2. Rayensyah

911 79 0
                                    

Kembali lagi dengan "Rayensyah"

Follow-nya dong...
@fadhnbs_ (Instagram)
@fadhnbs (Tiktok)
@fns.18 (Instagram author)

Bantu share cerita ini ya!♡




Chapter 2 : Murid baru

Chapter 2 : Murid baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu kamar Rayen tiba-tiba saja terdengar, membuat dirinya buyar dari lamunan.

"Masuk" ucapnya.

CEKLEK

"Ray..." Panggil seseorang yang baru saja melangkah masuk kedalam kamar Rayen.

Mendengar namanya di panggil, cowo dengan nama belakang Reygantara itu pun melihat kearah someone tersebut. "Mama?" Ucapnya ketika tahu bahwa yang masuk adalah Nilam, sang Mama.

Nilam tersenyum kearah anak sematang wayangnya dan berjalan menghampiri Rayen, ikut duduk di bibir kasur.

"Ada apa ma?" Tanya Rayensyah.

"Kata tante Sindy tadi kamu ke klinik dia sama cewe? Emang cewe itu siapa, pacar kamu?" Tanya Nilam dan berhasil membuat Rayensyah membelalakkan matanya.

Pacar? Yang benar saja, dirinya saja belum mengetahui seluk beluk kehidupan gadis itu dan bahkan dirinya baru sekali tadi bertemu dengannya, bagaimana bisa gadis itu menjadi pacarnya?

"Sembarangan mama ih! Kenal aja enggak" seru Rayensyah.

"Lah terus siapa? Jarang loh kamu deket sama cewe. Oh atau jangan-jangan gebetan kamu ya?"

"Ish mama apaan sih. Gak ada gebetan, gak ada pacar! Ray aja gak kenal tu cewe" sebal Rayensyah.

Nilam yang mendengar terdiam sejenak dan mengerutkan dahinya. "Kalo gak kenal kenapa kalian bisa berdua?" Tanyanya semakin penasaran.

"Ray tadi hampir aja nabrak dia di jalan jadi, Ray rem mendadak deh untung aja gak ketabrak tu cewe. Terus pas Rayen deketi, eh gak taunya dia megang kucing, terus malah di kasih ke Rayen lagi, ya Rayen takut makannya tu kucing Rayen lempar sampe luka. Eh dianya gak terima, jadi Rayen disuruh tanggung jawab, yaudah Rayen bawa ke klinik Tante Sindy" jelasnya.

Suara kekehan kecil yang berasal dari Nilam berhasil membuat Rayen menekuk wajahnya dengan rasa kesal. Sedangkan Nilam terus tertawa seraya menggelengkan kepalanya, sedikit lelah melihat tingkah anaknya yang sangat takut dengan seekor kucing.

"Ray-ray, sama kucing aja takut! Heran mama"

"Ah udah lah nyesel Ray cerita ke mama" ucapnya bete.

"Yeee ngambek mulu. Gak inget gender?" Kekeh sang Mama membuat Rayen membulatkan matanya seperti bakso. "Mama!" Serunya.

RAYENSYAH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang