💦27🔥Rain, Alga dan Ketakutan Mereka

1.7K 184 65
                                    

hai!

.
.
.

apakah masih ada yang nunggu kami?

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

apakah masih ada yang nunggu kami?

.
.
.
.
.
.
.







awas, babnya panjang!






.
.
.
.
.

●MY BRO●

Tiga hari tinggal di rumah ayah kandung Alga, Rain jadi paham dengan rutinitas harian keluarga kecil Mahadri.

Bangun pagi untuk subuhan di mushola terdekat, lanjut memasak di dapur dengan dikomandoi Mahadri sendiri, mengurus ternak kelinci, mandi, sarapan lalu bersiap melakukan kegiatan di luar rumah.

Di antara rentetan aktivitas itu, mengurus ternak kelinci adalah hal yang cukup disenangi Rain, meskipun di awal ia sempat merasa jijik.

"Rutinitas keluarga lo seru juga ya, Ga."

Alga yang sedang memunguti sisa batang kangkung---makanan kelinci--- itu sempat menoleh, lalu melanjutkan aktivitasnya.

"Bokap lo baik, punya banyak waktu buat keluarga. Dan gue lihat-lihat, Om Mahadri nggak pilih kasih, perlakuan dia ke elo dan Zefrin, sama."

Alga menyeret karung berisi sisa makanan kelinci. "Ya, begitulah bokap gue, family man. Dia nggak gampang percaya sama orang lain kalau menyangkut hal-hal yang dia sayangi. Terutama keluarganya sendiri."

Alga menunjuk gerombolan kelinci tak jauh dari tempat mereka berdiri. Rain kontan mengambil beberapa ikat kangkung dan meletakkannya di tengah-tengah gerombolan makhluk berbulu itu.

"Beda banget sama bokap gue, yang lebih mentingin kerjaan dibanding anaknya sendiri. Ck." Rain tertawa sumbang. Ingatannya melesat pada kejadian-kejadian lalu, selepas sang ibu wafat.

Alga melirik Rain, lantas tersenyum miring.

"Itulah yang jadi pertanyaan gue selama beberapa hari ini." Alga berhenti. Ia melepas sarung tangannya lalu berkacak pinggang menyaksikan langit fajar di timur yang makin terang.

"Kenapa Mama meninggalkan laki-laki sebaik papa hanya demi bokap lo?" Alga terkekeh. "Kalau hanya karena Gege, gue nggak bisa terima."

Hati Rain tercubit mendengar kalimat Alga. Namun, ia tidak kuasa melakukan pembelaan saat ayahnya diremehkan oleh Alga. Karena Rain sendiri sependapat dengan adik tirinya.

"Sorry, bukan maksud gue menghina. Cuma kalau dipikir-pikir. Papa sama Om Bram itu beda jauh. Okelah, gue akui dari segi materi dan jabatan, bokap lo unggul, tetapi soal sikap dan perhatian ke keluarga, gue pikir lo bakalan setuju kalau papa gue yang menang, bener nggak?"

My BRO S1 [✔]Where stories live. Discover now