8. Nyebelin

6.1K 553 100
                                    

"Kalau papa lihat-lihat, kamu cocok juga sama gadis itu."

Gara mengernyitkan dahi. Gadis itu? Siapa?

"Maksud papa Ellina?"

Laskar mengangkat bahu acuh. "Papa gak tau namanya, tapi setelah papa lihat kamu ngobrol berdua sama dia. Papa ngerasa kayak, antara kamu dan dia memiliki perasaan suka satu sama lain. Apalagi waktu lihat raut wajah kamu yang begitu sumringah waktu ada dia. Ngaku sama papa, kamu suka kan sama dia?"

"Papa apaan si. Kita tuh cuma teman. Lagian gak mungkin dia suka sama aku. Dia kan udah milik Revano."

"Tapi kalau papa pikir-pikir dia lebih cocok sama kamu."

Gara terdiam, pikirannya melayang jauh kemana-mana. Sampai pikiran negatif pun muncul, namun segera Gara tepis.

"Enggak pah. Aku juga gak mungkin suka sama dia. Aku gak mungkin rebut dia dari Revano."

"Papa bisa kok bantu kamu milikin dia, maksud papa, papa bisa bantu kamu buat Deket sama dia."

Gara terdiam. Pikirannya semakin bercabang.

"Revano?"

"Dia masih kecil Gara. Belum waktunya untuk pacaran. Oh, papa baru ngeh. Apa mungkin selama ini Revano bodoh, karena sibuk mikirin cinta?"

"Pah.."

Laskar terdiam menatap Gara yang kini tengah menggelengkan kepalanya.

"Yakin gak mau papa bantu? Papa berkata jujur, kamu cocok sama dia."

Gara kembali terdiam, wajah Ellina tiba-tiba saja terbayang. Apalagi saat di taman rumah sakit beberapa waktu lalu, saat Ellina mengajaknya untuk makan malam bersama dirumahnya.

"Kalau kamu mau, papa bantu."

"Enggak pa. Gak mungkin aku rebut yang bukan milik aku."

"Tapi kamu cocok sama dia,"

"Papa enggak."

"Papa berkata jujur."

"Gak mungkin aku jatuh cinta sama pacar adek aku sendiri."

"Heum masa, papa gak percaya. Gar, perasaan tuh gak bisa di bohongin. Papa bisa lihat itu dari pancaran mata kamu saat kamu natap dia. Papa juga tau dari gestur tubuh kamu. Begini-begini juga papa sudah berpengalaman."

"Papa apaan sih, udah ah. Aku mau tidur, udah malam. Besok sekolah."

"Papa serius Gara."

"Pa udah.."

Gara beranjak dari duduknya, melangkah menuju ranjang, setelahnya berbaring. Menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

"Kalau kamu butuh bantuan papa, kasih tau papa aja. Papa siap bantu kamu."

Di dalam selimutnya, wajah Gara memerah bak kepiting rebus, bibirnya berkedut, berusaha menahan senyuman.

"Papa akan melakukan apapun untuk kamu sayang. Sekali pun harus merebut dia dari Revano. Papa rasa, bahagianya kamu ada di dia. Revano pasti ngerti tentang ini nak." Batin Laskar, kaki panjangnya melangkah, menghampiri Gara. Setelahnya mengusap kepala Gara lembut lalu menciumnya.

Cup.

Lama Laskar mencium puncak kepala Gara.

"Papa yakin kebahagian kamu ada dia, dan papa akan perjuangkan itu sayang." batin Laskar lagi sebelum ia pergi meninggalkan kamar Gara.

******

Revano melangkah, menghampiri Nilam yang kini tengah tertidur di atas sofa ruang rawat Andra. Waktu menunjukkan pukul 02:00 pagi.

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now