GARIS 45

1.4K 161 35
                                    

SELAMAT MALAM SEMUANYA! 🤩

MAAFKAN SEKALI LAGI, TIDAK BISA JANJI UPDATE 2X DALAM SEMINGGU 🙏🙏🙏

MAKA DARI ITU, AKU NGGAK AKAN JANJI. TAPI WHITE LOVE AKAN TETEP LANJUT SAMPAI ENDING. UNTUK INFO UPDATE KAPANNYA SELALU ADA DI
IG : @nathasyamrsv

JADI FOLLOW DULU YA TEMAN - TEMAN ❤
AKU ALWAYS UPDATE DISANA KOK 👌

YAUDAH, JANGAN LUPA BINTANG DAN KOMENNYAAA YAA TEMEN - TEMEN 
🌟🌟🌟

SELAMAT MEMBACAA

∘₊✧──────✧₊∘

╰┈➤ ❝ [ BERBEDA DARI SEBELUMNYA ? ] ❞

∘₊✧──────✧₊∘

"Asa.. Bangun.." lirih seorang perempuan cantik yang identik dengan pita putih polos di mahkotanya ini. Dirinya duduk di kursi lain seraya memandang wajah yang masih terlihat bekas aliran air mata.

15 menit sudah berlalu. Seorang laki - laki yang baru saja mengalami lawatan Tuhan ini masih setia memejamkan mata di atas sofa panjang yang disediakan dalam ruangan tersebut. Yang dimana merupakan ruangan untuk para pelayan Tuhan bersiap - siap dalam melayani.

"Masih belum bangun juga ya?" celetukan pertanyaan yang membuat Ayyara mendongak ke samping.

"Eh? Belum, Pak Pendeta.." jawab Ayyara sekaligus berdiri dan mundur satu langkah.

Seorang pria paruh baya yang rambutnya sudah beruban ini pun mengukir senyumannya. "Nggak papa, Nak.. Duduk aja.."

Ayyara tersenyum lebar hingga kedua pipinya terangkat seraya mengelus lengannya, kikuk. "Hehe.. Nggak papa, Pak Pendeta.."

Tiba - tiba tangan yang berkeriput itu mulai memegang kening dari laki - laki muda yang tadi dipeluknya erat. Setelah beberapa detik berlalu, tangan tersebut mulai kembali ke posisi semula. Kemudian, terdengar helaan napas yang cukup panjang. "Tuhan bener - bener sayang kamu, Nak.."

Ucapan tersebut membuat Ayyara mengerutkan kening. Hingga wajah berkeriput itu yang baru saja menjadi perpanjangan tangan Tuhan ini mengarah kepadanya. "Maaf, kalau boleh tahu.. Kamu siapanya?"

"Saya temannya, Pak Pendeta. Kebetulan kami satu sekolah.." jawab Ayyara sopan.

"Oh.. Teman sekolah.." ulang hamba Tuhan yang dibalas anggukan serta senyuman oleh Ayyara. "Sudah cukup saling kenal berarti ya?"

"Iya, Pak Pendeta.."

"Kalau boleh tahu lagi, dia baru pertama kali ke gereja atau sudah mengikuti ibadah dari sebelum - sebelumnya?" tanya hamba Tuhan satu ini dengan raut wajah yang mulai serius.

"Asa baru pertama kali ke gereja, Pak Pendeta.."

Deg.

Jawaban tersebut membuat senyuman di wajah keriput ini terukir sempurna. "Puji Tuhan... Saya senang sekali mendengarnya. Apalagi Tuhan.. Dia jauh lebih senang, karena anak-Nya kembali." ucapnya sembari melihat ke samping bawah, tempat laki - laki belia yang masih setia memejamkan mata.

"Saya salut sama dia. Di usia yang masih sangat muda, Tuhan sudah menuntunnya untuk masuk dalam rencana yang sangat indah. Sekalipun.. Apa yang dialaminya sangat berat.." terdengarlah hembusan nafas di akhir.

WHITE LOVE Where stories live. Discover now