Sesha menutup pintu, melepaskan sepatunya tak lupa dengan tas miliknya yang berisi buku-buku yang baru ia beli tadi.

Ia membersihkan diri, lalu melempar tubuhnya ke atas ranjang.

"Ughhh enak", gumamnya berguling-guling.

Dering ponselnya mengajak gadis itu untuk membuka benda persegi itu. Sebuah panggilan video tertera di dalam sana. Langsung saja Sesha mengangkatnya.

Wajah yang pertama terlihat adalah wajah Xander dengan pakaian santainya.

"Wihhh tumbenan udah di rumah", ujar Sesha. Biasanya Xander akan pulang di malam hari.

"Lagi nggak enak badan. Ini, Channa mau ngomong sama kamu"

Wajah Xander langsung hilang digantikan dengan wajah bulat dari gadis kecil berumur 2 tahun yang kini tersenyum, menunjukan giginya yang kebanyakan hitamnya.

Sesha tersenyum gemas.
"Wahh keponakannya tante"

"Ntyyy, ntyyy Esha hihihi"

Suara girang Channa memanggil Sesha, membuat gadis itu tertawa cantik.

"Wahhh Channa udah makin bagus ngomongnya yaa. Mama Channa mana?", tanya Sesha.

Terlihat kamera berputar sejenak, lalu kini ada wajah lain yang sedang memangku si kecil Channa. Wajah yang begitu mirip dengan bocah imut itu.

"Kapan pulang dek? Ini udah satu tahun setengah nggak balik-balik"

Ujar wanita yang masih muda itu. Zasva, ibu dari Channa sekaligus istri dari Xander.

"Liburan semester ini aku pulang kok. Ngomong-ngomong kabar kalian semua gimana?", ujar Sesha.


"Baik-baik aja kok, bunda juga makin muda aja hahaha", ujar Zasva sambil tertawa pelan.

"Jangan lupa kalo pulang ajak Winnie, nanti langsung kita tarik ke pelaminan. Kasihan Bian ngejomblo terus hahahaha",

Ujar Zasva tertawa lagi.

"Dihh yang udah sah mah beda"

Terdengar suara lain yang menyahut. Sesha terkekeh ia tahu siapa pemilik suara itu. Zasva mengubah mode kameranya ke kamera belakang. Di sofa tamu ada Bian yang sedang main catur dengan Xander.

"Yaudah sana kamu istrahat, pasti kamu baru pulang dari kampus kan?", ujar Zasva.

"Iyaaa"

"Kakak tutup dulu dahhh. Channa, ayo dadah aunty", ujar Zasva.

"Aaaa ntyyy"

"Dadah juga keponakan"

Pip

Sesha langsung meletakan ponselnya ke atas bantal.

Selama tiga tahun ini, ia banyak melewati masa-masa sulit sebagai mahasiswi. Untung saja di lingkungan ini ada spesies Winnie yang kadang menyebalkan.

Masa SMK sudah berlalu dan ia menyimpannya sebagai kenangan. Ia merindukan Sophia huhuhu. Teman pencinta anime itu sudah menikah dengan Ares minggu lalu. Dan ia benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa ikut, karena baru dikabari saat besoknya adalah hari H-nya.

Sedangkan Kevin? Lelaki itu selalu curhat padanya lewat telpon. Tidak ada yang mengangka saat Kevin yang begitu menyukai Sophia dulu, kini bucin sebucin-bucinnya pada Amber. Ia Amber, gadis yang selalu mengejar-ngejar Kevin dulunya.

Destiny Line [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt