35 🔹Call

7.6K 878 9
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
____________________________





"Dewa Osiris adalah dewa agung yang begitu dihormati. Kamu adalah satu-satunya penerus darah Dewa Osiris. Bahkan dalam darahmu mengalir darah Putri Etiopia, anak dari Raja dan Ratu dari kerajaan emphelyn. Itulah sebabnya kamu terpilih menjadi Ratu untuk kerajaan Enterplain. Jika kamu ingin bertanya mengapa kamu berada di tangan orang tua angkatmu, cobalah tanyakan itu pada mereka yang berhak. Sekian pembelajaran hari ini, saya mohon undur diri Putri"

Pria berjenggot itu langsung membungkuk sebelum keluar dari dalam ruang belajar dengan rak berisi buku-buku. Kelas privat baru saja selesai setelah tiga jam berkutat dalam ilmu. Sebenarnya tadi, pria itu mengambil ilmu politik, namun entah kenapa diakhir pembelajaran, pria tua itu sedikit menginggung identas Aludra yang kini masih duduk di kursi belajarnya.


Aludra termenung sendirian di sana. Gadis itu mencerna dengan seksama kembali perkataan Tuan Abs, guru politiknya. Sedikit tidak menyangka ia mendapatkan takdir barusan. Dan mengapa pula harus ia yang terlahir demikian?



"Aludra, apa kamu butuh sesuatu?", tanya seorang pelayan muda yang memunggunya di pintu masuk. Dia Amber, pelayan yang ditugaskan untuk bersama Aludra. Tentang panggilan nama itu, Aludra yang memintanya. Rasanya tidak nyaman jika dipanggil oleh sebutan lain.


"Tidak Amber, aku rasa cuman butuh sedikit udara segar. Apa boleh?", tanya Aludra.


"Tentu! Ayo", ujar gembira Amber.

Aludra dan Amber berjalan dengan Amber yang berjalan sedikit ke belakang. Aludra menarik tangan pelayan muda itu agar sejajar dengannya.

"Kenapa di belakang Amber? Aku tidak tahu menahu tentang istana ini", celetuk Aludra dibalas wajah malu Amber.


"Aku tidak enak berjalan bersisihan denganmu Aludra, itu sangat tidak sopan", jawab Amber.

"Sudahlah, kita kan teman", celetuk Aludra. Diam-diam Amber tersenyum sangat lega. Untung saja ia ditempatkan melayani calon Ratu baik hati.

Sebelumnya, ia pernah ditempatkan oleh Pengeran Antares untuk melayani kekasihnya. Dua minggu Amber merasa seperti di neraka. Sedikit risih dengan Thera yang selalu melakukan hal-hal mengesalkan. Apalagi dirinya sering dimarahi saat dirinya tidak mau menurut memanggil kekasih Sang Pengeran dengan sebutan 'Ratu'.




"Amber, kamu sudah lama bekerja di sini?", tanya Aludra.


"Aku bekerja di sini selama 1 tahun lebih saat umurku menginjak 16 tahun. Tapi aku sudah tinggal di sini sejak berumur 3 tahunan. Dulu aku ditemukan oleh Yang Mulia Ratu Felicia saat sedang berkunjung ke desa yang baru saja mengalami kebakaran hebat. Ibu Ratu membawaku ke istana kemudian merawatku dengan baik. Satu tahun lalu, Ratu pernah menawarkanku untuk memulai hidup baru di luar istana dengan aset pribadi yang Ratu berikan, ia ingin diriku bebas memilih jalan hidupku. Tapi aku menolak, aku ingin membalas budi mereka selama bertahun-tahun itu. Aku memilih mengabdikan hidup di istana ini. Asal kamu tahu, aku dan Pengeran adalah teman kecil, tetapi setelah ia semakin dewasa, ia melupakan pertemanan kami. Oh astaga, kenapa aku malahan bercerita", ujar malu Amber sambil menggaruk tengkuknya.


"Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengenalmu juga Amber", cetus santai Aludra.

"Hehehe. Ehh kita sudah sampai, ini adalah taman sebelah barat istana, taman Squtern. Ini taman yang jarang dikunjungi, karena letaknya yang jauh dari kediaman utama. Biasanya taman ini dipakai oleh para prajurit untuk beristirahat setelah selesai berlatih", jelas Amber.


Destiny Line [END]Where stories live. Discover now