"Gua makan ya bang?"

Zhafran mengangguk. Ia terus menatap Revano yang asik memakan bubur buatannya itu.

"Gimana, suka gak?"

Revano mengangguk. "Lo jago masak ya?"

"Gak jago-jago banget. Karena sebelumnya gua sama sekali gak bisa masak. Tapi, keadaan lah yang memaksa gua untuk bisa melakukan itu. Semenjak kematian orang tua, cuma gua yang bisa Anya harapkan kan?"

Revano menghentikan makannya. Ia menatap Zhafran dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jadi, adek lo yang lo ceritain waktu itu adalah Anya?"

******

Bunyi tuts-tuts piano yang Anya ciptakan begitu terdengar halus di telinga. Gadis itu sedang berada di ruang musik sekolah nya.

Senyum gadis itu melebar saat teringat dengan seseorang. Hatinya berdesir hangat saat senyuman seseorang itu terbayang dengan jelas di ingatannya.

"Kata orang cinta datang tiba-tiba," Anya, gadis itu mulai bernyanyi diiring dengan alunan musik piano yang ia ciptakan sendiri.

"Baru kini ku mengalaminya."

"Semua tentang dia..."

"Buatku terpesona." gadis itu semakin melebarkan senyuman.

"Apakah ini namanya cinta?"

"Ku harap dia. Rasakan yang sama..."

Anya mulai memejamkan mata, bayangan seseorang semakin terlihat jelas. Alunan musik piano itu Anya hentikan. Sungguh, wajah orang itu begitu terbayang, membuat semburat jingga merah menghiasi pipinya.

Anya di buat salting sendiri, ia sampai menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Suara lo bagus, gua suka."

Anya terkejut bukan main saat suara seseorang menginterupsi nya. Gadis itu segera menoleh ke arah sumber suara. Seorang lelaki tengah berdiri di belakangnya.

"Andra?"

Lelaki itu, Andra. Hanya tersenyum seraya mendudukan dirinya di samping Anya.

"Sejak kapan lo disini?" tanya Anya. Membuat Andra tersenyum menanggapi nya.

"Umm, gak lama mungkin. Tapi gua lihat kok waktu lo senyum-senyum sendiri dan wajah lo memerah."

Anya di buat menganga setelah mendengar penuturan Andra. Gadis itu segera membalikan badan, tidak lebih tepatnya membelakangi Andra.

Apa iya, wajah nya memerah? Anya memegangi pipinya. Ah, ia jadi malu.

"Aishh, Anya... malu-maluin." ucap Anya pelan, namun sayangnya Andra mendengar itu. Membuat Andra tertawa kecil.

"Kok lo ketawa sih?"

"Lo lucu." 

Hening.

Keduanya sama-sama terdiam. Anya yang malu karena ketangkap basah sedang senyum-senyum sendiri dan Andra yang tidak tahu harus apa.

GaReNdra (SELESAI)Where stories live. Discover now