26 🔹Shocked

Mulai dari awal
                                    

"Bolos?", ujar tak percaya Xander. Setahunya adiknya itu bukanlah spesies yang suka melalaikan tugas.

"Jika anda masih ragu. Saya dengan senang hati menelpon Nyonya Aquilla. Sekedar informasi, jika saya sudah mendapatkan kepercayaan dari ibu anda dari jauh-jauh hari", ujar putus Sky yang langsung membuat Xander bungkam.

"Ya sudah. Sesha abang pamit dulu", ujar Xander yang langsung beranjak dari dulunya.

Namun sebelum itu ia sempat mengelus kepala Thera dengan lembut lalu memberikan sebuah kecupan di puncak kepalanya.
"Aku pergi dulu. Jika ada apa-apa langsung hubungin aku", ujar Xander memberi senyum manis.

"Iya, hati-hati di jalan", ujar Thera ikut membalas senyum Xander.

Sesha hanya bisa mengelus dada saat hanya bisa menjadi pengamat tanpa bisa merasakan. Sesendok nasi langsung masuk ke mulutnya oleh ulah Sky. Gadis itu dengan kesal mengunyahnya sambil memberikan tatapan permusuhan pada lelaki tampan itu.

"Kita pulang", ujar Sky. Lelaki itu menarik lembut tangan Sesha melangkah pergi.

"Ehh jangan pegang-pegang, lepasin. Gue bareng Kak Thera", ujar Sesha dengan bahasa yang sidah kembali nonformal.

Namun sayang perkataannya sama sekali tidak dihiraukan oleh lelaki itu. Malahan dirinya semakin ditarik agar berjalan cepat, meninggalkan Thera yang berusaha menyamakan langkah mereka, dengan masih menjaga keanggunannya.

"Sky! Lo ngeselin banget sih", dumel Sesha dengan kesal.

"Nggak apa-apa ngeselin tapi selalu buat kamu kangen", jawab enteng Sky tanpa dosa. Sedangkan Sesha di sampingnya melotot.

"Percaya diri banget sih! Siapa juga yang kangen sama lo huekkk", ujar Sehsa sambil memasang ekspresi jijik.

"Lucyasesha.... Saya tidak tahu kenapa kamu selalu sangat suka memancing saya untuk mencium kamu"

Wajah Sesha memerah. Sialan! Atasannya itu selain menyebalkan, ternyata sangat mesum. Benar-bener memalukan. Lebih malu lagi saat ada Thera sang pacar kakaknya, yang berada di belakang mereka.

"Lo gila?! Gue nggak pernah ada niatan seperti itu ya! Lo aja yang udah bau tanah tapi mesum!", geram Sesha sambil berusaha melepaskan tangannya, namun seribu sayang jika penolakannya tak membawa pengaruh apapun.

"Mulut kamu yang selalu berkilah itu yang selalu memancing saya", balas Sky.

Ting

Pintu kift terbuka. Thera langsung berjalan begitu saja tanpa berbicara apapun. Sedangkan Sesha hanya menatap bingung pada perempuan cantik itu. Padahal dirinya belum mengucapkan kalimat selamat tinggal.

Lift kembali tertutup, lalu bergerak lagi menuju lantai yang dituju.

"Jadi bagaimana?"

"Apanya?", ujar bingung Sesha.

"Jujur saja saya sudah lama terpancing. Tidak ada bayarannya?", tanya Sky dengan sangat-sangat santai. Bagaimana tak punya dosa satupun.

"DASAR ATASAN MESUM! AWAS AJA LO NYURI FIRST KISS GUE, MATI LO", pekik Sesha was-was.

Sky mengangkat sebelah alisnya.
"Bukannya saya sudah mengambilnya waktu pertama kita bertemu?", tanya polos Sky.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang