GARIS 48

1K 134 33
                                    

SHALOM PARA PEMBACA SETIA
WHITE LOVE 🤍

Aku, Nathasya, mau minta maaf sebesar - besarnya karena baru bisa update hari ini. Kalau dihitung udah 2 minggu lebih aku tinggal dan pastinya kalian lupa ini cerita yang bagian mana :(

Aku mohon untuk baca Garis 47 dulu untuk mengingatkan kalian ceritanya udah sampai mana 🙏

Aku udah jelasin sedikit alasannya di instagram aku ya 🤍
@nathasyamrsv

Jangan lupa KOMEN DAN
BINTANGNYA YA 🌟🌟🌟🌟🌟

SELAMAT MEMBACA! ❤

∘₊✧──────✧₊∘

╰┈➤ ❝ [ GADIS KECIL ] ❞

∘₊✧──────✧₊∘

Asa menghembuskan napasnya gusar. Kedua bola matanya menatap sebuah manik berwarna coklat terang yang tengah menyorotkan sebuah harapan.

Ini sebuah pilihan yang sulit.

Terlebih Asa yang sudah merasakan bongkahan luka itu menggumpal dalam hatinya. Hanya karena perilaku gila dari pria yang menjelma sebagai figur papa.

"Asa..?" lirih Ayyara lagi dengan meremas ujung dress yang dikenakannya.

Asa mendesah pelan. "Kalau menurut gue keterlaluan. Gue langgar janji gue."

"Sekarang. Ceritain semuanya." imbuh Asa penuh penekanan sekaligus merubah tatapannya serius.

Begitu pula dengan Juju yang langsung menempelkan punggungnya pada sofa empuk milik orang tuanya itu. Kedua tangannya sudah menyatu di depan dada dan rongga telinganya sangat siap menyambut kata demi kata dari bibir mungil merah muda milik Ayyara.

Ayyara sendiri sudah gelisah setengah mati di tempat duduknya.

"Mampus." rutuknya dalam hati. "Cerita dari mana..?"

"Ay?" todong Asa yang sudah dibuat mati penasaran.

"Ayo, Ay. Kita berdua udah janji. Sekarang giliran lo." cecer Juju tak kalah penasaran.

Sebuah helaan napas pun terhilir dari hidung kecil milik Ayyara. Kedua sorot coklat terangnya menatap secara bergantian dan bibir mungil itu mulai terbuka...

∘₊✧──────✧₊∘

Bangunan demi bangunan sudah dilewati oleh seorang lelaki berperawakan tinggi dengan kemeja putih serta celana hitam yang melekat pada tubuhnya. Aliran keringat pun sudah cukup membasahi tengkuk leher jantan tersebut hingga membuat sang pemilik menyeka berkali - kali.

Teriknya sinar tata surya itu membuat warna kulit yang semula cerah berubah memerah bak delima. "Anjing! Gerah!" umpatan yang keluar dari bibir agak tebal milik Arshaka Gajendra.

Lelaki satu itu melihat sebuah pohon rindang yang membuatnya berbinar. Tanpa berpikir panjang, Shaka berjalan lebih cepat untuk menuntaskan kegerahan.

Suara deru alat transportasi sudah tidak diindahkannya, karena sudah terasa sangat membosankan. Shaka sudah lelah akan bisingnya kota metropolitan yang diinjaknya sedari lahir ke dunia.

"Huft.. Akhirnya.." lega Shaka seraya menarik - narik kemeja hitam yang bentuknya sudah tidak seperti semula.

Bahkan, Shaka sudah menempelkan punggungnya pada batang besar berwarna coklat tua itu. "Dasar perusahaan sampah! Prestasi gue lebih banyak dari yang lain, otak gue jauh lebih pintar dari yang lain juga. Apa lagi yang harus dipertimbangin lagi sih, anjing?!"

WHITE LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang