GARIS 47

1.2K 140 25
                                    

SHALOM ASAY LOVERS ❤

PERTAMA - TAMA, SAYA MAU MINTA MAAF YANG SEBESAR - BESARNYA YA 🙏🙏🙏

SETELAH MEMBACA, JANGAN MARAH YA ? 🙏🙏🙏

MENDING PENCET BINTANG DAN TULIS KOMEN AJA YAA, KARENA NASIB MEREKA DI TANGAN KALIAN ❤

SEMAKIN BANYAK KOMEN, NASIB MEREKA AKAN BAIK ❤

YAUDAHH

LANGSUNG AJA BACAA

SELAMAT MEMBACAAA ❤❤❤

∘₊✧──────✧₊∘

╰┈➤ ❝ [ PRASANGKA BURUK ] ❞

∘₊✧──────✧₊∘

"Gue mau pindah kota. Gue nggak bisa kalau disini terus. Karena gue nggak mau bantu maupun maafin mereka berdua."

Deg.

Kedua bola mata Ayyara membulat dengan sempurna. Sebuah kalimat yang terdendang dalam telinganya ini benar - benar mengejutkan. Bahkan tatapan yang diberikannya sekarang hanyalah tatapan tak percaya.

Sama halnya dengan Juju. Lelaki satu ini hanya bisa menggelengkan kepala. Bisa - bisanya mempunyai pikiran untuk lari dari masalah.

Asa menghela napas. Dirinya tahu bahwa yang dilakukannya salah. "Jangan natap gue kayak gitu." ujarnya sembari mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Terus natap lo dengan ekspresi bahagia?" sinis Juju yang kesal sendiri.

"A-asa kamu bercanda kan?" tanya Ayyara yang kini jantungnya sudah berdegup kencang.

Asa menelan saliva dengan pelan. Kedua manik coklatnya memandang lurus kedepan. "Gue nggak bercanda, Ay." ucapnya kemudian menoleh. "Sorry."

"Kenapa? Kenapa harus pindah, Asa? Nggak bisa pakai cara lain?" tanya Ayyara lagi.

"Jangan ribut disini. Nggak enak. Kita ke parkiran aja." sahut Juju yang langsung memutar tubuh serta berjalan.

Ayyara menarik napas, lalu membuang dengan pelan. Terlihat sorotan kecewa dibalik pupil coklat tersebut. Kini dirinya membalikkan badan dan mulai mengikuti saran Juju.

Lain hal dengan Asa yang masih setia berdiri, menatap sahabat serta gadis kesayangannya mulai menjauh. "Sorry." ucapnya dalam hati.

Kemudian, Asa memalingkan wajah kembali pada batu nisan yang terukir nama cantik tersebut. "Maafin Asa, Ma.." ucapnya lagi sembari mengusap wajahnya kasar.

Hembusan napas kasar pun melantun dalam hawa dingin yang mulai menyeruak ke dalam kulit. Alhasil, Asa langsung memutar badan dan menyusul kepergian dua orang yang sudah sampai terlebih dahulu.

Sepanjang Asa berjalan, tatapannya tak pernah lepas dari netra coklat yang menatapnya sendu. Hal ini membuatnya menelan ludah berkali - kali. Entah mengapa, langkah yang semakin dekat ini membuat bibirnya bungkam. Seakan ada kunci yang menutup rapat - rapat.

Hingga kini sepatu converse putih tersebut sudah sampai di tempat yang tepat. Setelah itu, Asa melipat kedua tangannya untuk menutupi kegelisahan yang ada.

"Sa. Jangan ambil keputusan bodoh. Lo pikir dengan lo pergi jauh ... masalah lo selesai?" ucap Juju yang juga tengah melipat kedua tangannya. Kerutan kedua alis ini menambah kesan serius pada wajahnya.

WHITE LOVE Where stories live. Discover now