Bab 1 - Tamu Istimewa

13.5K 1.5K 283
                                    

Langkah pertama terkadang lebih berat. Namun, yakinlah jika tidak dimulai tidak akan ada kata selesai.

~Become A Princess~
Karya Mellyana Dhian

***
Baca part ini jam berapa?

Kamu lagi pake baju ala cewek kue, cewek mamba, apa cewek bumi?

***

"Kau yakin saya bisa?" tanya Pangeran Alraz kepada Sakha, asisten pribadinya.

"Karena tidak ada yang selalu baik dan benar kecuali Allah. Jadi, jangan berharap kapada selain Allah." Maksudnya, Sakha juga tidak yakin pangeran akan berhasil, maka dia meminta menyerahkan kepada Allah saja. Yang penting sudah berusaha.

Pangeran Alraz mengangguk yakin. Semalam dia sudah mendapat mimpi dari jawaban salat tahajutnya. "Berikan amplot itu padaku." Lantas dia berjalan ke arah Annalis.

"Undangan untukmu," kata Pangeran Alraz sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna merah.

Annalis bengong. "Sa-saya?"

Semua menatap iri gadis berambut hitam kecoklatan itu. Mereka curiga kalau Annalis memang kenal secara pribadi dengan Pangeran. Pengeran Alraz yang memiliki tinggi 178 cm itu masih berdiri tegap dengan setelan busana formal kerajaan. Wangi parfumnya membuat seisi kelas mengira-ngira apakah pria itu mandi kembang tujuh rupa?

Tanpa penjelasan pria itu pergi meninggalkan kelas yang sudah berakhir. Sakha dan pengawal kerajaan berderet membuntuti. Para mahasiswa masih heboh. Mereka membicarakan Annalis. Namun ada juga yang salah fokus kepada Sakha. Asisten pribadi pangeran itu tidak kalah tampan dan berwibawa.

Lily, sahabat Annalis langsung merebut benda itu. Dia membuka surat undangan pemberian Pangeran. "Annalis, ini surat istimewa."

"Hah?" Annalis masih tidak bisa memproses informasi.

"Iya. Kau dapat undangan istimewa dari kerajaan."

Tidak lama Skaha kembali, memberikan kardus berisi gaun berwarna biru muda. Disertai penutup kepala dengan warna senada. Negeri Madani Raya memiliki sistem pemerintahan monarki absolut dengan berdaulat Islam. Sehingga setiap rakyat yang mengijak tanah istana harus menggunakan penutup kepala.

"Anda tidak salah mengundang?" Mata sipit Annalis semakin menyipit. Sungguh demi Allah dia masih bingung dengan kejadian tidak terduga ini.

"Tidak. Nanti malam mobil kerajaan akan menjemput. Terima kasih."

"Kalau saya menolak datang?"

"Anda akan dikenakan pasal undang-undang menolak undangan istimewa keluarga kerajaan." Sakha menjawab.

Dari kejadian itu di sinilah Annalis berada. Duduk manis di mobil kerajaan yang disupiri Sakha. Dia duduk bersebelahan dengan Pangeran Alraz. Semula Annalis pikir hanya akan dijemput pengawal, ternyata pangeran juga ikut. Ia tidak pernah bermimpi menaiki mobil pangeran di negaranya, apalagi berstatus sebagai tamu istimewa. Dia takut hal buruk akan terjadi kepadanya.

"Mengapa wajahmu terlihat terbebani?"

"Gimana enggak. Gue gak ngerti sama undangan tiba-tiba itu."

Pangeran Alraz tersenyum, tapi sangat samar. "Kau akan paham nanti."

AA Dearest [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang