Annalis sekarang sudah duduk di kursi penumpang. Bibirnya tak henti melantunkan doa. "Ya Allah, semoga dia baik-baik saja."

Supir dan salah satu pelayan melihat kekhawatiran sang putri. Mereka pun berusaha menenangkan. "Putri, Pangeran Alraz pasti akan baik-baik saja. Dia bukan sembarang orang. Dia itu calon raja Madani Raya, pasti Allah melindunginya."

Annalis berharap perkataan supir itu benar.

"Benar, Putri. Pangeran Alraz bukan sembarangan orang. Nenek saya bilang setiap garis keturunan rasa yang berhati baik, tak akan mudah terluka."

AA Dearest [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang