50

3.8K 80 10
                                    

"Kamu beneran nggak mau ikut aku pulang?" Tanya Syam pada Nadhira.

"Enggak, sampaikan maaf Dhira sama Papa, Mama, yaa. Kondisi Dede sedang tidak stabil, kamu tahu sendiri kan, hari ini kayak gimana?" Nadhira mendengus kesal, mengingat apa yang dilakukan Alexa juga ibunya.

"Oke, kalau gitu aku siap-siap buat pulang dulu." Syam mengusap lembut lengan Nadhira.

Nadhira membantu Syam untuk packing baju yang dibawa Syam, meskipun hanya sehari, Syam banyak membawa keperluannya, dari baju ganti, skin care, dan lainnya. Meskipun umur pernikahannya baru seumur jagung, dan banyak sekali ujian pernikahan yang cukup rumit. Namun, ia berhasil melewati semuanya.

"Sudah, semua masuk?" tanya Nadhira.

"Belum, ada yang masih kurang," jawab Syam.

"Apa?" sahut Nadhira.

"Pemilik hati ini, belum mau pulaang," rengek Syam. Meletakkan kepalanya di pangkuan Nadhira.

Nadhira refleks memundurkan tubuh bagian atasnya, karena kaget. Nadhira masih bergeming dan menjaga jarak dengan Syam. Syam melihat istrinya yang terlihat tidak nyaman, karena aksinya, malah memiringkan tubuhnya ke arah tubuh Nadhira, menenggelamkan wajahnya di perut Nadhira.

"Iih, kamu apa-apaan sih, geli tahu!" protes Nadhira. Menjauhkan wajah Syam dari perutnya.

"Eeuuggh." Syam menarik memeluk tubuh Nadhira. Tak ada pilihan lain selain pasrah. Tangannya bergerak mengikuti nalurinya sebagai istri, ia belai rambut suaminya halus.

"Sayang, kapan aku boleh minta hak aku?" tanya Syam.

"Apa sih? Mulai ngaco deh,"

"Serius, aku ingin punya bayi, emangnya kamu nggak mau ngasih cucu kedua Papa, Mama, Dede," rayu Syam. Yang mendapat helaan napas dari Nadhira.

"Aku belum siap, Mas. Aku–" perkataannya berhenti di udara. Takut melukai hati Syam.

"Maaf, kamu belum bisa menerima aku, ya?" sahut Syam.

"Bukan, bukan gitu mas, cuma ... Ada ketakutan saja, yang buat aku belum siap?"

"Apa?"

"Tolong jangan sekarang, ya," pinta Nadhira.

Dalam lubuk hati Nadhira merasa bersalah menolak ajakan suaminya, tetapi ketakutan akan perpisahan, membuatnya mengharuskan menolak. Percakapan antara ayah mertua juga ibu mertuanya membuatnya seperti ini. Ia tidak bisa membiarkan kesuciannya hilang, kalau hanya akan dipisahkan nantinya. Setidaknya kalau benar ia akan bercerai dengan Syam, ia masih suci, meskipun berstatuskan janda.

Syam tidak mau memaksa Nadhira, untuk melakukan kewajibannya sebagai istri, hanya masalah ranjang. Ia menghargai keputusan Nadhira, karena ia juga sadar, apa yang dilakukannya selama beberapa bulan terakhir ini, mungkin masih belum bisa diterima oleh istrinya.

"It's oke, nggak papa kok, aku nggak mau maksa kamu untuk itu, saat kamu sudah siap, tolong bilang ke aku, ya," ucap Syam. Bangkit dari posisi sebelumnya.

"Terima kasih, Mas,"

"Sama-sama, sayang." Syam mengecup kening Nadhira.

"Bangunin aku jam dua nanti ya, aku mau tidur sebentar," tambah Syam.

"Iyaa,"
**

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 WIB, sebentar lagi acara akan segera dimulai. Syam gelisah, karena Nadhira tidak ikut serta di tasyakuran perusahaan. Sandra sudah pasti mengundang Bela, dan keluarganya.

Tanpa mereka sadari, Alexa menyamar sebagai waiters di acara. Ia bersekongkol dengan Bela untuk membuat Syam dalam kontrolnya. Sedangkan Bela yang sudah menyerah  untuk mengejar cinta Syam. Menyetujui tawaran Alexa, agar perjodohan antara dirinya juga Syam segera berakhir.

NADHIRA CHAIRUNNISAWhere stories live. Discover now