💦39🔥 Duri dalam Daging

1.2K 165 45
                                    


knock! knock!
assalamualaikum, sweety!
***

yang kangen Rain-Alga kasih love-nya sini! 😁

yang kangen Rain-Alga kasih love-nya sini! 😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

terima kasih udah antusias dengan My BRO. Melihat itu, Nona jadi batal tangguhkan up My BRO.

***
happy reading ya.
sekali lagi, ini hanya fiksi!
ambil baiknya, buang buruknya
oke? kê!

vote & coment, jangan lupa!

***

Layaknya perang dingin. Sejak kepulangannya dari rumah Mahadri, Rain tak banyak bicara dengan Alga. Anak itu lebih sering bergaul dengan Levant, bahkan kemarin malam Rain tidak pulang. Alga tidak mengerti ke mana Rain pergi, basecamp Fabcom sudah tak dihuni lagi, mungkin anak itu menginap di rumah Levant.

Dilema. Alga sedang tersiksa oleh perasaan itu. Dia ingin pergi bersama Zefrin dan ayahnya. Namun, jauh di lubuk hatinya paling dalam, Alga berat meninggalkan Rain sendirian. Chyra? Entah kenapa Alga tak terlalu memikirkan mamanya, mungkin karena keberadaan Gege.

Tapi Rain?

Alga tidak buta untuk melihat keseharian perilaku keluarga Brameswara yang kerap kali mengabaikan presensi Rain. Alga sadar betul, Rain tak mendapat keadilan di rumah ini, bahkan dari ayah kandungnya sendiri.

"Apa gue ajak Rain ikut ke Jogja sekalian ya?" celetuk Alga sambil memandangi lemarinya yang setengah kosong---pakaiannya telah dikemas ke dalam koper. "Rain pasti nggak mau, ada aja alasannya." Alga membanting punggungnya di kasur menatap langit-langit kamarnya.

Terlintas di pikirannya, bayangan Rain di pagi kemarin. Kakak tirinya itu mengenakan hoodie abu-abu gelap, tudungnya di pasang menutupi setengah wajahnya bagian atas. Ketika dicegat dengan menarik sebelah tangannya, Rain limbung dan hampir tersungkur kalau Alga tak menahan pundaknya.

Tentu saja, reaksi Rain itu menimbulkan kekhawatiran dari Alga, terlebih dia memergoki bibir kering dan wajah pucat sang kakak yang bersembunyi di balik hoodie-nya.

Namun, ketika ditanya Rain selalu mengatakan 'baik-baik saja'. Alga ingin mendesak, tapi ia merasa tak berhak dan akhirnya membiarkan Rain pergi dijemput oleh Levant, padahal motor anak itu sudah terparkir di garasi rumah.

Jam menunjukkan pukul 12 siang kurang lima belas menit. Lebih 24 jam Rain pergi bersama Levant dan sampai sekarang belum kembali. Alga mengecek ponselnya. Pesan di kolom chatnya dengan Rain masih belum dibaca.

"Apa mungkin Rain ngambek karena gue mau ke Jogja?" Alga mulai berspekulasi. "Tapi, kan, gue ke Jogja cuma sebentar. Liburan doang, masa' dia marah sih?" Alga mencebik, bibirnya mengerucut kesal.

My BRO S1 [✔]Where stories live. Discover now