(15) HAMPIR SAJA

Comincia dall'inizio
                                    

Ryn tampak memutar bola matanya malas. "Seharusnya itu kamu mengingatkan diri sendiri. Liat tadi, hampir saja Oma curiga karena kamu" Serunya jengah.

Khaleev mendelik tak percaya pada jawaban tersebut. Bisa-bisanya perempuan itu mengatai dirinya. Dimana harga dirinya yang begitu tinggi kalau didepan orang lain.

"Ck. Jangan membantah saja. Tadi saya hanya kaget" Decak Khaleev si keras kepala. Kenapa rasanya seperti terintimidasi?

Ryn mendengus kasar dengan tatapan malas pada sang lawan bicara "Ngeles saja" Dumelnya dengan nada rendah.

"Heh! Kamu ini istri macam apa? Membantah saja kerjaannya" Lelaki itu semakin kesal. Seakan emosinya sedang diuji dengan gadis pintar didepan sana.

Ryn memilih acuh dengan bangkit dan melangkah ke arah pintu penghubung menuju kamar tidur mereka. Kaki jenjangnya yang hanya tertutupi gaun sepangkal paha mengayun ke arah kamar mandi. Lebih baik dirinya persiapan untuk tidur dari pada harus mengurus lelaki dewasa tapi masih bertingkah seperti ABG labil itu.

"Ck. Untung cuma nikah kontrak. Kalau beneran punya istri seumur hidup begitu bisa mati muda saya" Keluh Khaleev mengikuti Ryn menuju kamar mereka. Tangan kirinya menenteng laptop kerja.

Lelaki pemelik perusahaan itu memilih membuka laptop yang tadi dibawanya. Entah setan apa menghinggap didirinya sampai malam ini ingin mengurus kerjaan dikamar saja.

Ceklek

Mengikuti insting, mata yang tadi terfokus pada laptop beralih saat mendengar suara pintu. "Astaga! Kamu ini apa-apaan? Mau buat saya serangan jantung?!" Tangan kekar si empu suara mengelus dada menetralkan degupan jantung didalam sana.

Si sasaran omelan memandang aneh. Ingin menyerngit tapi terhalang dengan masker wajah yang digunakannya. Bukannya menggubris, Ryn memilih berjalan ke arah kasur.

"Hey, saya sedang berbicara dengan kamu!" Geram Khaleev menatap tajam gadis yang sialnya menjadi istri kontraknya tersebut.

Ryn melirik malas Khaleev. "Apa sih?" Tanyanya berusaha sesabar mungkin. Kenapa sih tiba-tiba saja laki-laki itu menyebalkan malam ini?

"Kenapa pakai gituan malam begini?" Jari telunjuk itu menunjuk tepat pada arah wajah istri yang masih menjabat rekor gadis sampai detik ini.

Yang ditanya memilih merotasikan mata. "Lebay banget deh. Memang salah kalau aku maskeran malam-malam? Wajarlah kalau cewek maskeran" Terdengar sekali kalau nada itu kesal.

"Ya.. Ya tidak salah. Tapi ngagetin saya tau engga" Mata itu kembali terpusat pada laptop didepan.
Habis kesabaran lama-lama seperti ini.

"Lebay" Ledek Ryn kembali. Tangannya mengambil ponsel yang tergeletak dinakas. Mulai menari dengan ponsel pintar tersebut.





~#~



"Sudah kamu libur saja hari ini" Ryn memutar bola mata malas. Ini lagi ini lagi. Entah sudah berapa kali mendengar kalimat ini sejak bangun tidur tadi.

"Tapikan aku udah baik-baik aja" Gadis nan menjabat status istri masih menentang. Drama dipagi hari sudah berjalan sejak 15 menit yang lalu.

Lelaki yang sudah rapi dengan setelan kerjanya berbalik. Matanya menatap datar perempuan dengan piyama tidur diujung kasur.

"Bisa engga sekali-kali kamu jadi perempuan penurut?!" Tangan itu bersikedap. Kaki kanan menyilang kaki kiri dengan punggung sedikit disandarkan pada dinding kamar.

"Ck" Decakan kembali terdengar. "Memang aku selalu menurut ya" Tuding Ryn ikut menatap datar lawan bicaranya.

"Bagus. Sekarang jangan membantah lagi. Kalau kamu tetap ngeyel, jangan salahkan saya kalau nanti kamu diusir satpam saat memasuki area kantor" Dengan nada begitu pongah. Lelaki itu tersenyum penuh kemenangan saat melihat respon gadis dikasur sana semakin mendatar.

"Okey fine. Udah sana keluar, nanti telat" Walau dalam keadaan mood tak baik. Tetapi sebagai istri walaupun dalam kontrak, Ryn tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Membawakan tas kerja sang suami misalnya.

Perkaranya sepele, Ryn ingin ke kantor tapi tak dapat izin dari Khaleev. Jelas perempuan pemilik tubuh bak model itu menentang. Tapi si punya kuasa ya tetap Khaleev.

"Loh sayang, kok kamu masih pakai piyama?" Velera menyambut kedatangan Ryn dan sang cucu heran.

Ryn tersenyum tipis "Biarin Ryn istirahat dirumah Oma. Kasian ada saja masalahnya belakangan ini. Kalau terus-terusan kesehatannya menurunkan kasian kesuburannya terganggu terus" Velera tersenyum cerah dipagi harinya. Berbanding terbalik dengan Ryn yang mendelik tak percaya.

"Oma kagum deh. Kamu pengertian banget sih sama istri" Puji wanita tua itu setelah ikut duduk dikursinya.

Sedangkan yang tengah menjadi topik pembicaraan masih memasang senyuman begitu terpaksa. Matanya memandang tajam pada suami kontraknya.

Khaleev yang menjadi sasaran tatapan Ryn tersenyum miring. Senang sekali rasanya bisa membuat gadis itu terus-terusan kesal pagi ini.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

04 Okt 2022
-Dsc- 

Anagata (END) ✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora