57

7 1 0
                                    

Zea berlari dan mengunci kamarnya, menangis di balik pintu sambil memeluk lutut. Dia membekap mulutnya mencoba untuk tidak mengeluarkan suara saat menangis.

Zea tersedu sedu, di sela sela tangisannya Zea merintih kesakitan. Hal yang dilihat tadi benar benar membuat hatinya benar benar sakit.

Tutt-

Zea masih mencoba menghubungi Jaehyun, agar kakaknya itu segera menjemputnya untuk pulang. Namun sial disaat yang seperti ini Jaehyun malah tidak ada untuknya.

Zea mencoba menghubungi Jaehyun lagi. Sambil menunggu jawaban dari Jaehyun, Zea terus menangis.

Dia benar benar tidak menyangka jika Xiaojun akan melakukan hal itu di belakangnya. Tak lama panggilannya tidak di jawab oleh Jaehyun lagi. Terpaksa Zea hanya mengirimi pesan, berharap Jaehyun akan membalasnya.

Zea meraih kopernya merapikan semua barang barang miliknya, dan berniat untuk pulang sekarang.

"Gue gak nyangka kalau Xiaojun bakal Setega itu sama gue."

Zea terus menangis, tiba tiba gedoran pintu terdengar dari luar kamar. Xiaojun berteriak teriak sambil mencoba membuka pintu yang di kunci.

"Zea!! Please gue bisa jelasin semua ini Zee tolong buka pintunya!!!" Teriak Xiaojun dari luar.

Dirasa sudah beres mengemas barang bareng, Zea membuka kunci pintu dan berhendak pergi keluar namun Xiaojun tetap menahannya agar tidak pergi.

"Gue bisa jelasin semua ini Zee, gue bisa jelasin semua ini! Tolong denger gue sebentar Zee!!" Teriak Xiaojun frustasi sambil mencoba memeluk Zea yang memberontak.

Zea memberontak terus menerus sehingga Xiaojun berhenti memeluknya.

"Jelasin apa lagi sih? Yang gue liat itu udah jelas banget dan gue udah gak butuh penjelasan Lo lagi!" Zea tak kalah berteriak.

"Kenapa Lo harus terus tahan gue? Harusnya Lo biarin gue pergi!"

"Gue tahan Lo karena gue gak mau Lo salah paham Zea!"

"Salah paham dari mana nya sih? Jelas jelas Lo itu tadi ciuman sama Arin! Lo Nerima perlakuan dia gitu aja kalau gue gak masuk mungkin Lo bakal terus terusan layanin dia!"

"Gue itu kesini buat bisa luluhin hati Kaili, bukan mau liat Lo sama Arin kayak gitu! Gue kesini berusaha biar Kaili gak jatuh ke tangan Arin, tapi apa balasan Lo buat semua usaha gue?" Zea terengah engah, dirinya kini benar benar emosi.

"Gue bisa sabar tapi sabar gue juga ada batasnya Xiaojun! Yang Lo lakuin itu udah cukup keterlaluan buat gue, oke sekarang gue emang egois. Tapi gue juga egois karena gue udah capek ngalah terus!"

"Lo gak pernah ngertiin gue!"

Perasaan kesal, sedih, kecewa semuanya campur aduk. Zea memang marah, namun tanpa dia sadari dia meneteskan air matanya.

"Kaili juga gak pernah tuh sayang sama gue, jadi buat apa gue pertahanin ini semua. Ini semua gak bikin gue bahagia sama sekali, yang ada gue malah tertekan dan kecewa sama Lo Xiaojun." Zea berteriak frustasi.

"Jadi cuma ini balasan Lo buat semua usaha dan ketulusan gue?"

Xiaojun diam.

"Izinin gue pergi sekarang, gue titip salam buat mama!" Zea melenggang melewati Xiaojun yang berdiri di hadapannya, ia menyeret koper.

"Tapi Zea!"

"Apalagi sih? Gue udah capek yang bertahan sama Lo terus, lebih baik kita putus Xiaojun! Lebih baik kita putus aja, toh di lanjutin juga hubungan kita gak pernah bahagia!"

"Ini ada apa sih? Kok kalian ribut malem malem gini? Suara ribut kalian kedenger sampe luar! Apa kalian gak malu sama tetangga?" Tanya Kun sambil menyusuli mereka berdua yang masih bertengkar hebat.

"Iya, lagian ada masalah kenapa gak di bicarain baik baik sih? Bisa kan gak usah pake emosi?" Sahut Winwin.

"Sorry banget kalau kehadiran Zea disini ganggu kalian banget dan malah bikin kericuhan Zea minta maaf bang, tapi Zea bener bener udah gak tahan lagi kalau harus di paksa Xiaojun."

"Emang Xiaojun bikin kesalahan apa lagi? Kenapa Lo bisa semarah ini sama Xiaojun? Coba Lo cerita sama kita, jangan main marah dan pergi pergi aja Zee."

"Tadi Zea liat Xiaojun ciuman sama Arin, gimana Zea gak marah?"

Kun dan Winwin sama sama menatap kaget satu sama lain.

"Kok bisa?" Tanya mereka bersamaan.

"Udah, Zea udah gak mau denger ini itu lagi. Makasih ya buat selama ini karena kalian udah terima Zea, maaf Zea emang bukan perempuan yang sempurna buat Xiaojun. Zea minta maaf sama hal itu,"

"Enggak Zee Lo adalah perempuan yang baik banget buat Xiaojun, plis Lo harus dengerin penjelasan Xiaojun dulu. Lo gak bisa mutusin semua hal ini sepihak gitu aja." Winwin mencoba menahan Zea, Kun satu paham dengan Winwin.

"Maaf bang, tapi Zea gak mau makin sakit lagi. Zea pamit ya, tolong sampein salam buat mama."

Clekk

"ZEA TERNYATA KAMU BENERAN DISINI!" Semuanya langsung menoleh pada pintu utama dan disana terdapat Hana yang berdiri dengan tatapan tajam.

"Mama—" Zea juga sama sama tercengang seperti yang lain, dia berpikir bagaimana mama bisa tau jika dirinya berada di rumah Xiaojun?

Hana berjalan ke arah Xiaojun dengan tatapan yang sangat tajam.

Plakkk

"Dasar laki laki sialan!"

"Dasar laki laki sialan!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Mama don't like You | XiaojunWhere stories live. Discover now