25 🔹Punishment

Magsimula sa umpisa
                                    

"Emm iya benar", sahut ragu dari mulut Sesha. Sedikit aneh kenapa lelaki itu masih menanyakan hal tersebut.

"Kamu seenaknya libur tanpa persetujuan dari saya, atasan kamu. Itu adalah sebuah pemberontakan yang menentang saya. Bagaimana?", ujar angkuh Sky.

Sesha membolakan mata tak percaya.
"Lohh Pak, kan saya sudah bilang sama Bapak waktu itu", ujar Sesha.

"Apakah saya sudah menyetujuinya?"

Sesha bungkam. Sialan, kenapa atasan menyebalkannya itu tidak bisa mengalah sih? Kenapa pula ia memiliki lidah yang sangat pandai berkilah, membuatnya selalu tak berkutik.

"Tapi pak, namanya libur yaa libur pak, semua orang juga begitu pak. Kenapa bapak selalu mengatur hal-hal yang seharusnya adalah hak saya", bantah Sesha.

"Apa saya peduli? Saya bos di sini. Semua yang bersangkutan dengan perusahaan termaksud pekerjanya diatur oleh saya. Dan tentunya yang melanggar aturan saya mendapatkan ganjaran seperti yang saya bilang barusan", ujar datar Sky.

"Suka-suka Bapak dehh. Yasudah saya nggak libur lagi. Puas pak?", ujar Sesha berusaha memberi senyum yang terkesan terpaksa.

"Tidak semudah itu. Kamu mendapatkan hukuman karena tidak pergi ke perusahaan tanpa persetujuan dari saya. Hukumannya gampang karena saya baik hati. Kamu hanya perlu merawat apartemen saya selama satu bulan", ujar Sky.

"Pak", panggil Sesha dengan bahu naik turun termakan emosi. Sungguh, ia rasa tidak lama lagi kerutan di wajahnya akan segera datang, akibat selalu berhadapan dengan Sky.

"Kenapa? Mau ditambah lagi. Baiklah, hukumannya selama dua bulan", ucap Sky dengan santai.

"Pak!", pekik Sesha dengan mata menyorotnya tajam.

"Tiga bulan".

"Pak arghhh cukup! Kenapa cuman saya yang dihukum. Bapak punya 19 anak PKL lain yang praktek di sini! Bapak harus adil dong!", pekik geram Sesha dengan tangan yang sudah mengepal. Bahkan wajahnya sudah memerah dilanda kejengkelan tingkat tinggi.

"Suka-suka saya. Saya atasannya, kenapa kamu yang ngatur saya. Hukumannya hanya mengurus apartemen saya selama tiga bulan. Jika protes lagi, maka dengan senang hati saya akan tambah menjadi satu tahun", ujar lancar Sky.

"Astaga pak ituu tid-"

"Baik satu tahun", potong Sky. Lelaki itu berjalan keluar dari dalam ruangan kerjanya.

Sesha segera berlari mengejar Sky dengan langkah cepat.
"Tidak! Heii mana mungkin satu tahun", pekik Sesha laku menarik tangan lelaki itu agar berhenti.

Sky berbalik dengan tampang angkuhnya, kelaki itu menatap remeh pada gadis dengan tinggi bahunya.

"Saya sudah peringatkan untuk tidak membantah Nona Nugraha, tapi kamu sangat keras kepala. Jadi terima saja konsekuansinya jika melawan saya", ujar Sky.

"Saya mohon Pak. Oke, saya akan terima hukuman untuk merawat apartemen anda, tetapi cuman tiga bulan. Pak, cuman tiga bulan kan? Jangan satu tahun", ujar memohon Sesha sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

"Tidak. Satu tahun adalah keputusan mutlak. Jika membantah lagi, siap-siap kamu jadi perawat apartemen saya seumur hidup"

Setelah mengatakan hal demikian, Sky langsung pergi melangkah meninggalkan Sesha yang terdiam tak berkutik. Dalam hati ia sudah merutuki kebodohannya yang tadi tidak mengiyakan saja dan malahan membantah. Sekarang ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena trauma jika benar-benar ia akan menjadi babu perawat apartemen atasannya itu, untuk seumur hidupnya.

Destiny Line [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon