53

8 1 0
                                    

"Kaili mau pake baju yang ini enggak? Atau mau pake baju yang lain aja?" Arin meraih pakaian dan menunjukkannya ke arah Kaili.

"Eumm kaiyi Ndak mawu pake lok mama," Jelas Kaili sambil memakan camilannya.

Sementara itu Arin menyimpan baju yang sempat dia ambil ke letak semula, dan memilih baju lain untuk Kaili.

"Kaili mau pake celana ya?"

"Iyah mama," Jawab Kaili lagi.

"Kalau ini gimana? Mau enggak?" Tawar Arin lagi sambil menunjukan sebuah kaos lengan pendek dan celana jeans pendek ke arah Kaili.

"Iyah ma, pakai itu ajah!!!" Sahut Kaili antusias sambil turun dari ranjang dan menghampiri Arin yang masih berdiri di depan lemari.

Arin tersenyum, lalu membantu gadis kecil itu untuk mengganti pakaiannya.

"Kaiyi angi Ndak ma?"

Arin mencium leher Kaili, "Emm bau acem, Kaili tadi gak mandi?" Kaili memamerkan giginya yang tersusun rapih.

"Hehe, Kaiyi mayes mandi hehehe—"

"Kamu tuh ya! Padahal tadi udah mama suruh mandi juga," Arin sedikit menggelitik perut Kaili pelan hingga anak itu tertawa kegelian.

Zea yang hendak memanggil Kaili pun jadi mengurungkan niatnya sendiri, ia merasa iri pada Arin karena Arin bisa sedekat itu dengan Kaili.

"Kaili mama mau tanya dong sama Kaili," Ucap Arin sambil menyisir rambut tipis Kaili.

"Tanya apa ma?"

"Kaili lebih sayang sama mama atau sama Tante Zea?" Kaili menampakan ekspresi berpikirnya yang terlihat menggemaskan.

"Kaiyi yebih cayang mama lah!!" Sahut Kaili semangat sambil terus menjilat permen lollipop yang ada di tangannya.

"Kalau mama sama ayah balikan kayak dulu Kaili bakal seneng enggak?" Pertanyaan itu membuat Zea sedikit tertohok.

Zea berpikir, apa maksudnya Arin menanyakan hal itu pada Kaili? Memang sih jika itu adalah pertanyaan yang wajar tapi—Apa Arin sadar akan kehadirannya sampai sampai dia menanyakan hal itu pada Kaili?

"Kaiyi ceneng bangeut Kawo mama bayikan cama ayah, kaiyi cering beldoa cama tuhan bial mama cama ayah belhenti mayahan." Cadel Kaili.

Zea yang mendengar jawaban Kaili langsung melenggang pergi dengan wajah yang agak masam dan sedikit kecewa.

Arin yang menyadari Zea pergi dari ambang pintu pun langsung tersenyum jahat sampai Kaili yang melihat hal itu keheranan sendiri.

"Woh Mama tenapa cenyum cenyum? Mama cenyum cama ciapa?"















"Loh Kaili nya mana?" Tanya Xiaojun yang melihat Zea yang hendak masuk lagi kedalam kamarnya.

"Lo pergi aja sama Arin! Gak usah peduliin gue!" Xiaojun menarik tangan Zea agar perempuan itu tak masuk ke kamarnya.

"Kok malah mau masuk lagi ke kamar sih? Kita kan mau pergi bareng Kaili— Kaili apain Lo lagi sih?"

Zea tak menjawab.

"oke biar gue aja ya yang ajak Kaili."

"Lebih baik gue bantuin mama buat kue, buat apa juga gue berjuang toh akhirnya Kaili bakal pilih Arin!" Zea masuk kedalam kamar dan menutup pintu tersebut.

Xiaojun hanya mematung, lalu ia menyusul Kaili yang berada di kamar tamu.

"Loh Kaili tadi Tante Zea kenapa? Kamu marahin dia?" Kaili dan Arin menoleh bersamaan.

My Mama don't like You | XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang