43

7 2 0
                                    

Percakapan antara dirinya dan Jungwoo tadi masih terngiang ngiang di otak Jaehyun. Jaehyun yang biasanya selalu berisik dan heboh kala bersama Zea, justru sekarang malah sebaliknya.

Mobil terasa sangat hening, bahkan Zea pun sampai merasa keheranan mengapa abangnya tidak berisik seperti biasanya. Zea mencoba mencuri curi pandang ke arah Jaehyun yang fokus menyetir dengan muka serius.

"Semarah itu Lo sama Jungwoo bang? Lo seriusan marah sama dia?" Zea tidak bisa menahan bibirnya yang sudah sangat gatal dan ingin berbicara pada laki laki di sebelahnya itu.

Jaehyun melirik sekilas dengan tatapannya yang masih serius. Namun respon Jaehyun hanya sebatas lirikan, dia tidak menjawab pertanyaan Zea tadi.

"Lain kali kalau ada apa apa bilang sama gue, baik baik Lo dirumah Xiaojun." Jaehyun malah mengalihkan topik.

"Kenapa Lo ngalihin topik gitu bang?"

"Siapa yang ngalihin topik sih?" sambar Jaehyun dengan cepat.

"Gue kan tadi tanya Lo semarah itu sama Jungwoo, kenapa Lo malah ngalihin topik."

Jaehyun memijat pelipisnya pelan.

"Ternyata Jungwoo sama Lo itu beda jauh ya,  gue kira Lo yang lebih peka tapi ternyata disini Jungwoo yang lebih peka sama gue."

"Hah?"

"Kalau gue ngalihin topik itu artinya gue lagi gak mau bahas dia, masa gitu aja gak peka? Lama lama  gue daftarin Lo bimbel tes kepekaan juga anjir."

"Emang ada?"

"Ya gak tau lah, kok tanya gue." Wajah Jaehyun sudah tampil seperti biasanya, tidak seserius tadi.

"Lo kira gue bakal berhasil gak bang?" Zea menatap Jaehyun dengan tatapan resah.

"Kalau misalnya Lo ikutin intruksi yang udah gue kasih, gue yakin Lo bakal berhasil."

"Seyakin itu Lo?"

"Iyalah, selagi Lo bersikap dengan baik di depan mama Xiaojun sama di depan Kaili, mereka pasti restuin Lo."

"Lo juga harus jago luluhin hati Kaili, bukan hati bapaknya doang. Masa iya gitu aja gak bisa?"


Zea mendelik, "Idih, kayak yang berpengalaman aja." Ledek Zea.

"Yaiyalah, nih ya Lo harus cari tau karakter Kaili yang sebenernya itu kayak gimana, dan Lo harus cocokin diri Lo dengan sifat dia itu."

"Kalau gue gak bisa?"

Jaehyun melempar pelan tisu mobil ke arah Zea.

"Insecure Mulu kerjaan Lo anjir, capek gue kasih supportnya." Sebal Jaehyun yang membuat Zea cemberut.

"Lah, gue bukan insecure gue cuma gak yakin sama diri sendiri."

"Sama aja tolol!" Mata Jaehyun mengarah pada ponsel milik Zea yang tiba tiba bergetar.

"Bapaknya Kaili nelpon tuh, angkat cepet." Titahnya.

"Udah sampe mana Zee?" Jaehyun sempat melirik lagi pada Zea sekilas.

"Eh btw ini belok kiri, kanan apa lurus?" Jaehyun menghentikan laju mobilnya, menatap Zea yang kini tengah menjawab telepon dari Xiaojun.

Zea mencoba mengalihkan perhatiannya pada Jaehyun sebentar.

"Kiri gak sih?"

"Si bego malah nanya balik, yang bener dong. Kalau kesasar gue lagi yang di salahin." Protes Jaehyun sambil mendengus.

"Iya bener kir—eh lurus lurus." Sergah Zea labil.

"Yang bener! Jangan labil gitu!"

"Iya bener lurus!! Udah cepetan maju Xiaojun dah nunggu nih," Titahnya terburu buru.

"Iya iya sabar bentar anjir!" Jaehyun melajukan lagi mobilnya.

"Gue udah nyampe di pertigaan, bentar lagi nyampe. Lo tunggu diluar ya biar kita masuknya barengan—"

"Iya, gue tunggu nih."

"Heem,"

"Itu Xiaojun bukan?" Jaehyun menyipitkan matanya.

"Iya deh kayaknya,"

Jaehyun menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Xiaojun.

"Sana turun,"

"Dih, bantuin gue bawa barangnya di bagasi anjir. Jangan dulu pergi!"

"Iya iya, makannya Lo turun dulu! Malah marah marah lagi," Zea hanya nyengir kuda.

"Bang Jungwoo gak ikut anterin Lo Zee?" Jaehyun dan Zea saling bertatapan.

"Kita pergi kesini sembunyi sembunyi dari Jungwoo, jangan sampe hal ini bocor ke dia ya." Jaehyun mengangkat koper dan menyimpan koper tersebut di samping Xiaojun.

"Kenapa?"

"Gue takut bang Jungwoo ngadu sama mama, dan nanti mama malah gak izinin gue." itu Zea yang menjawab.

Xiaojun hanya ber oh tanpa suara.

"Gue titip adek gue sama Lo ya, jaga dan perlakuin dia baik baik."

Xiaojun mengganguk patuh.

"Zea pasti aman kok bang,"

"Jaga image Lo ya anjir, jangan malu maluin gue!" Jaehyun menoyor kening Zea pelan.

"Iya iya, udah sana pergi."

"Anjir bukannya bilang makasih malah ngusir," Omel Jaehyun sambil masuk kedalam mobil.

"Yaudah makasih udah anterin gue," Zea berterima kasih dengan wajah cemberut.

"Gak mau sun pipi dulu?" Zea melotot dan Xiaojun kaget.

"Dajjal emang dia, marahin dia sana." Suruh Zea pada Xiaojun, sementara Jaehyun hanya terkekeh.

"Dih gak bisa di ajak bercanda banget, yaudah gue pergi ya."

Xiaojun tersenyum kecil.

"Hati hati bang," Jaehyun mengacungkan jempolnya.

Saat Jaehyun pergi, Zea jadi tidak ceria seperti tadi. Xiaojun yang menyadari jika Zea sedang tegang pun meraih dan menggenggam tangannya.

"Jangan takut, gue bakal ada di pihak Lo Zee."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Mama don't like You | XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang