12. Benar atau bohong?

6.2K 619 76
                                    

"Apa salah gua minta sedikit perhatian kalian? Kalo emang salah tolong kasih tau gua." Revano,-

***

Revano, lelaki itu terus mendribel bola basketnya, lalu melemparnya tinggi ke arah ring. Desahan kecewa jelas terdengar dari celah bibir Revano. Ya, bola itu tidak masuk.

Saat ini, Revano tengah berada di lapangan belakang sekolah, bermain bola basket sendirian.

Duk!

Duk!

Duk!

Pantulan bola basket dengan tanah lapang begitu terdengar, bersahut-sahutan dengan langkah kaki serta nafas Revano yang memburu. Entah, sudah berapa lama ia berada di sini. Tapi yang jelas, seluruh tubuhnya sudah basah akibat keringat.

Tubuh Revano bersiap untuk melempar kembali bola basket itu ke arah ring. Bola itu melayang.

Hap!

Revano berdecak saat seseorang menangkap bola basketnya.

"Gua cariin ternyata lo disini?"

"Ck, balikin bolanya."

Orang itu menggeleng, ia menghampiri Revano, menelisik Revano dari bawah hingga atas. Kepala orang itu menggeleng-geleng pelan.

"Balikin Gara."

"Enggak, kalo lo mau bola ini, coba rebut dari gua."

Gara berlari, menjauhi Revano, mendribel bola itu.

"Ayok, kalo lo bisa kalahin gua. Gua bakal traktir lo. Tapi kalo lo kalah, malam ini, lo temenin gua jalan-jalan. Gimana?" ucap Gara, sedikit berteriak.

"Gua capek Ga." Revano memutar balik badannya, setelah itu melangkah menuju Pinggir lapangan.

"Ck, payah lo." ucap Gara, lelaki itu masih terus mendribel bola. Lalu tak lama bola itu melayang ke arah ring setelah Gara melemparnya. Berhasil, bola itu berhasil masuk kedalam ring.

Gara menatap Revano yang kini tengah bersandar di batang pohon. Dada anak itu naik turun membuat Gara sedikit mengerutkan keningnya. Tanpa berlama-lama, ia segera menghampiri Revano.

"Ah," Gara mendudukan tubuhnya tepat di samping Revano. Namun lagi, kening Gara mengernyit, Revano sama sekali tidak terganggu dengannya. Gara menoleh, setelah di lihat dari dekat, tak hanya dada itu yang naik turun, tetapi nafas Revano juga tidak karuan.

Plak!

Gara memukul paha Revano pelan. "Heh, nafas pelan-pelan bego."

Revano tidak menggubris, ia masih berusaha menahan sesuatu yang sedari tadi bergejolak tidak enak dari dalam tubuhnya.

"Revano dengerin gua bangsat! Nafas pelan-pelan." ucap Gara sarkas.

"Lo kenapa sih? Yang sakit perasaan Andra ngapa lo yang kaya orang sekarat kaya gini?"

Jujur saja, Gara sedikit di buat panik, ini kali pertama ia melihat Revano seperti kekurangan pasokan oksigen. Dan, Gara baru sadar, wajah Revano terlihat pucat.

"Re? Hey? Lo denger gua kan?"

Dalam pejamnya, kepala Revano mengangguk lemah. Namun setelah itu, Revano mengerang keras, memukuli dadanya kencang, membuat Gara memekik.

"Agrhh,"

"REVANO! SETAN! LO KENAPA HEH? GAK USAH BERCANDA GILA!"

"S-sesak Ga...T-to---longh, gua..." Wajah Revano memerah, keningnya mengerut dalam.

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now