💦34🔥 Jangan Sakit, Lagi.

1.8K 210 47
                                    

Niatnya hari ini pengen buat kalian seneng. Berhasil nggak ya?

Kasih komen atau 💜 ya biar nona tahu jawabannya.

ini puanjang banget ya.

***

"Saya juga tidak setuju jika perusahaan ini diwariskan kepada putra mendiang Ibu Anggun. Meskipun secara sah dia berhak, tetapi perilaku anak itu terlalu serampangan. Para dewan direksi yang terhormat, apa Anda sekalian pernah membayangkan apa jadinya perusahaan ini jika dikelola oleh anak SMA? Bisa kacau! Bisa saja perusahaan ini dijadikan mainan atau taruhan judi."

"Benar. Saya juga berpikir demikian. Meskipun awalnya saya menolak permohonan Pak Bram, tetapi setelag melihat video yang tersebar itu saya jadi sadar. Pak Bram punya alasan kenapa memilih putra sulungnya, Pak Gema Gevinka."

Dua suara dari empat anggota dewan direksi yang berkumpul di ruang kepemimpinan untuk melakukan rapat perundingan. Dua lainnya masih setia dengan keputusan mendiang Aryabhata, sedangkan Bram tak bersuara.

Laki-laki yang menjabat sebagai direktur sementara itu tampak tak fokus karena memikirkan video kebrutalan putra keduanya yang beredar di kalangan kolega. Sebuah keuntungan yang bisa memperkuat argumennya memilih Gege, tapi dilain sisi sebuah aib yang menunjukkan bahwa Bram tak becus mendidik putranya. Bram malu juga marah dalam waktu bersamaan.

"Ge, kita perlu bicara setelah rapat ini selesai," bisik Bram kepada putra sulungnya dan dibalas anggukan singkat yang menyembunyikan seringai kemenangan.

***

Sementara itu di kediaman Brameswara, Alga telah berganti pakaian. Dia mengenakan kaos lengan pendek dan kolor hitam. Di sebelahnya ada Bi Nari yang bantu mengobati luka-luka anak itu setelah mandi tadi. Rain datang dari dapur membawa semangkuk mie hitam. Aromanya bikin Alga keroncongan.

"Bagi dong, Ren!"

"Buat sendirilah. Manja banget lo!"

"Elah, pelit banget sih. Sesuap aja!"

"Sesuap bagi lo itu setengah isi mangkok gue. Nggak, buat aja sendiri!"

"Ah, nggak asik lo. Kaki gue kan, sakit.  Coba aja gue tadi pulang ke rumah Papa pasti---"

"Nih! Dikit aja!" Rain menyodorkan mangkuk mie-nya. Alga langsung nyengir memamerkan gigi kelincinya.

"Den Rain nggak mandi dulu?" tegur Bi Nari ketika Rain sudah merebahkan diri di sofa ruang keluarga. Rain balas denga gelengan kepala. "Aden, mah. Nanti dimarahin Nyonya lho."

"Tahu tuh Ren, ganti marahin aja, Bi. Mama kan lagi nggak di rumah."

"Cerewet lo. Siniin mie gue!"

"Eh, abis. Hehe!"

"Anjir! Lo makan dikunyah nggak sih, cepet banget." Rain setengah jengkel dan kagum.

"Hehe, laper. Kan gue abis jatoh tadi."

Alga benar-benar tak menyisakan mie itu untuknya. Laknat memang, tapi Rain sayang. Jadi bagaimana? Senyum tipis di wajah Rain sudah menjawab semuanya.

"Den Alga mah doyan banget. Mau Bibi buatin lagi, Den?" Bi Nari menawarkan bantuan kepada Rain. Rain menggeleng.

"Lihat dia makan, perutku jadi kenyang, Bi."

"Heh, mana bisa? Aneh lo!" Alga melempar bantal sofa dan ditangkap sigap oleh Rain.

My BRO S1 [✔]Where stories live. Discover now