#6 Beyond The Rainbow | 6

333 76 0
                                    

"Naekkeoya."

Senyum pada wajah Hae In mengembang dengan jelas ketika dirinya masih mengamati Ji Soo yang masih tertidur dengan pulas, dia sangat menyukai kegiatan ini. Bangun 10 menit lebih awal dan menatap wanita cantiknya, sebelum si cantik bangun 5 menit kemudian. Ji Soo nya selalu cantik dan dia sangat bersyukur untuk setiap waktu yang sudah di habiskan bersama-sama dengan wanita ini.

Keputusannya tidak salah untuk menikahi Kim Ji Soo enam tahun yang lalu, mereka bahagia.

Sangat.

"Kenapa kamu selalu cantik?" bisik Hae In mengagumi Ji Soo yang belum juga bangun dari tidur cantiknya.

"Aah, yeoppo." pujinya lagi sambil mengecup bibir Ji Soo lalu bergerak perlahan, "Chakkaman, nae eodisseo?" carinya sambil meraba saku pada piyamanya.

Matanya melirik kembali Ji Soo, "Yeogi nae." jawabnya bermonolog pagi itu, Hae In segera mencium kembali kening Ji Soo yang masih memejamkan mata.

Melirik jam pada meja nakas di samping ranjang mereka, dengan enggan Hae In beranjak untuk mengecup bibir Ji Soo lagi. Sebelum dirinya pergi untuk membangunkan puteri mereka, mempersiapkan bocah cantik itu untuk pergi bertualang di akhir pekan ini.

"Nae yeoppo."

Sesungguhnya Hae In lebih menyukai menghabiskan waktu libur mereka diatas ranjang, seharian. Namun weekend kali ini Hae In sudah berjanji pada Mo Yeon untuk mengajaknya ke kebun binatang, menemui hewan kesayangan Mo Yeon. Dia sudah berjanji pada anak yang sangat mirip akan dirinya itu, melihat mereka dengan dekat bukan dari buku bacaan atau siaran televisi.

Seekor singa adalah binatang favorite Mo Yeon.

Anak cantik itu selalu membuatnya sport jantung tatkala melihat singa sungguhan, bocah cantik itu bahkan berani mengelus singa yang jinak. Semua hal itu terjadi setelah dia menonton Simba di The Lion King, Hae In mengutuk film animasi tersebut yang menayangkan seekor singa terlihat lebih imut di banding aslinya.

"Tunggu, dimana punyaku?" tanyanya lagi sambil meraba seluruh saku piyamanya.

Diam-diam Ji Soo menahan senyum, lalu dengan riang dia segera bangun dan menjawab pertanyaan suaminya dengan semangat.

"Yeogi chi."

Ji Soo tersenyum lebar dengan menangkup kedua pipinya, membuat Hae In ikut tersenyum malu karena terlihat seperti remaja yang tengah kasmaran.

"Kamu sudah bangun?" tanyanya sedikit malu.

Dengan suara serak khas bangun tidur, Ji Soo merentangkan tangannya dengan lebar. "Come to me, hubby."

"Tapi aku harus bersiap untuk membangunkan Mo Yeon."

Ji Soo merengek dengan manja, "Aniyaaaa~"

Hae In selalu menyukai rengekan Ji Soo, sifat langka yang bisa dihitung dengan jari dalam jangka waktu yang sangat lama.

"Arraseo, bunny."

Kedua tangan Ji Soo segera menarik tubuh Hae In sehingga kembali berbaring dalam ranjang besar mereka. Mendekap erat suami yang dinikahinya enam tahun silam, sebuah keputusan yang tidak pernah dia sesali sedikitpun.

"Haruskah kita melakukan sesuatu hal yang mengasyikan?" bisik Hae In dengan tatapan mesum.

Ji Soo balas berbisik, "Like what?"

Mengulum senyum Hae In berbisik, "Memberi adik pada Mo Yeon?"

Ji Soo terkekeh geli ketika mendengar permintaan Hae In dalam beberapa bulan ini yang selalu dia tidak setujui, baginya Mo Yeon masih membutuhkan perhatiannya secara penuh. Dia sama sekali belum siap untuk membagi cintanya menjadi tiga orang, karena untuk dua orang saja sudah membuatnya kelimpungan.

Short Story Of HaeSooWhere stories live. Discover now