Chapter 35

70 2 0
                                    

Dengan membawa tas olahraganya, Dara keluar dari kamar yang selama hampir dua minggu ia tempati dan turun ke lantai satu rumah Alex. Di sana, pria itu berdiri di dekat sofa sambil menatap Dara. Begitu Dara telah sampai di hadapannya, Alex mengambil alih tas olahraga itu, membiarkan tangan Dara kini berisitirahat.

"Tasmu ringan banget loh, bawa apa aja sih?" tanya Alex.

"Bawa apalagi pakaian sama beberapa barang penting lainnya."

"Kamu gak ngambil satupun barang-barang saya kan?" Nada suaranya begitu jelas tengah menggoda Dara.

"Apa yang mau diambil, barang-barangmu gak ada yang bagus," kata Dara kemudian berjalan mendahului Alex keluar dari rumah. Sedangkan Alex menyusulnya setelah menggumpat kesal.

Hari ini adalah hari di mana Dara benar-benar akan pindah tempat tinggal. Dia sudah menentukan akan tinggal di mana nantinya, tapi sejujurnya belum memberitahu Alex di mana tempat tersebut berada. Intinya, tempat itu berada di luar kota. Butuh waktu lima jam untuk sampai di sana dengan sebuah bus.

"Dara, kamu yakin beneran mau pindah?" Ini bukanlah kali pertama Alex bertanya hal semacam itu setelah Dara mengatakan ingin pindah, Dara sampai tak lagi bisa menghitungnya.

"Yakinlah," jawab Dara singkat sambil memasang seat belt. Tas olahraganya telah Alex simpan di bangku belakang.

"Kalau nanti kamu rindu sama saya gimana?"

Dara menoleh dengan cepat menatap Alex, wajahnya sedikit meringis karena jijik mendengar pertanyaan Alex. "Ih amit-amit deh, buat apa saya rindu sama kamu."

"Siapa tahu kan." Alex mengangkat bahunya bodo amat dan selanjutnya mobilnya pun mulai melaju. "Tapi Dara, kamu serius gak mau nemuin orang tua kamu dulu, gitu?"

"Buat apa?"

"Sekedar pamitan atau ..." Alex berhenti beberapa saat untuk mencari kalimat yang pas untuk ia sampaikan. "Minta uang gitu."

Secara spontan Dara tertawa, merasa lucu dengan apa yang Alex katakan. Saat itu juga Dara mengerti kenapa selama ini Alex selalu bertanya tentang kepastian kepergiannya. Semua itu karena uang tentu saja. "Jangan khawatir, uang saya masih banyak kok. Ingat uang yang dikasih mucikari itu?"

Alex menoleh kepada Dara beberapa saat kemudian kembali fokus ke depan lalu berkata, "Dia beneran ngasih kamu uang? Berapa?"

"Empat puluh juta."

Mulut Alex menganga. "Wah gila, luar biasa banget uang ganti ruginya ya?"

"Reanna bukan pelacur sembarangan. Seperti yang udah dibilang mucikari itu, dia baik pelayanannya jadi ya jangan heran kalau gajinya juga gede, begitupun dengan uang ganti rugi yang kita dapat," kata Dara. "Tapi gak papa-kan uangnya saya ambil?"

"Gak papa ambil aja. Uang saya masih banyak kok."

"Sombong," Dara mencibir dan Alex tersenyum tipis.

"Tapi, setelah uang itu habis nantinya, gimana cara kamu mau dapetin uang lagi?"

"Kerjalah. Mau gimana lagi."

Ya, hanya itu satu-satunya jawaban yang tepat.

Dua puluh menit kemudian, mobil yang Alex kendarai akhirnya memasuki halaman terminal bus. Mereka turun bersama-sama dengan Alex yang membawa tas olahraga Dara. Mereka berjalan beriringan mencari bus yang akan Dara naiki, melewati begitu banyak orang, sesekali mereka bahkan saling bertabrakan dengan seorang lainnya, untung saja tidak sampai terjatuh, kalau sampai hal itu terjadi, Alex pikir Dara akan emosi sebagaimana biasanya.

Ketika akhirnya tiba di samping sebuah bus berwarna putih biru, Dara meraih tas olahraganya dari Alex lalu menatap pria itu untuk beberapa detik. Alex yang terus-menerus ditatap seperti bukannya malu malah kesal. Dia menjentikkan jarinya di dahi Dara hingga gadis mengaduh kemudian bertanya, "Apa liat-liat?"

"Yaelah, pemarah banget sih, ini saya lagi ngerekam mukamu di otak saya, supaya nanti kalau kita ketemu secara gak sengaja saya bisa langsung nyapa kamu," kata Dara yang masih setia mengelus-elus dahinya.

"Katamu kan ingatanmu kuat jadi berarti gak mudah dong lupa sama muka saya. Lagipula di foto profil WhatsApp saya yang nomornya semalam saya berikan ke kamu, nah disitu ada muka, jadi kamu tidak akan lupa sama muka saya. Bilang aja modus mau natapin saya."

Dara hanya nyengir, memperlihatkan deretan giginya yang putih. Lalu tiba-tiba tangannya terulur ke depan dan membuat Alex kebingungan. Di saat bersamaan suara dari kernet bus terdengar bahwa kurang dari lima menit lagi bus yang Dara naiki akan segera berangkat.

"Terima kasih untuk semuanya, Alex. Terima kasih karena sudah mau bekerja sama dengan saya sehingga ... saya bisa belajar banyak hal."

"Belajar apa?"

"Belajar kalau semua kejahatan itu pasti sebab akibatnya. Ricky membunuh Reanna karena dia gak suka dibohongi akibatnya dia masuk penjara dan ya dia kehilangan kekasihnya. Si Rony itu dia nyuruh Reanna jadi pelacur kalau bukan karena disuruh sama Claire dan sebagai akibatnya dia masuk penjara dan juga tentu saja kehilangan kepercayaan dari adiknya," kata Dara. "Walau begitu, kita gak bisa membenarkan apa yang udah mereka lakukan. Mereka pantas di hukum dengan hukuman seberat-beratnya. Ya kan?"

Alex mengangguk dan tersenyum. "Kamu juga agak berubah loh sekarang."

"Berubah gimana ya?"

"Jadi gak emosian lagi. Saya harap kamu tetap seperti ini ya?"

"Iya deh iya, janji. Saya juga janji di masa depan nanti kita bakal ketemu lagi." Dara mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan.

Alex meraih uluran tangan Dara kemudian tersenyum. "Terima kasih juga sudah mau membantu saya menyelesaikan kasus ini. Sampai jumpa lagi ya."

"Kalau kamu butuh bantuan dalam penyelidikan sebuah kasus hubungi saja nomor saya."

Alex mengangguk, dan begitulah bagaimana akhirnya Dara yang berhasil menyelesaikan kasus kematian teman sekelasnya yang usut punya usut bukanlah kasus terakhir yang ia selesaikan.

*****
Selesai akhirnya!!!
Apakah tebakan kalian benar tentang siapa pembunuhnya?
Aku harap kalian puas dengan yang satu ini dan see you di petualangan Dara yang lain dengan cerita yang lebih seru tentunya. Terima kasih bagi yang sudah mau memberi vote dan semangat untuk author, semoga puas ya dengan cerita ini🤟

Dan ya, terakhir aku pengen tahu gimana tanggapan kalian tentang cerita ini, apakah kelebihan cerita ini dan kekurangannya, agar supaya di ceritaku selanjutnya kesalahan tersebut tidak terulang kembali, terima kasih dan bye bye🥰

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATWhere stories live. Discover now