Tiga

527 23 0
                                    

Note : Untuk sekarang Esther akan aku panggil Risa agar kalian dan aku tidak bingung.

New Character Unlock
(Luna Quentin)

New Character Unlock(Yvette Penelope)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

New Character Unlock
(Yvette Penelope)

New Character Unlock(Yvette Penelope)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

New Character Unlock
(Zeta Lenore)

*٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖ Chapter 3 ٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖ Chapter 3 ٬ ۫ ֢ ᛃ ࣪˖*

"Aaa sayangku, i rindu pada you," teriak seorang gadis berambut pendek berwarna pink sambil berlari memeluk Risa yang tengah terduduk di ranjangnya sambil membaca novel.
"Jan rame bangsat, ini tuh di rumah sakit bukan kamar lu," kata gadis berambut panjang berwarna pirang yang berjalan di belakang gadis berambut pink.

"Yeu gak ngaca lo pirang," balas gadis berambut pink tadi yang bernama Luna.

"Diem deh kalian, atau mau gue panggil security biar kalian diusir?"tanya salah satu gadis yang berambut panjang berwarna coklat.

"Ah gak seru lo, unbestie lah kita," kata si rambut pink yang bernama Luna sambil melipat kedua tangannya di dada dan mencebikkan bibir nya.
"Btw Ris, lo gimana sih kok bisa jatuh dari tangga?" tanya gadis berambut coklat yang sering dipanggil Eve sambil berjalan mendekat ranjang Risa.
"Ini tuh gara-gara si cabe busuk itu," jawab gadis berambut pirang yang bernama Zeta.

"Hah? Yakin lo?" tanya Luna sambil mengerutkan keningnya.
"Iyalah orang pas itu gue ngeliat cuma dia yang bareng sama Risa di deket tangga sebelum kecelakaan itu," jawab Zeta.
"Wah ga bisa dibiarin tuh, kita laporin aja dia ke kepala sekolah," kata Luna dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Bener kalo Hailey yang dorong lo?" tanya Eve.
"Maap guys gue gak bisa ingat apa-apa, kata dokter gara-gara kecelakaan itu otak gue cedera terus gue kehilangan sebagian ingatan gue," jelas Risa.
"Wah anjing gak bisa dibiarin itu cabe, masa bikin bestie gue sampe hilang ingatan," geram Luna.
"Bener lu," balas Zeta.

"Tapi kalo emang bener Hailey yang dorong Risa, emang lo punya bukti nya? Kita gak bisa sembarangan laporin orang tanpa ada bukti yang jelas," kata Eve membuat Luna dan Zeta lemas mendengarnya.
"Meski gue gak punya bukti tapi gue uda 1000% yakin kalo ini semua gara-gara Hailey, lo tau kan kalo dia tuh sebenarnya muka dua, dan selama ini dia tuh slalu ngefitnah Risa sampe Risa di cap jelek seantero sekolah," kata Zeta geram.
"Iya gue tau kok, tapi kalo kita laporin Hailey tanpa ada bukti percuma aja, dan pasti bakal banyak yang makin benci sama Risa," jelas Eve.

"Kalo kita laporin juga kayaknya gak bakal ngaruh sama sekali, karena semua siswa sekolah kebayakan mihak Hailey daripada Risa," lanjutnya.

Risa yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan ketiga orang itu mulai bertanya-tanya. Apakah benar Hailey yang mendorong Risa sampai masuk rumah sakit? Tapi dia kan di novel nya punya sifat yang baik hati, yakali dia ngelakuin itu ke Risa. Mustahil banget, kan semua orang disini cuma karakter yang udah ditentuin takdir dan sifatnya sama si penulis. Apa mungkin ada sesuatu yang melenceng di novel ini?.

Wait a minute, kalo dia transmigrasi ke tubuhnya Risa yang asli jiwa Risa yang asli kemana? Apa Risa udah mati saat kecelakaan yang dibahas oleh ketiga sahabatnya ini? Jika apa yang Risa aka Esther pikirkan benar, terdapat kemungkinan besar kalau ada sesuatu di novel ini yang melenceng dan dia harus berhati-hati karena bisa saja ada perubahan yang tidak dia ketahui seputar tokoh atau alur novel ini.

"Ris pindah sekolah aja ya, gue gak mau mental sama fisik lo disakiti lagi sama mereka. Gue gak mau kejadian kayak gini keulang lagi, gue takut kalo lo tiba-tiba pergi dari kita Ris," bujuk Luna yang membuat Risa tersadar dari lamunannya.
"Iya Ris lo pindah sekolah aja ya, kita bakal ikut pindah juga dan bakal jagain lo," timpal Zeta sambil memegang tangan Risa.

"Gue bakal pindah sekolah," kata Risa yang membuat sahabatnya itu senang.
"Serius lo?!" tanya Luna.
"Iya, tapi setelah gue balas semua perbuatan mereka yang pernah nyakitin gue," balas Risa.
"Kita bakal bantuin agar lo bisa secepatnya keluar dari sekolah neraka itu," kata Luna yang diangguki oleh Zeta dan Eve.

"Btw gue ngerasa ada yang beda dari lo," celetuk Zeta.
"Beda gimana?" tanya Risa heran padahal sebenarnya dia kaget dengan pernyataan Zeta sehingga membuat jantungnya berdebar kencang dan berkeringat dingin.
"Mungkin cuma perasaan gue aja," jawab Zeta yang sebenarnya ingin mengatakan sesuatu yang berbeda dari perkataan nya itu.

"Laper gue weh, beli makanan yuk," ajak Luna sambil mengelus perutnya.
"Lo berdua aja sama Zeta, gue sama Risa nunggu disini," kata Eve sambil menarik sebuah kursi mendekat ke arah ranjang Risa.
"Yaudah kita keluar dulu," balas Luna lalu menggandeng tangan Zeta keluar kamar inap Risa.

"Gue bersyukur banget lo udah gak marah sama gue Ris," kata Eve ketika hanya tinggal dia berdua di ruangan itu bersama Risa.
"Emang gue pernah marah ke lo?" tanya Risa heran.
"Mungkin lo lupa, yaudah lah gue juga gak mau ngungkit kejadian itu," balas Eve membuat Risa kepo sekaligus kesal.

Untuk saat ini Risa harus mengetahui segala sesuatu sebelum dia terdampar di novel ini.

"Lo gak usah buat gue kepo, ceritain atau gak gue marah lagi sama lo," ancam Risa.

"Janji lo gak bakal marah lagi sama gue ya?" tanya Eve.
"Iya gue janji, yaudah buruan ceritain," desak Risa.
"Jadi beberapa minggu sebelum lo masuk rumah sakit perilaku lo tiba-tiba berubah drastis, lo berubah jadi pendiem terus lo sering bengong dan nangis, lo juga mulai ngejuhin kita bertiga. Gue yang ngeliat lo kayak begitu langsung nyamperin lo dan maksa lo buat ceritain masalah yang bikin lo kayak begitu, lo marah terus maki-maki gue, gue masih inget lo bilang gini ke gue 'bangsat kenapa cuma gue doang yang mati?! seharusnya lo juga mati sialan, kalian bertiga seharusnya punya ending yang sama kayak gue! kenapa cuma gue yang punya ending mengerikan?! kenapa kalian bertiga gak ikut mati bareng gue di ending?!' saat itu gue takut sama perilaku lo apalagi pas lo natap gue tajam sambil bilang 'bangsat lo gak pernah ngerasain apa yang gue rasain, lo nasihatin gue seakan-akan lo tau rasa sakit yang gue alamin sialan. Lo punya pacar yang sayang sama lo dan lo punya akhir bahagia tanpa harus ngerubah alur, sedangkan gue?! mau sekuat apapun gue ngerubah alur cerita gue, ternyata hal itu gak bakal ngerubah apapun, gue tetep bakal mati?! kenapa gue harus jadi antagonis di novel ini anjing?!' gue sempat ngira lo gila pas itu" jelas Eve.

Risa yang sedari tadi mendengarkan cerita Eve terkejut menerima fakta besar itu.

"Dan gak lama setelah kejadian itu lo tambah menjauh dari kita dan tiba-tiba gue denger lo masuk rumah sakit gara gara jatuh dari tangga sekolah," lanjut Eve.

Setelah mendengar cerita dari Eve, Risa yakin sekali kalau Risa asli sudah mengetahui jati dirinya yang hidup sebagai antagonis di dalam sebuah novel fiksi remaja. Tapi pertanyaannya saat ini dari mana dan bagaimana bisa Risa asli mengetahui semua itu?

When The Antagonist Wants To Live In PeaceOn viuen les histories. Descobreix ara