19. Rayensyah

503 62 8
                                    

"Sabar, ikhlas dan berdo'a. Baru kemudian nikmati hasilnya di waktu yang sudah di takdirkan/di tetapkan"




Chapter 19 : Alasan takut kucing?

Chapter 19 : Alasan takut kucing?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Assalamu'alaikum"

Suara berat ucapan salam tiba-tiba saja terdengar di telinga kedua kaka beradik itu hingga membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah someone itu.

Nio dan Raqeela langsung bangun dari jongkoknya dan berdiri tepat di depan someone yang tiba-tiba datang itu. Terlihat sangat jelas, seorang remaja cowo yang mengenakan kaos hitam polos dan celana panjang putih berdiri tegap di hadapan mereka dengan memasang wajah melas bercampur ragu as gugup.

"Aca?!"

"Rayensyah?!"

Ucap keduanya bersamaan, kaget melihat adanya Rayensyah di hadapan mereka.

"Wa'alaikumsalam" Balas Nio di saat ingat dengan ucapan Rayensyah yang datang mengucapkan salam.

"Aca ngapain ke sini?" Tanya Raqeela seraya mengambil Moci dan di gendongnya.

Rayensyah tampak diam dengan matanya yang liar menatap ke arah Nio yang seakan-akan meminta waktu berdua untuk ngobrol dengan Raqeela. Nio yang tahu maksud dari Rayensyah sontak mengacungkan jempol di bawah.

"Eee Qeel, kakak masuk dulu ya. Kakak lupa kalau ada tugas yang belum kelar" Alasannya dan langsung mengacir pergi.

"Yaudah sana" Balasnya.

"Qeel..." Panggil cowo bercelana putih panjang itu.

"Iya, kenapa Aca?" Tanya Raqeela seraya mengelus-elus bulu lembut milik Moci.

"G-gue..."

"Aca kenapa?"

"G-gue m-mau..."

"Aca mau apa? Mau gendong Moci?" Tanyanya lagi seraya menyerahkan Moci ke arah Rayensyah hingga sontak membuat cowo itu terlonjak ke belakang.

"BUKAN!" Ucapnya sedikit berteriak karena kaget. Raqeela dengan cepat kembali menarik Moci ke dalam gendongannya. "Terus Aca mau apa?"

"G-gue... Mau minta maaf sama Lo" Ucapnya gugup.

Berhasil mengatakan itu, cowo penakut kucing itu memerem melekkan matanya dengan kakinya yang ikut bergetar. Raqeela terkekeh melihat tingkah aneh dari Rayensyah.

Sebelum menjawab ucapan Rayensyah, gadis itu menurunkan Moci dan di masukkan ya ke dalam kandang. Usai meletakkan Moci dalam kandang, gadis itu tersenyum lebar ke arah Rayensyah dan berjalan dua langkah ke depan agar sedikit dekat dengan Rayensyah.

"Kenapa Aca minta maaf?" Tanya gadis itu menatap sendu Rayensyah.

"Kar-rena gue salah sama Lo"

"Qeela gak lagi mimpi kan? Ini beneran nyata kan Aca? Bilang sama Qeela ini nyata CAA!" Tutur Raqeela.

RAYENSYAH (END)Where stories live. Discover now