016

25K 1.4K 1
                                    

Apem asal katanya adalah afwum yang artinya meminta maaf, yang maksudnya untuk saling memaafkan dan mohon ampunan kepada Tuhan SWT.

Setelah melaksanakan ritual megengan maka biasanya melakukan Punggahan. Punggahan berasal dari kata Unggah artinya naik, yang maksudnya berdoa dan bersukur mulai naik masuk ke bulan suci Ramadhan. Maka Punggahan merupakan ungkapan rasa syukur dan bahagia masyarakat jawa dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi ini dipekenalkan pada saat penyebaran agama Islam di jawa (terutama jawa timur dan tengah bagian selatan) oleh Sunan Kalijaga. Seperti yang kita ketahui beliau berdakwah pada masyarakat jawa pedalaman dengan metode alkuturasi budaya. Kanjeng Sunan mengunakan metode pendekatan psikologi budaya kepada masyarakat jawa pedalaman sehingga menghapus sekat-sekat / pembatas yang dapat menganggu syiar islam.

Usai acara kini Zaura nampak sedang menunggu sang Suami yang sedang berbincang pada salah satu Santri, Entah apa yang dibicarakan.

Sembari menunggu kini Zaura melantunkan sholawat dengan suara merdunya nan lirihnya.

"Mugrom.. qolbi bihubbika mugrom
Ya mustofanal mukarrom
YA Rasulullah-"

"-Mugrom.. qolbi bihubbika mugrom
Ya mustofanal mukarrom
YA Rasulullah-"

"-Jamalak  ma  fits-nain
Masyafit  mitsluh‘ain
Asar fuadi
Wizad Widadi
Badrid-duja Ya zain"

"Masya Allah" Zaura kaget karena dengan tiba-tiba Rafka sudah ada didekatnya.

Zaura mengelus dada, Menenangkan jatungnya yang berdetak tak normal.
"Mas!"

Rafka mengabaikan Zaura yang memekik. "Suara Kamu merdu banget, nanti sholawatin Mas ya?" Ujar Rafka.

"Gamau, Mas kan bisa sendiri" Jawab Zaura sambil berjalan pelan.

Rafka menyusul di belakangnya. "Ya tapi kan, Mas mau nya Kamu yang sholawat!"

"Zaura!" Panggil Rafka karena tidak mendengar jawaban.

"Hmm" Gumam Zaura

"Mau ya?" Rafka menyamakan posisinya dengan Zaura.

"Iyaaa" Jawab Zaura sedikit malas. "Kenapa sih? Kok sifat Mas Rafka jadi gini?" Tanya Zaura.

"Gini gimana Sayang?" Tanya Rafka bingung.

"Manjaa"

"Masa? Perasaan biasa aja" Sangkal Rafka

"Bodo amat"

....

"Jangan mandi!" Suara tegas Rafka menggema didalam kamar.

"Gerah, Mas!"

Rafka menghela nafas pelan, Lalu menghampiri Zaura yang tengah didepan kamar mandi. Siap untuk memasuki kamar mandi.

Rafka segera mencekal pergelangan tangan Istrinya. "Nanti Kamu sakit! Jangan ngeyel. Nanti kalo Sakit, Ngerengek terus" Ujar Rafka.

"Nggak akan sakit, Mas"

"Ck, terserah yaa. Mas gamau tahu kalau nanti Kamu sakit!" Tentu saja ucapan itu hanya bohong, Melihat Istrinya kemarin lemas saja. Rasanya dunia seakan ingin Ia hancurkan.

Rafka kembali ke kasur dan berbaring, mengambil handphone dan memainkan nya. Rafka melirik kearah kamar mandi saat mendengar suara pintu yang tertutup. "Ck, bandel banget!" Gerutunya.

Selang beberapa menit keluarlah Zaura dengan piyama panjang berwarna abu-abu. Zaura melirik Rafka yang masih betah dengan posisinya tadi.

"Mas" Panggil nya

Rafka diam, Pura-pura tidak mendengar. Melirik sebentar dan melanjutkan aktivitas nya, Sebenarnya Ia hanya menggeser-gessr menu saja. Biar kelihatan sibuk!.

Zaura duduk dipinggir kasur, Menggenggam tangan Rafka yang menganggur. "Maaf" Ucapnya. "Maaf nggak nurutin, Mas. Zaura tadi bener-bener pengen mandi" Jelasnya.

Rafka masih diam, Walau sebenarnya sedikit tidak tega. "Mas!" Panggil Zaura sekali lagi, Masih tidak ada jawaban.

Zaura meghela nafas pelan, Ia berbaring disamping Suaminya. Menggenggam tangan Rafka yang kekar, Memeluknya erat."Maaf" Katanya sekali lagi.

Tak mendapatkan jawaban, Zaura memilih memejamkan matanya.

Rafka yang tidak mendengar suara sang Istri segera menengok, Ternyata Istrinya itu tidur.

Mengusap pelan kepala Zaura.

Cup!

Rafka mencium pipi Zaura. "Maaf, Sayang!" Ucapnya setelah itu ikut tidur sembari memeluk tubuh mungil Istrinya.

....

Bersambung....


Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now