#4 Another Man | 6

488 130 13
                                    

Kedua tangan Ji Soo mendorong pintu kaca dengan segera setelah dia tiba di sebuah kantor polisi, ekspresi wajahnya seketika langsung panik ketika mendapat telepon dari kantor polisi karena salah satu muridnya ditahan disana. Dia tahu bagaimana sikap Choi Woong di sekolah, maka ketika dia di telepon jika muridnya itu melakukan kesalahan dengan mencuri dompet dari seorang pemabuk membuatnya ketar-ketir.

Pasti ada yang salah dari kejadian ini.

"Permisi, saya mencari seorang pelajar bernama Choi Woong."

"Apa anda orang tuanya?" tanya salah satu polisi yang berjaga tengah memperhatikannya.

"Ne?"

Pernyataan yang tentu saja membuat Ji Soo kesal bukan main, dia baru berusia 28 tahun dan masih terlihat muda. Bagaimana bisa polisi ini menyimpulkan dari penampilannya jika dia adalah seorang Ibu dari seorang anak SMA.

Benar-benar sudah bosan hidup.

"Choi Woong berkata jika Ibunya akan datang sebagai penjamin."

Menahan kesal yang bisa Ji Soo lakukan adalah menghela nafas lalu matanya berkeliling mencari keberadaan Woong. Anak itu tengah duduk pada kursi tunggu di salah satu pojok ruangan dengan menekuk kaki dan memeluknya. Dari penampilannya memang tampak menyedihkan, Ji Soo dapat melihatnya dengan jelas.

Choi Woong memang anak dari keluarga yang kaya raya, uang keluarganya tidak memiliki nomor seri seakan tidak pernah habis jika digunakan. Woong selalu dimanja dengan semua fasilitas yang diberikan kedua orang tuanya, tapi anak itu selalu kesepian dan tidak memiliki orang tua yang dapat dihubungi pada saat seperti sekarang ini.

Mendadak rasa marahnya menguap begitu saja ketika mendapati posisi Woong yang seperti saat ini.

"Choi Woong." panggilnya yang dengan reflek orang yang dipanggil segera menoleh dan berdiri.

"Ssaem." panggilnya dengan napas yang cukup lega ketika mendapati wali kelasnya yang sudah datang.

Dengan tenang Ji Soo mendekat dan duduk di samping Woong, bermaksud berbicara dari hati ke hati.

"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan tenang.

Woong menggeleng dengan dramatis, "Aku sudah jelaskan berulang kali pada Pak Polisi jika aku tengah duduk santai di pinggir sungai Han, lalu aku melihat jika ada orang yang tertidur karena mabuk dengan kondisi dompetnya terlihat. Maksudku adalah untuk menutup dompet orang tersebut dengan pakaiannya, namun yang terjadi adalah orang itu bangun dan segera menuduhku pencopet."

Benar dugaannya.

"Lalu kamu berlari?"

"Aku ketakutan ssaem dan berlari hingga memutuskan untuk menaiki taksi dan pulang."

Ji Soo mulai menatap Woong dengan datar, "Tapi mobil yang kamu naiki itu bukan mobil taksi, melainkan mobil polisi. Tuan muda, Choi Woong."

Bibir Woong melipat kedalam dan mengangguk dengan cepat, membuat Ji Soo lagi-lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Gemas dengan tingkah muridnya yang polos ini, seharusnya Woong dan Hae In selalu bersama agar Hae In bisa mengontrol setiap pergerakan Woong yang ceroboh itu.

"Wajar saja dia menuduhmu sebagai pencopet, kamu terlihat berpakaian seperti gembel kali ini." perkataan Ji Soo ketika mendapati Woong hanya memakai celana training yang terlihat lebih lusuh walau pakaian itu memiliki merk terkenal.

"Eiy, ini sedang trend mode ssaem."

"Mode kepalamu."

Setelah mendengar penjelasan Woong, Ji Soo segera menjamin pembebeasan muridnya itu. Dia sepenuhnya percaya pada perkataan Woong, tidak mungkin anak old money sepertinya mencuri sebuah dompet yang isinya hanya cukup untuk membayar minum hingga pemiliknya mabuk.

Short Story Of HaeSooWhere stories live. Discover now