18. Rayensyah

581 57 4
                                    

"Gagal bukan berarti untuk menyerah, tetapi gagal adalah cara kita untuk terus berjuang hingga akhirnya berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan!"

Gak butuh pembaca gelap ‼️
Hargai karya orang lain ‼️

Thanks yang masih bertahan dalam cerita Fadh 😙
LOVE YOU ALL!!!❤️




Chapter 18 : Ketika penyesalan selalu datang terlambat

Chapter 18 : Ketika penyesalan selalu datang terlambat

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Ma. Menurut Mama, Ray masih kecil atau udah gede?" Tanya cowo pemilik wajah tampan dengan menggunakan pakaian kaos hitam polos dan celana jeans putih.

Kini dirinya tengah berada di ruang keluarga. Duduk manis di atas sofa cokelat susu berukuran besar, dengan di sampingnya seorang wanita baya berumur 38 tahun.

Wanita baya itu melipat keningnya, ia heran dengan anak semata wayangnya itu yang tiba-tiba menanyakan hal itu padanya. Memang anaknya itu tidak tahu perkembangan dirinya sendiri apa?, Pikirnya.

"Kenapa tiba-tiba kamu nanya itu nak?"

"Gak papa, jawab aja mah"

"Emmm menurut mamah tergantung sih. Kamu itu menyusahkan diri kamu sesuai tempat dimana kamu berada"

"Maksud mama?" Cowo itu berkerut kening.

"Iya, kamu kalau di rumah kayak masih anak-anak. Tapi kalau di luar rumah, kayak di sekolah gitu, kamu bisa bersikap dewasa"

Cowo dengan nama belakang Reygantara itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kalau di rumah, Ray sifat anak-anaknya gimana?"

"Ya biasa, kamu manja sama mama dan papa"

"Kamu kenapa sih nak, kok tiba-tiba nanya itu? Ada masalah kamu?" Tanya Nilam semakin bingung dengan sikap anaknya yang tiba-tiba bertanya aneh seperti itu.

"Enggak ada mah. Yaudah Ray ke atas dulu ya mah" Cowo itu bangkit dari duduknya di sofa, berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.

Nilam bergeleng kepala seraya menatap punggung Rayensyah yang semakin lama semakin jauh dari pandangannya.

"Rayen-rayen" Lirih Nilam geleng-geleng kepala.

Sementara itu di kamar Rayensyah, cowo itu tengah duduk anteng di ujung kasur king size nya dengan matanya menatap layar benda pipih yang di pegang tangan kanannya.

Tangan cowo itu dengan sangat lincah mengotak-atik benda pipih itu, jempolnya sibuk menarik layar benda pipih itu, membuka sebuah aplikasi Instagram.

"Jangan menyakiti perasaan orang lain, sementara perasaan mu di jaga oleh dia karena tak mau sakit hanya karena kata-kata"

RAYENSYAH (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें