35

9 3 0
                                    

Tok.. tok..

Hyunjin mengetuk pintu rumah Nakyung sahabatnya, setelah berdebat dengan mamanya tadi Hyunjin memutuskan untuk pergi dari rumah dan datang ke rumah Nakyung. Karena baginya, Nakyung bisa menjadi pendengarnya yang baik. Hanya dia yang selalu bisa mengerti posisinya sekarang.

Tok...tok...

"Iya sebentar—" Secepatnya Nakyung berlari kecil ke arah Pintu.

Nakyung menyeka air matanya yang membasahi pipinya. Tanpa di ketahui oleh orang orang Nakyung kini tengah menangisi Hyunjin. Iya, Nakyung nampak kecewa saat mendengar kabar dari Yeji jika Hyunjin akan dijodohkan dengan Zea.

Jujur setelah bertahun tahun bersahabat dengan Hyunjin, Nakyung sempat menyimpan sedikit rasa padanya. Meski itu terasa wajar, namun Nakyung tak pernah ingin mengungkapkan hal itu pada Hyunjin secara langsung karena Nakyung takut jika Hyunjin akan merespon perasaannya dengan menjauh darinya secara perlahan.

Nakyung membuka pintu, dan ia agak kaget saat yang datang ke rumahnya adalah Hyunjin, laki laki yang sekarang tengah ia tangisi.

Hyunjin menatap Nakyung dengan matanya yang berkaca kaca, ia langsung memeluk Nakyung saat gadis itu membukakan pintu rumah untuknya.

Sial, Nakyung tak siap dengan semua hal ini. Nakyung ingin menangis saat Hyunjin kini malah memeluknya dengan erat sambil sesekali terisak dalam pelukannya.

Nakyung tak tahu apa arti dari semua hal ini, secara refleks tangannya mengusap punggung Hyunjin lembut. Dengan susah payah Nakyung menahan diri agar tidak menangis kala merasakan pelukan Hyunjin yang semakin erat.

Ternyata Tuhan kini mengabulkan doanya tadi. Saat menangis tadi Nakyung memang sempat meminta jika Hyunjin berada di sebelahnya dan memeluknya, dan sekarang tuhan mengabulkan doanya yang baru saja di ucapkan sekitar setengah jam yang lalu.

"Hyunjin—lo kenapa?" Dengan suara gemetar Nakyung berusaha untuk bertanya pada Hyunjin yang masih memeluknya.

"Diem—"

Hanya kata tersebut yang Hyunjin katakan, Nakyung menuruti perintahnya untuk diam. Nakyung memang terdiam, namun pelukan Hyunjin semakin lama semakin terasa perih. Nakyung tak bisa menahan air matanya lebih lama lagi.

Hyunjin yang mendengar Nakyung terisak pun kini melepas pelukannya.

"Lo kenapa nangis?" Hyunjin menyeka air mata Nakyung, gadis itu agak kaget dengan respon Hyunjin sekarang.

"Gue sedih liat Lo nangis kayak gini," Bohong Nakyung.

"Kita cerita di dalem aja ya? Malu kalau ada orang lain lewat terus liat kita lagi nangis."

Nakyung membawa Hyunjin masuk ke area ruang tamu, mereka berdua duduk di sofa sama sama menatap satu sama lain dengan tatapan sendu.

"Lo abis nangis juga ya? Mata Lo sembab banget, sebelum gue datang kesini Lo juga lagi nangis ya?" Tanya Hyunjin parau.

"Hah? Enggak. Gue baru nangis tadi doang, itu juga gara gara kebawa sedih sama Lo." Elak Nakyung.

Hyunjin hanya diam.

"Lo kenapa? Ada masalah? Kenapa Lo nangis gini hah?"

"Gue berantem sama mama,"

Meski sudah tau dengan masalah Hyunjin sekarang, namun Nakyung bersikap seolah olah baru mengetahui semua hal ini.

"Kenapa bisa?"

"Karena mama selalu ngotot buat deketin gue sama Zea terus." Jelas Hyunjin dengan suara lirih.

"Loh? Zea itu crush Lo waktu dulu kan?" Nakyung berusaha sekuat mungkin untuk tidak terbawa suasana.

"Mungkin sampe sekarang,"

Saat mendengar jawaban Hyunjin, hati kecil Nakyung terasa tertusuk. Jawaban Hyunjin yang menusuk membuat dadanya sesak dan semakin terasa perih.

"Terus kenapa Lo marah sama mama Lo? Bukannya bisa deket sama Zea itu mimpi Lo dari dulu?" Suara Nakyung mulai bergetar, ia tidak bisa mengendalikan perasaannya.

"Tapi laki laki yang selalu di perjuangin sama Zea itu bukan gue—"

Nakyung diam.

Hyunjin tertawa miris, "Gue gak tau kenapa gue bisa semarah ini waktu tadi gue liat Zea lagi jalan bareng sama bang Xiaojun,"

"Lo marah karena Lo suka sama dia, seharusnya Lo gak boleh bohongin diri Lo kayak gini."

"Tapi gue gak mau ngerusak hubungan mereka, gue liat kayaknya anaknya Xiaojun nyaman banget waktu main bareng sama Zea."

"Kalau gue deketin dia, gue gak cuma nyakitin hati Xiaojun tapi gue juga nyakitin hati anaknya dia."

"Lo gak cuma nyakitin hati mereka, tapi Lo juga secara gak sadar lukain hati gue." Nakyung hanya mampu menjerit dalam hatinya.

"Gue gak mau datang sebagai perusak hubungan mereka, tapi mama selalu ngotot."

"Ya kalau udah kayak gini, gue juga bisa apa kalau bukan diem." Sahut Nakyung.

"Selagi mama Lo sama mama Zea ngerestuin hubungan Lo sama dia, kenapa Lo gak jalanin pelan pelan aja?"








"Siapa tau Zea bisa luluh kan sama Lo?" Lanjut Nakyung yang membuat Hyunjin menatap padanya.



"Meskipun gue sebenernya gak menginginkan hal itu terjadi, tapi gue tetep dukung Lo Hyunjin—" jerit Nakyung lagi

"Meskipun gue sebenernya gak menginginkan hal itu terjadi, tapi gue tetep dukung Lo Hyunjin—" jerit Nakyung lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Mama don't like You | XiaojunWhere stories live. Discover now