Delapan

338 19 0
                                    

New Character Unlock
(Adelio Abraham Reynard)

New Character Unlock(Adelio Abraham Reynard)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖ Chapter 8 ٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖*

"Esther lo dah siap kan?" tanya seorang lelaki yang sedang memegang kumpulan kertas berisi rundown acara.
"Siap," balas Esther sambil mengacungkan jempolnya.
"Okay, bentar lagi giliran Artanova tampil," kaya lelaki itu lalu berlalu pergi dari situ.

Esther menggenggam kedua tangannya yang sangat dingin akibat dirinya yang sangat gugup sebab penampilan ini merupakan penampilan pertama Esther sebagai vocalist utama di band milik kekasihnya yang bernama Artanova.

"Jangan gugup," kata seorang lelaki sambil memegang tangan Esther.
"Lio," ucap Esther sambil melihat wajah lelaki itu.
"Gimana kalo aku ngelakuin kesalahan pas lagi perform?" tanya Esther khawatir.
"Nggak papa, lagipula ini juga performance pertama kamu," jawab Lio berusaha menenangkan kekasihnya itu.
"Ayo Lio, giliran band kita," kata seorang lelaki sambil menepuk bahu Lio dari belakang.
"Duluan bro," balas Lio.
"Kita tunggu di panggung," ucap lelaki yang memakai topi yang dipasang terbalik lalu berjalan menuju panggung bersama ke tiga temannya.

Lio mengelus rambut Esther bermaksud untuk mengurangi rasa khawatir yang menimpa kekasihnya itu.
"Ayo," ajak Lio sambil mengulurkan tangannya.

Esther menerima uluran tangan Lio sambil tersenyum. Kemudian mereka berdua berjalan menuju panggung.

Tepuk tangan penonton terdengar sangat ricuh ketika melihat Esther dan Lio yang memasuki panggung sambil bergandengan tangan. Artanova bisa dibilang cukup terkenal di kalangan remaja, banyak gadis-gadis yang menyukai anggota band Artanova, namun kebanyakan dari mereka menyukai drummer band itu yang tak lain adalah Lio, banyak yang patah hati ketika Artanova mengumumkan vocalist utama baru yang tak lain merupakan kekasih Lio. Awalnya vocalist utama Artanova adalah Amanda yang merupakan kekasih dari dari salah satu anggota Artanova sendiri yang memegang posisi bassist yang bernama Edgar, namun Amanda memutuskan hengkang sementara dari band karena dia harus meneruskan studinya di luar negeri.

Sebelum memutuskan hengkang dari band, Amanda menunjuk Esther sebagai pengganti dirinya karena kebetulan ia pernah mendengar Esther yang sedang berduet bersama Lio di dalam studio mereka, dia percaya dengan kemampuan Esther maka dari itu dia percaya diri dengan keputusan nya menjadikan Esther sebagai pengganti nya sebagai vocalist utama di Artanova, anggota lainnya juga setuju-setuju saja karena mereka juga yakin dengan keputusan Amanda yang tidak pernah salah.

Baru saja Esther ingin check sound namun telinganya berdengung sangat kencang membuatnya harus menutup kedua telinganya menggunakan tangannya.

.
.
.
.
.

"Bangun woy!" teriak Zeta di telinga Risa membuat gadis itu langsung membelalakkan matanya karena kaget.
"Sinting lo, budeg kuping gue bego," kesal Risa sambil mengusap kupingnya yang berdengung.
"Lo sih dibangunin gak bangun bangun, noh liat dah jam berapa, gak mau pulang lo?" tanya Zeta agak kesal.

Risa menatap ke arah jam dinding yang ada di kamar itu dan terbelalak kaget ketika menyadari kalau sekarang sudah jam 10.00 yang artinya dia sangat sangat terlambat pulang ke rumah.

"Mama bakal marah besar nih, bisa bisa nya gue kebablas sampe siang hari," monolog Risa.
"Toilet mana toilet?" tanya Risa panik sambil menutup mulutnya.
"Lo kan dah tau, ngapain masih nanya," balas Zeta.
"Cepetan anjir, gue mau muntah nih huek," kesal Risa.
"Noh pintu warna biru," jawab Zeta sambil menunjuk pintu yang berwarna biru yang ada di dalam ruangan itu.

Risa langsung turun dari kasur dan berlari menuju toilet untuk memuntahkan isi perutnya.

"Nyesel gue kemaren ikut party," ucap Risa setelah memuntahkan semua isi perutnya itu.

Dia kemudian berdiri dan membasuh mukanya di wastafel, wajahnya sungguh mengerikan. Make up yang dia pakai sudah luntur kemana-mana, bahkan bau alkohol masih melekat di mulut dan badannya. Tanpa pikir panjang dia langsung membuka semua pakaiannya dan mandi, setelah itu dia keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang panjangnya hanya sampai selutut.

"Yve gue boleh pinjem baju lo?" tanya Risa ketika melihat Yve yang sedang masuk ke kamar.
"Boleh lah, pilih aja sendiri sana," jawab Yve lalu merapikan kasurnya yang berantakan.
"Makasih," balas Risa lalu membuka lemari pakaian Yve dan mengambil pakaian yang paling sederhana di dalam lemari itu.
"Yve mamah gue nelfon gak kemaren?" tanya Risa sambil menyisir rambutnya yang basah.
"Gue sih yang nelfon tante Karin buat minta ijin biar lo bisa nginep di rumah gue," balas Yve.
"Kenapa gak anterin gue pulang aja?" tanya Risa.
"Dengan keadaan lo yang tepar gara-gara mabuk? Gilak kali," balas Zeta yang baru masuk ke dalam kamar Yve.

Risa terdiam sejenak, sekarang hari Sabtu kan berarti besok adalah makan malam bersama keluarga Atlas. Tanpa sadar Risa tersenyum senang mengingat hal itu.

"Ngapa lo senyum-senyum sendiri?" tanya Zeta bergidik ngeri takut kalau Risa kesurupan apalagi dia tersenyum dengan tatapan kosong.
"Nggak papa, gue cuma inget kalo makan malam sama keluarga Atlas bakal diadain besok malem," jawab Risa.
"Bisa gila gue gara-gara terlalu seneng," lanjut Risa sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.
"Btw pas gue pulang gue bakal minta pindah sekolah terus pindah ke apartemen sama mama sama papa," ucap Risa sambil berjalan menuju balkon kamar Yve.
"Emang tante Karin sama om Killian bakal setuju?" tanya Yve.

Risa bersandar di pembatas balkon sambil menghadap ke arah kedua sahabatnya itu yang sedang duduk di kasur.

"Yah gue juga ngira mereka gak bakal setuju, tapi dengan bukti yang udah kita kumpulin itu mau nggak mau mereka bakal setuju sama permintaan gue," balas Risa sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Muak banget gue seminggu ini di bully mulu, mana badan gue jadi sakit semua," gerutu Risa sambil merenggangkan badannya yang masih terasa sakit akibat dari perbuatan 3 lelaki itu.

"Padahal gue cantik banget kaya lagi, seharusnya si brengsek itu bersyukur bisa jadi tunangan gue," ucap Risa.
"Tolol banget, ngapain juga gue dulu ngejar-ngejar cowok modelan kek dia masih jadi tunangan aja kdrt nya parah banget. Padahal mah dibelakang gue banyak cowok yang ngantri mau jadi pacar gue," lanjutnya.
"Emang tolol sih lu, udah bucin tolol bego lagi, gue dulu sampe sempet nethink lu diguna-guna sama si Atlas," balas Zeta.
"Ngawur," balas Yve.
"Lah gimana gak nethink dia sampe setergila-gila itu sama si Atlas, di pikirannya cuma ada Atlas doang dulu," ucap Zeta.

"Kayaknya sih bener Zet, gue dulu diguna-guna sama si onoh," timpal Risa.
"Tuh kan," balas Zeta.
"Udah-udah mending kita antar Risa pulang sekarang, kalo tambah ngaret nanti Tante Karin murka," kata Yve sambil berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari kamarnya diikuti oleh kedua gadis itu.

When The Antagonist Wants To Live In PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang