Bab 12 - Versus Netizen

5.7K 1.1K 466
                                    

Hati-hati dengan perkataanmu. Kamu tak tahu kata itu akan menjadi kekuatan atau justru menjatuhkan.

~AA Dearest~
By Mellyana Dhian

***
GUYS AYO DIFOLLOW AKUN INSTAGRAM RP TOKOH AA DEAREST! Lagi open follback juga (kecuali Pangeran Alraz) hehe...

Pangeran Alraz @alkndaaa
Annalis @annalis.itsme
Pangeran Latif @latifhahahihi

***

Seunit helikopter mendarat di helipad rumah sakit. Wartawan yang sudah menunggu berjam-jam demi bertemu Annalis seketika merasa lemas. Percuma mereka lesehan sambil panas-panasan kalau ternyata Annalis dijemput menggunakan helikopter.

Seorang kameramen menyorot langit. Kemudian diikuti yang lainnya. Tidak ada yang mau kehilangan momen tersebut, meskipun tidak bisa melihat wajah calon istri pangeran secara langsung, setidaknya ada laporan yang bisa ditayangkan di program tempatnya bekerja.

"Selamat siang pemirsa. Siang ini saya Puspita dari Madani News mengabarkan bahwa calon istri Pangeran Alraz sudah dijemput menggunakan helikopter pribadi. Pemirsa bisa lihat di atap rumah sakit belakang saya, helikopter sudah kembali lepas landas. Belum diketahui pasti mengapa calon istri pangeran berada di rumah sakit. Sebab, pihak kerajaan belum merilis kabar apapun di website resminya,"

"Pemirsa, kabar pernikahan pangeran Alraz tentu membuat seluruh masyarakat Madani Raya terkejut. Pasalnya, Pangeran Alraz tidak pernah dikabarkan dekat dengan gadis mana pun. Selain itu, belum pernah ada sejarah keluarga kerajaan menikahi non bangsawan. Seperti kita tahu dari berita yang beredar di jagad maya ada yang membagikan profil saudari Annalis dan dia mengaku pernah satu kelas saat SMA. Apabila pernikahan ini benar terjadi, maka Pangeran Alraz adalah pangeran pertama yang menikah dengan perempuan selain darah biru,"

"Saya Puspita melaporkan langsung dari rumah sakit tempat calon istri pangeran dirawat."

Berbeda dengan para wartawan yang kecewa tidak dapat bertemu langsung dengan Annalis, gadis itu justru bersyukur. Dia tidak siap bertemu dengan reporter itu. Kini dia bisa bernapas lega.

Tiba-tiba tangan Annalis mencengkram kuat Lily ketika helikopter menaikkan ketinggian. "Li, Lily gue takut. Ya Allah gue takut."

Pangeran Alraz melirik Annalis. Wajah ketakutan gadis itu membuatnya menahan tawa. Pangeran hanya menutupi mulutnya dengan telapak tangan.

"Apa An? Gue gak denger?" tanya Lily berteriak.

"Gue takut."

"Apa, An?"

"GUE TAKUT! INI PERTAMA KALINYA GUE NAIK PESAWAT."

Lily membalas dengan teriakan. "Tapi ini helikopter, An. Bukan pesawat."

"SAMA AJA GUE TAKUT." Annalis agak kesal. Bisa-bisanya Lily mempermasalahkan kesalahan pilihan kata di saat seperti ini.

Pangeran Alraz geleng-geleng melihat interaksi kedua gadis di belakangnya. Sekaligus tidak menyangka kalau Annalis takut ketinggian. Padahal kelak dia harus menemani pangeran ke berbagai kota dan negara.

Melihat Annalis yang tutup mata sembari mencekram sabuk pengaman, pangeran pun berpindah posisi. Kini dia duduk di depan Annalis dan Lily. Mereka saling berhadapan. "Bella," panggil pangeran.

Lily maupun Annalis tidak ada yang menyahut. Kalau Annalis memejamkan mata, Lily justru tidak berhenti takjub menyaksikan keindahan alam Madani Raya dari ketinggian.

AA Dearest [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang