GARIS 44

1.4K 194 59
                                    

HAPPY SUNDAY SEMUANYAA!! ❤

GIMANAA KABARNYAA? UDAH PADA SIBUK DUNIA REAL LIFE YAAA 🤩

JAGA KESEHATAN DAN JANGAN LUPA SAAT TEDUH SAMA TUHAN YAA 🤍

AKAN ADA PENGUMUMAN DI BAWAH YA! BACA DULU AJA GAPAPA HIHI

BINTANG DAN KOMENNYA YAAA 🤩
AKU MENUNGGUUUU

TARIK NAPAS, LALU BUANG

UDAH SIAP ?

SELAMAT MEMBACA YA ❤

∘₊✧──────✧₊∘

╰┈➤ ❝ [ Sudah Tiba Waktu-Nya ] ❞

∘₊✧──────✧₊∘

Sinar dari pusat tata surya sudah menyinari daerah pekarangan sebuah tempat yang akan dimasuki oleh dua insan ini. Dua insan yang sudah memakai pakaian rapi dan sopan. Salah satunya tengah mengenakan kaos putih yang dipadukan dengan kemeja biru dan sepatu berwarna putih. Sedangkan, satunya lagi sudah tampil cantik nan sederhana dengan model baju monyet yang berbeda dari model pada umumnya, kaos lengan panjang berwarna putih serta luaran berwarna biru. Hmm.. Terlihat sangat serasi bukan? Itulah mereka. Padahal tidak ada kata janjian sama sekali.

Sebuah bangunan yang cukup menjulang tinggi ini mampu membuat hati Asa berdetak tak karuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah bangunan yang cukup menjulang tinggi ini mampu membuat hati Asa berdetak tak karuan. Seperti ada sesuatu yang membuatnya gelisah. Bahkan, sorot manik coklatnya ini memandang lurus kedepan dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Hembusan nafas yang mulai tak beraturan pun menyerangnya. "Asa? Ayo, masuk?" pinta Ayyara yang sudah sedari tadi berdiam diri untuk menemani lelaki yang berdiri di sampingnya.

Asa menelan saliva dengan susah payah, bahkan jauh lebih susah daripada sebelumnya. Tenggorokannya terasa sangat mencekat. Bibir pink cerahnya mulai berkedut pelan. "Asa? Are you okay ?" tanya Ayyara yang kini mengubah posisi menyamping.

Lagi dan lagi Asa menelan saliva. Satu kedipan memberikan arti bahwa dirinya belum siap. Sangat belum siap. "Asa?" tanya Ayyara untuk kesekian kalinya seraya menyurai rambut ke belakang.

Asa menoleh. "Gue belum siap, Ay."

Deg.

"Gue belum pantes buat masuk gereja." imbuh Asa dengan nada lesu.

Ayyara tampak menghela napas panjang dan melengkungkan kedua sudut bibirnya. "Asa, masuk gereja itu bukan masalah pantes atau nggak pantesnya. Kalau ada statement kayak gitu, aku juga nggak bisa masuk gereja. Aku juga manusia berdosa. Nggak ada yang namanya manusia suci, yang suci dan kudus cuman Tuhan. Yang Tuhan lihat cuman hati yang mau kenal Dia."

WHITE LOVE Where stories live. Discover now