🔥17💦 'Mama'

1.5K 164 30
                                    

ada yang tahu jawabannya? sedih, masih banyak yang terkecoh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ada yang tahu jawabannya?
sedih, masih banyak yang terkecoh. tapi gapapa, karena aku sayang kalian, makanya aku update sekarang.

.
.
.
.

●MY BRO●

Tengah malam, ketika seluruh anggota keluarganya terlelap, Rain sadar. Ia mengerjap bingung, matanya bergerak menelusuri setiap jengkal ruangan. Tak kuasa dengan keadaan badannya yang teramat letih,  Rain pun kembali menyerahkan diri pada kelamnya malam. Ia terlelap.

Jam delapan pagi, seorang petugas jaga datang dengan membawa sebuah kotak putih, berisi sekantung darah.

"Dek!"

Alga menggeliat, lalu terbangun oleh usapan lembut di lengannya. Seorang suster tersenyum ramah.

"Ah, Sus. Maaf!"

"Kamu yang semalam mengikuti prosedur donor darah, 'kan?"

Alga mengucek matanya. Sejurus kemudian ia mengangguk. Memang, semalam Alga memaksa kedua orang tuanya mengizinkan dirinya untuk melakukan donor darah karena kondisi Rain yang semakin drop sementara kabar dari rumah sakit belum ada kemajuan.

"Kamu harus istirahat yang cukup, Dek. Jangan sampai sakit. Ayo tiduran di sofa, saya mau ganti kantong darah pasien."

Alga mengerjap agak linglung. Kemudian dia bangkit dan melanjutkan tidurnya di sofa. Suster itu pun menggeleng geli melihat polah Alga yang benar-benar pelor---nempel langsung molor. Wajar, ia butuh istirahat lebih setelah melakukan donor darah dengan jalur memalsukan bulan lahir agar dihitung 17 tahun.

Usai memasang kantong darah, memeriksa infus dan saturasi oksigen, suster itu pun pergi.

Setengah jam kemudian, Rain kembali membuka matanya. Pandangannya jatuh pada kantong infus dan darah yang mengantung berdampingan di tiang. Rain sadar, ia ada di rumah sakit, tapi ia bingung. Kenapa bisa berada di tempat paling menyebalkan ini dengan keadaan yang pastinya sangat merugikan? Seingat Rain, terakhir ia berada di lapangan sekolah dan dihukum bersama Alga.

Mengingat Alga, Rain jadi memaksakan diri untuk bangkit mencari saudara tirinya itu. Sayang, tenaganya tak cukup kuat hingga akhirnya ia hanya mengangkat kepalanya, dan tak sengaja ia melihat adiknya sedang rebahan di sofa.

"Ga," panggil Rain dengan suara serak yang lirih. "Alga."

Ajaib, Alga yang biasanya kebo alias susah dibangunin itu pun terjaga. Mata bulatnya yang masih merah langsung menatap lurus ke brankar Rain.

"Rain! Lo udah sadar?!" ujarnya setengah berteriak.

Cowok 16 tahun itu buru-buru berdiri dan melangkah cepat hingga tersandung karpet tipis di bawahnya. Sedikit saja ia gagal menjaga keseimbangan, bisa dipastikan wajah paripurnanya langsung mencium mesra lantai rumah sakit.

My BRO S1 [✔]Where stories live. Discover now