GARIS 33

1.7K 186 85
                                    

MET MALAM GUYS! ❤

APA KABAR?

AKU HARAP SELALU BAIK - BAIK YA ❤

MAKASIH BUAT YANG SELALU SETIA MENUNGGU CERITA INI 🌸

BINTANG DAN KOMEN KALIAN ADALAH SEMANGAT AKU CIHUY 🤩

HAPPY READING!

∘₊✧──────✧₊∘

╰┈➤ ❝ [ INSIDEN KECIL ] ❞

∘₊✧──────✧₊∘

"Apa aku ganti ya? Tapi butuh waktu lama.."

"Tapi dia nggak bakal mau.."

"Terus gimana cara ngomongnya ya?"

Selama perjalanan, pikiran gadis beridentik dengan pita putih polos ini melayang kemana - mana. Semua perlakuan manis yang terjadi akhir - akhir ini mampu memporak - porandakan hatinya. Apalagi, lelaki satu ini mengeluarkan uang untuknya.

Ini semakin sulit.

Entahlah, dirinya sedikit sensitif dengan selembar kertas berwarna - warni itu. Karena walaupun hanya selembar, itu bisa memicu banyak hal. Entah menjadi hal baik atau buruk.

Seperti yang terjadi dalam hidupnya. Semuanya sirna begitu saja. Seakan hilang tanpa jejak sedikit pun. Malah meninggalkan bekas luka yang berusaha ditutupnya sendiri.

Kedua manik coklat tersebut memandang lurus kedepan. Ayyara tengah berpikir keras mengenai bagaimana cara mengembalikan. Pasalnya, sifat lelaki yang tengah membawa motor ini sangatlah keras kepala. Ia bisa menebak, mereka akan beradu mulut hingga menciptakan pertengkaran.

Tidak. Ayyara tidak ingin ada pertengkaran lagi.

Keresahan ini membuat sudut matanya mengkerut serta gigitan kecil pada bibir bawahnya. Entah sudah ke berapa kali. Rasanya sakit, tapi membuatnya candu untuk melakukan.

"AYYARA!"

teriakan ini membuat sang pemilik nama terjingkat dari posisi duduknya. Dengan cepat, pandangannya beralih pada lelaki yang tengah menoleh sedikit ke belakang ini.

"H-hah? Iya, Asa?" tanyanya gelagapan sendiri.

Terdengar helaan nafas yang panjang. "Lo ngelamunin siapa?"

Ayyara menelan salivanya dan menggeleng. "Nggak.. Nggak ngelamunin siapa - siapa kok.."

"Terus kenapa gue panggil nggak nyaut - nyaut?"

Ayyara mengulum dan membasahi bibir dengan ludahnya sendiri. Kedua bola matanya mengedar ke sembarang arah. "Ada masalah?"

"Atau lo risih sama gue?"

Sontak, Ayyara mengangkat pandangan dan menggeleng dengan cepat. "Nggak. Aku sama sekali nggak risih sama kamu. Tapi.."

"Apa?"

"Aku.."

Asa menaikkan satu alisnya, menunggu jawaban.

Ayyara meremas ujung jaket pink yang dipakainya. Atmosfer yang terjadi di bawah sinar matahari yang terik ini malah membuatnya panas dingin. Jantungnya kembali berpacu dengan cepat. Rasa gugup seakan menyelimuti seluruh ruang hatinya.

"Lo malu karena gue bantuin lo kerja?"

"Nggak! Nggak, Asa.."

"Terus apa, Ay? Kalau gue buat salah, lo ngomong aja. Jangan kayak gini."

WHITE LOVE حيث تعيش القصص. اكتشف الآن