Lima belas

368 18 1
                                    

"Rapi banget ruangan anak jurnalistik," puji Risa ketika mereka berdua memasuki ruangan milik anak jurnalistik.
"Iyadong, gue gitu loh ketuanya," balas Anneliese sombong.

"Iyain aja dah," balas Risa lalu duduk di salah satu bangku yang ada disitu.
"Nih tinggal pilih aja mau ikut olimpiade yang mana," kata Anneliese sambil meletakkan setumpuk brosur di depan meja Risa.

Melihat semua brosur itu tentu saja Risa sangat senang, sudah lama dia menahan hasratnya untuk berlomba mengadu kepintaran di ajang-ajang seperti itu. Dia melihat satu-satu semua brosur itu dan memilih 1 brosur yang menurut nya menarik yaitu IPHo.

"Udah satu doang dulu gue milihnya," kata Risa.
"Lu beneran milih yang itu?" tanya Anneliese heran.
"Iya," balas Risa.

"Itu Olimpiade Internasional," kata Anneliese membuat Risa memasang ekspresi bingung.
"Terus?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alis.

"Pesaingnya dari berbagai belahan dunia anjir, yakin lu bisa menang lawan mereka?" tanya Anneliese.
"Yakin," balas Risa.

"Yaudah lah terserah lu, bilang ke Miss Catherine kalo lo mau ikut tuh olimpiade soalnya katanya tahun ini peserta yang mau diikutkan dipilih melalui seleksi nasional gak kayak tahun kemaren yang dipilih langsung sama pembina dan pelatih TOFI sendiri," jelas Anneliese.

"Yaudah ayok anterin gue ke Miss Catherine," kata Risa.
"Ayo," balas Anneliese lalu kemudian keduanya berjalan menuju ruangan Miss Catherine.

"Permisi Miss," kata Anneliese sambil membuka pintu ruangan Miss Catherine.
"Iya kenapa?" tanya Miss Catherine sambil menatap Anneliese dan Risa.

"Saya mau mengajukan diri untuk mengikuti olimpiade IPHo Miss," jawab Risa.

"Kamu murid baru itu ya?" tanya Miss Catherine karena asing dengan wajah Risa.
"Iya Miss," jawab Risa.

Miss Catherine menatap Risa dari atas sampai bawah, dia memandang tidak yakin dengan kemampuan Risa apalagi dia mendengar kalau Risa adalah anak yang bodoh selama sekolah di Marvelin High School.

"Coba kamu kerjakan soal ini dalam 2 menit," kata Miss Catherine sambil memberikan Risa selembar kertas soal yang berisi 2 soal yang terbilang cukup sulit.

Risa menatap soal-soal itu agak lama membuat Miss Catherine langsung memutar bola matanya.

"Kalau kamu gak sanggup jangan dipaksain," kata Miss Catherine.

"Saya bisa kok Miss,"balas Risa lalu mengambil bolpoint nya yang sempat ia bawa di saku bajunya dan mulai mengerjakan 2 soal itu dengan serius.

"Sudah Miss," kata Risa sambil menyerahkan kembali kertas itu ke Miss Catherine.

Miss Catherine lagi-lagi menatap Risa tidak yakin apalagi gadis itu hanya mengerjakan 2 soal itu hanya dalam 1 menit saja. Namun ketika memeriksa jawaban dari gadis itu mau tidak mau guru muda itu terkejut melihatnya, semua soal yang Risa kerjakan benar semua. Miss Catherine menatap ke arah Risa, dia melihat setitik cahaya harapan dari dalam diri gadis itu, dia percaya jika Risa mungkin akan membawa piala olimpiade akademik untuk sekolah ini.

Sejak dulu Miss Catherine ingin sekali mengalahkan Marvelin High School dalam bidang olimpiade akademik, namun sekolah ini lebih unggul dalam olimpiade non-akademik daripada olimpiade akademik dari Marvelin High School. Maka dari itu dengan adanya Risa yang merupakan mantan siswi dari Marvelin High School yang dulu nya 'katanya' merupakan anak yang bodoh dan ternyata adalah seorang hidden gem. Dia berharap itu akan membuat Avarix High School bisa lebih unggul daripada Marvelin, mungkin hal itu juga akan membuat kepala sekolah Marvelin yang merupakan musuhnya merasa menyesal karena sudah menyia-nyiakan siswa berbakat ini.

"Anneliese tarik poster untuk olimpiade IPHo ini, karena saya sudah menemukan kandidat yang sangat cocok untuk mewakili sekolah kita dalam pemilihan nasional ini," kata Miss Catherine.

"Mulai besok sepulang sekolah kita akan mengadakan bimbingan, Miss menaruh harapan besar untuk kamu dalam olimpiade kali ini," kata Miss Catherine.

"Terima kasih Miss," balas Risa.
"Iya," balas Miss Catherine.

"Pamit dulu Miss, Terima kasih," kata Anneliese lalu mereka berdua pun berjalan keluar dari ruangan Miss Catherine.

Sesampainya di luar, Anneliese langsung memukul lengan Risa gemas.

"Gila lu, lu tau seberapa banyak murid yang mengajukan diri namun ditolak karena tidak memenuhi kriteria Miss Catherine buat jadi perwakilan sekolah kita? Banyak banget anjir. Dan lu yang baru masuk hari ini langsung keterima?! Parah sih. Sinting," kata Anneliese.

"Karena gue lebih pinter dari mereka," balas Risa.

"Bukannya lu bodoh ya? Maaf nih, soalnya sedenger gue gitu pas lu masih sekolah di Marvelin," kata Anneliese membuat Risa ingin menampar mulut gadis itu yang blak-blakan.

"Itu karena gue gak mau kepintaran gue dimanfaatin sama sekolah gak bermutu itu, dan juga waktu itu gue terlalu bodoh buat nyia-nyiain waktu gue demi tiga orang laki-laki brengsek yang gak tau malu," balas Risa.

"Gue balik ke kelas duluan ya, nanti gue di cap cewek nakal lagi gara-gara bolos pelajaran di hari pertama sekolah," kata Risa.

"Yaudah gue anterin, biar lu bisa ada alasan telat masuk kelas," kata Anneliese.
"Yaudah ayo," kata Risa.

Mereka berdua kemudian berjalan menuju kelas Risa. Sesampainya disana Anneliese dan Risa masuk ke dalam namun Anneliese menghampiri guru pengajar yang kebetulan merupakan wali kelas Risa dan memberitahu alasan Risa telat masuk kelas. Setelah itu dia pamit keluar dan guru pengajar itu menatap Risa sebentar lalu kembali melanjutkan pelajarannya yang sempat tertunda.

When The Antagonist Wants To Live In PeaceWhere stories live. Discover now