012

27.4K 1.5K 1
                                    

"Tadi Mas sama Ustazah Nurul ngomongin acara buat Ramadhan besok!" Terangnya.

"Bener?"

Rafka mengulas senyum. "Iyaa, Tanya aja sama Ustazah Nurul kalo nggak percaya"

"Iya percaya" Ucap Zaura.

"Ohh iya, Katanya Mas Rafka mau cerita pas awal kita ketemu?"

"Masih inget aja!" Ujar Rafka sambil menjawil hidung kecil Zaura.

"Ishh, Ayo cerita sekarang!"

Rafka terkekeh. "Iyaa, Dulu waktu kita ketemu itu di bandara Soekarno-Hatta"

"Masa sih? Kok Zaura nggak inget?" Bingungnya.

"Kamu nggak bakal inget, Pertamanya Mas itu nggak sengaja liat gantungan kunci yang nggak sengaja jatuh pas kamu lari larian!" Jelasnya.

"Terus, sekarang gantung an kunci nya mana?" Tanya Zaura.

"Nggak ada" Jawabnya singkat.

Mata Zaura nampak berkaca kaca.

"Ehh?"

"Itu gantungan kesayangan ku, Kenapa diilangin? Hiks-"

Rafka mendekap Zaura kedalam pelukan nya. "Kenapa nangis sih? Hmm"

"Hiks, Gantungan Zaura" Isaknya.

Cup!

"Mas becanda, Gantungan nya masih ada. Mas simpan dilemari! Jangan nangis" Rafka mengusap air mata yang terjatuh dipipi Zaura yang akhir akhir ini agak tembam.

"Beneran? Mana?!" Tanya Zaura yang masih terisak pelan.

Rafka mengusap pucuk kepala Zaura dengan lembut. "Berhenti dulu nangis nya, nanti tambah pusing!"

Zaura mencoba menghentikan tangisannya. "Udah"

"Bentar, Mas ambilin dulu" Rafka membaringkan Zaura dikasur dengan pelan pelan, melangkah menuju Almari yang terletak tak jauh dari tempat tidur.

"Mas cepetean!!" Zaura berteriak agak kencang saat melihat gantungan kesayangan nya.

Rafka mengusap dadanya pelan. "Astaghfirullah, jangan teriak gitu Sayang!"

Zaura terkekeh, lalu ia bangkit hendak menghampiri Rafka.

"Di situ aja, Kamu masih sakit!" Ujar Rafka saat melihat sang Istri yang mau beranjak dari ranjang.

"Nih" Rafka memberikan gantungan kesayangan Zaura. Dengan cepat Zaura mengambil nya.

"Ihhh, Gantungan nya masih baguss. Padahal udah lebih dari 3 tahunan" Ucap Zaura, ia merasa bahagia karena gantungan kesayangan nya yang sempat hilang kini sudah berada digenggaman nya lagi.

"Mas jaga gantungan itu dengan baik, makannya masih bagus!"

Zaura memeluk tubuh Rafka. "Makasih ya Mas!"

"Buat apa?" Tanya nya.

"Mas udah jagain gantungan kesayangan Zaura" Jawabnya yang masih memeluk Rafka dengan erat.

Rafka membalas pelukan sang Istri. "Udah seharusnya Mas jaga"

Seakan menyadari sesuatu, dengan segera Zaura melepas pelukan nya.

Rafka mengeryit bingung. "Kenapa?"

"Mas Rafka naksir Zaura dari tiga tahun lalu?" Tanya nya terkejut.

Rafka menahan senyum, malu. "Iya" Jawab Rafka singkat.

Tawa Zaura meledak saat itu juga. "Beneran Mas?" Tanya Zaura yang agak tidak percaya.

Rafka hanya mengangguk, membawa tubuh sang Istri mendekat dan memeluknya erat.

"Kenapa nggak dinikahin dari dulu?" Tanya Zaura ngaco.

"Kamu itu dulu masih kecil ,Sayang! Belum cukup umur buat nikah!" Ujar Rafka.

"Ehh-iya juga, tiga tahun lalu Zaura umurnya masih 15 tahun" Celetuk Zaura sambil terkekeh ringan.

"Nah, Maka dari itu Mas nungguin kamu besar dulu!"

Kening Zaura mengernyit. "Zaura dulu juga udah besar" Ucap nya agak ngegas, Mereka masih diposisi berpelukan di tengah tengah ranjang tempat tidur.

"Iya, tapi kalo Mas ajak nikah kamu pasti nggak bakalan mau! Dulu kamu kan masih awal awal masuk pondok" Ujarnya. "Lagian kan nikah, umurnya minim 17 tahun kan?"

"Iya sihh. TAPI, kalau Zaura tau yang mau ngajak nikah itu Mas Rafka, Zaura bakal  Terima"

Rafka tersenyum dibalik punggung kecil milik Zaura. Begitu saja dirinya baper, emang hatinya tipis.

.....

Bersambung......

Halal Bersama(Perfect Husband) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن