27. Pulang

5.8K 597 86
                                    

"Halo pah?"

'Heum?' Laskar, lelaki itu berdehem di seberang sana.

"Pah, H-hari ini Revano p-pulang."

Saat ini, lelaki pemilik nama 'Revano Nilaska' ini tengah terduduk di atas ranjang. Ia sedang melakukan aktivitas telfon menelfon bersama sang ayah. Laskar.

'Lalu?'

"Apa papa bisa ke rumah sakit jemput Revano? R-revano tertahan disini k-karena Revano belum bayar administrasi.

Hari ini seharusnya Revano bisa pulang setelah tiga hari di rawat di rumah sakit. Namun ia tertahan karena Laskar belum juga membayar administrasi. Bahkan lelaki itu, sama sekali tidak datang untuk menjenguk Revano. Tidak hanya Laskar, tetapi juga keluarga. Kecuali Gara, lelaki itu sesekali datang tetapi hanya sebentar.

'Saya sibuk!'

Suara di seberang sana merubah raut wajah Revano.

"Sebentar saja pah, hanya untuk bayar administrasi saja. Nanti, biar Revano pulang sendiri."

'Sekali tidak bisa ya tidak bisa Revano! Seharusnya kamu paham, pekerjaan saya itu banyak! Lagian kenapa harus saya yang repot, yang sakit kamu. Seharusnya kamu yang bertanggung jawab atas diri kamu sendiri.'

Revano menghela nafas pelan, kepalanya tertunduk.

"Kalau Revano bawa uang, Revano tidak akan menelfon papa, pah."

'Saya tidak peduli! Saya tutup!'

Tut.

"Pah?"

Sambungan telfon itu terputus begitu saja secara terpihak. Tentu saja pihak Laskar yang memutuskan. Membuat Revano berulang kali menghela nafas seraya meremat ponselnya pelan.

-----

'Halo?'

kedua bibir Revano merekah, membentuk senyuman setelah suara Nilam terdengar. Hatinya langsung berdesir hangat. Sungguh, ia begitu merindukan wanita yang Telah melahirkannya itu.

"Mah?"

'Ada apa Revano?'

"Mama bisa jemput Revano? Hari ini kan Revano pulang."

Sepuluh detik Revano menunggu jawaban Nilam.

'Kamu hari ini pulang?'

"Iya mah, apa mama bisa jemput Revano?"

'mama---'

'Mamaaa...susu pisang nya mana?'

Kening Revano mengernyit saat suara Andra tidak sengaja terdengar di seberang sana.

'Sebentar sayang, nanti mama ambilkan.' sahut Nilam. Revano hanya terdiam.

'Mama tidak bisa Revano. Andra drop beberapa hari ini, kamu kan tahu sendiri gimana kalau Andra drop. Dia akan bersikap manja. Ini aja dari pagi mama tidak melakukan apa-apa. Hanya menemani Andra di kamarnya. Kamu pulang sendiri saja ya?'

"Tapi ma---"

'Mama tutup ya, kamu hati-hati di jalan.'

Tut.

Sambungan telfonnya terputus. Lagi, Revano hanya menghela nafas. Mengapa begitu sulit meminta bantuan mereka?

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now