"Sampai jumpa lagi Ares", gumam Aludra.

***

Antares dengan gagahnya melewati lorong istana dengan wajah datar. Tidak ada yang berani menatap mata sang calon Firaun itu. Mereka yang berpas-pasan dengannya hanya bisa menunduk hormat.

Dirinya membuka sebuah pintu dengan sangat pelan, lalu kembali menutupnya. Matanya menatap sebuah punggung kecil yang sedang menatap ke luar jendela membelakanginya.

Dengan tanpa suara, ia berjalan mendekat kemudian melingkarkan tangannya di pinggang ramping itu, tak lupa dagunya di bahu yang dibalut pakaian mewah.

"Sedang memikirkan apa Thera?", tanya lembut Antares.

"Tidak ada", sahut perempuan itu tanpa mau berbalik.

"Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu sayang?", tanya lagi Antares. Ya, seorang Antares hanya bisa luluh dengan perempuan itu, Thera namanya.

"Hanya memikirkan nasibku yang akan berpisah dengamu", lirih perempuan itu lalu menunduk dalam.

Antares menautkan alisnya, lalu segara membalikan tubuh perempuan itu hingga menghadapnya. Ia mengangkat dagu itu, membuat maniknya langsung bertatap dengan manik putus asa.

"Apa maksudmu Thera?", tanya bingung Antares.

"Kamu akan menikah tapi bukan dengaku, melainkan dengan gadis lain", ujar lirih Thera dengan mata sendunya.

"Shuttt", ujar menenangkan Antares sambil mengelus pipi tirus itu dengan penuh kasih sayang.

"Apa Ratu yang mengatakannya?", tanya pasti Antares.

Thera mengangguk lemah. Antares mengeraskan rahangnya. Dia sudah mengatakan pada wanita itu agar menyumbunyikannya untuk sementara dari kekasihnya. Sebegitu bencikah ibunya pada Thera, hingga membuat hati gadisnya sakit?


"Tenanglah Thera", ujar Antares.

"Bagaimana aku bisa tenang Antares,  kamu akan menjadi milik orang lain dan itu bukan aku", ujar Thera yang berhasil meloloskan sebutir air mata, yang langsung dihapus oleh Antares.

"Kumohon jangan menangis, aku tidak sanggup melihatnya. Aku hanya mencintaimu seorang Thera, bukan gadis itu. Aku akan mencoba menolak ini semua bagaimana pun caranya. Aku hanya menerima kamu sebagai Ratuku, bukan gadis manapun", ujar Antares.


"Tapi kamu tidak akan bisa melawan Firaun Antares", ujar Thera.


"Kamu tenang saja, aku akan mencari cara agar pernikahan kita terlaksanakan, seperti yang kamu impikan itu. Sekarang kamu tidur, aku harus menyambut para prajurit dari berbagai penjuru", ujar lembut Antares sambil mengusap lembut kepala kekasihnya.

"Aku tidak mengantuk, kamu pergi saja", ujar Thera dengan suasana hati yang mulai membaik.

"Baiklah, aku pergi dulu. Sophia!"

Seorang pelayan dari luar, yang ditugaskan langsung oleh Antares untuk menjadi pelalayan kekasihnya, segera masuk.

"Hormat Pangeran", ujar gadis yang masih remaja itu sambil membungkuk hormat.

Destiny Line [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora