52

7 1 0
                                    

Saat sadar jika Hyunjin tengah menyusulnya, Nakyung langsung pergi melangkah cepat ke arah pintu utama.

"Kyung, Lo mau kemana sih?" Sergah Hyunjin sambil menahan Nakyung yang hendak pergi. Nakyung berusaha sekeras mungkin untuk tidak kembali menangis saat Hyunjin mencekal tangannya, dan sebisa mungkin ia juga melepas cekalan tangan Hyunjin yang terasa cukup kuat dan membuat tangannya sedikit sakit.

"Lepas Jin—"

Cekalan itu terlepas, saat berpapasan dengan Tiffany gadis itu sedikit membungkuk.

"Makasih Tante buat semuanya, maaf kalau Nakyung gak bisa jadi yang terbaik buat Tante. Nakyung pamit pulang," setelah memberi salam penghormatan pada Tiffany, Nakyung langsung melangkah cepat dan segera pergi dari rumah Hyunjin.

Hyunjin menatap mamanya dengan tatapan yang agak tajam, karena Tiffany tak sedikit merespon ucapan pamit dari Nakyung tadi.

"Hyunjin gak nyangka ya, kenapa mama bisa sejahat itu sama Nakyung." Selepas berbicara, Hyunjin langsung pergi menyusul dan mengejar Nakyung ke luar.

"HYUNJIN KAMU MAU KEMANA HAH!!" Tiffany sempat berteriak, namun anak laki laki itu tak menggubris teriakannya sedikit pun.

Nakyung melepas sepatu high heels berwarna merah maroon yang Hyunjin belikan tadi. Tak peduli jika nanti kakinya akan terluka karena menginjak sesuatu, yang pasti Nakyung sudah tak kuat dengan semuanya. Padahal ini semua hanyalah sandiwara tapi mengapa Nakyung benar benar merasa sakit dan sangat dijatuhkan?

Gadis itu berjalan dengan kaki yang sedikit terseret karena kakinya benar benar lecet akibat sepatu high heels nya.

"Nakyung!!!"

Hyunjin mencoba mengejar Nakyung yang sudah pergi cukup jauh dari area pekarangan rumahnya.

Nakyung sempat menoleh dengan mata sembab yang tertuju pada Hyunjin, namun hal itu tidak membuat Nakyung berhenti melangkah. Mengetahui jika Hyunjin tengah mengejarnya Nakyung semakin memaksakan kedua kakinya untuk berlari dengan cepat walau sekarang kakinya sedang terluka.

"Nakyung tunggu gue!"

Hyunjin berlari sekuat tenaga, Nakyung yang di panggil bukannya mengentikan langkah ia malah berlari terus menerus sambil tak henti terisak.

Srakkk

Kuku jempol kaki Nakyung berdarah saat kakinya tak sengaja tersandung pada batu yang ada di jalanan. Hyunjin semakin mempercepat langkahnya, menghampiri Nakyung yang kini malah terduduk di jalanan sambil merintih karena kakinya yang terus menerus mengeluarkan darah.

"Sini gue bantu," Hyunjin tidak mengulurkan tangannya namun dia langsung memangku Nakyung dengan ala bridal style.

Hyunjin mendudukan Nakyung, lalu melirik kaki Nakyung yang terus mengeluarkan darah.

"Sorry, gara gara gue semuanya jadi kacau gini."

Hyunjin mengeluarkan sapu tangan yang ada di sakunya. Sapu tangan itu dia gunakan untuk menyeka darah yang terus menerus keluar di jempol kaki Nakyung.

"Gak seharusnya Lo minta maaf, yang ada gue yang harus minta maaf karena gue udah bikin Mama Lo kecewa sama Lo." Hyunjin menengadahkan kepalanya pada Nakyung yang duduk di kursi, sedangkan Hyunjin hanya berjongkok di hadapannya.

"Maaf karena gue udah bikin kacau semua rencana Lo itu," Nakyung membuang pandangannya saat Hyunjin terus menatapnya.

"Ini semua bukan salah Lo, Lo udah ngelakuin yang terbaik buat gue." Bela Hyunjin.

"Harusnya Lo gak usah pilih gue, gue udah takutin hal ini dari awal. Gue bukan orang yang pas buat Lo, dan sekarang rencana Lo malah hancur semua dan bahkan gue bikin Lo semakin kecewa." Nakyung menyeka air matanya kasar.

"Stop rendahin diri gitu, ini semua bukan salah Lo. Mamanya aja yang terlalu patuh pengen ini itu, Lo gak ngehancurin semuanya. Makannya gue pilih Lo juga karena gue yakin kalau Lo itu yang terbaik,"

"Tapi sekarang nyatanya apa? Gue gak berhasil Hyunjin."

"Ya tapi ini semua bukan salah Lo, berhenti salahin diri Lo sendiri. Please diri Lo gak seburuk itu,"

Nakyung diam, perempuan itu tak menyahuti ucapan Hyunjin lagi.

"Harusnya gue yang minta maaf sama Lo, karena gue udah bikin kaki Lo terluka gini, dan gue juga minta maaf karena sikap mama gue yang tadi kayak gitu sama Lo."

"Gue pantes kok dapetin semua hal itu, gue emang gak pernah sebanding sama Zea." Jelas Nakyung.

"Intinya disini kita sama sama saling minta maaf aja, gue minta maaf karena gue udah gagal dan Lo minta maaf karena hal tadi."

Hyunjin duduk di sebelah Nakyung lalu memeluknya erat.

"Sekali lagi sorry ya,"

Suara berat itu lagi lagi membuat Nakyung menangis dalam diam.

"Maaf juga gue gak sesempurna itu," Jelas Nakyung agak serak.

"Gue gak perlu perempuan yang sempurna, gue cuma perlu perempuan yang selalu ada buat gue." Jelas Hyunjin dengan nada bicara yang sama sama parau.

"Soal omongan Lo yang di motor tadi gue bisa denger kok. Gue pura pura gak denger ya karena gue masih gak percaya aja,"

Pipi Nakyung seketika memerah, padahal gumaman itu sangat kecil namun kenapa Hyunjin mampu mendengarnya?

Hyunjin melepaskan pelukannya, menyimpan kedua telapak tangannya di bahu Nakyung.

"Dan lo serius kan sama hal itu?"




"Dan lo serius kan sama hal itu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Mama don't like You | XiaojunWhere stories live. Discover now