15

9.5K 710 12
                                    

Hai hai! Selamat sore :)

Menurut kalian cerita ini gimana sih? membosankan kahh? Kurang greget kah? Atau kalian kurang suka dengan karakter, sifat, or kebiasaan tokohnya? 

Terima kasih udah ngikutin cerita ini sampai part 15, sayang kalian banyak banyak :)





Kelana melepaskan belitan tangan Leon pada perutnya, pria itu mengerang saat ia berhasil bangkit dari tempat tidur di apartemennya. Kelana berjalan menuju kamar mandi untuk buang air kecil.

Setelah selesai mencuci wajah dan sikat gigi, wanita itu berdiri di depan cermin kamar mandi. Menghembuskan napas panjang,

Dan terjadi lagi...

Semalam Leon mengabari sedang berada di dekat apartemennya, pria itu minta untuk ditemani makan malam. Awalnya Kelana menolak karena malas keluar apartemen, tapi Leon memberikan usul dirinyalah yang akan membeli makan. Namun ia meminta untuk makan bersama, akhirnya Kelana pun menyetujuinya.

Mereka makan malam bersama di apartemen Kelana, ditemani oleh sebotol wine yang wanita itu miliki dan ditambah dengan beberapa kaleng beer. Karena terlalu mabuk, Kelana tidak ingat bagaimana keduanya bisa tidur satu ranjang.

Seingatnya mereka semalam tidak melakukan hal hal mesum. Tapi ia bingung ketika kembali terbangun dalam pelukan Leon. Kelana mengacak rambutnya frustasi, lalu menarik napas panjang.

"Pokoknya engga bakal nyentuh alkohol lagi!" Kelana memperingati dirinya sendiri sembari menunjuk cermin.

Setelah lumayan tenang, wanita itu berjalan kembali ke kamarnya. Di ranjangnya nampak Leon yang tengkurap, wajahnya menyamping. Pria itu langsung membuka kelopak matanya saat mendengarsuara langkah.

"Jam berapa?" Kelana mengumpat dalam hati saat mendengar suara serak Leon setelah bangun tidur.

"Enam." Kelana menjaga matanya agar tidak melotot memandangi badan Leon yang topless, ia tidak ingat kapan pria itu melepaskan kemejanya semalam.

"Gue ada pemotretan pagi, lo hari ini mau kemana?"

Kelana mengingat ingat apakah ada acara hari ini, "di apartemen aja paling. Hmm ngegym paling, kalo engga males ngecheck kos kos an. Kenapa emang?"

"Ikut gue aja kalo gitu."

"Hahh ngapain ikut?"

"Gue pemotretan bentar kok, cuma di hotel. Habis kelar nanti kita jalan."

"Pemotretan apaan di hotel?" otak Kelana sudah berkelana kemana mana.

Leon tersenyum miring, "menurut lo pemotrean apa?"

"Ya mana gue tau! Kan lo yang mau pemotretan."

Kelana melengos, memilih berjalan ke dapurnya. Wanita itu butuh sarapan dan asupan kafein. Leon tertawa kecil, lalu ke kamar mandi sebelum menyusul Kelana ke dapur.

Leon berkaca di cermin kamar mandi, pria itu tersenyum seperti orang gila. Untuk pertama kalinya, Kelana tidak menghilang setelah mereka menghabiskan malam bersama.

Meskipun semalam mereka tidak bercinta, tapi Leon senang menghabiskan malam bersama Kelana. Memeluk wanita itu hingga pagi menjelang.


o0o


Semburat jingga menghiasi langit kota Yogyakarta, Kelana menghembuskan napas kasar. Sedangkan Leon menyetir dengan tenang di sampingnya. Setelah menyelesaikan pemotretan pria itu langsung ke apartemennya.

KELANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang