Chapter 15: Kecurigaan

45 5 1
                                    

"Kenapa kamu tidak membahas tentang pekerjaan Reanna tadi?" tanya Alex, dalam perjalanan pulangnya setelah menemui Rony.

"Dia sudah tahu kok. Ngomong ke dia tentang hal itu cuman bakal bikin masalah baru. Lihat sendiri gimana si Rony emosi kan? Kalau kita nanya tentang kenapa dia nyuruh Adeknya jadi pelacur, dia bakal marah dan ngusir kita dari rumahnya."

Alex membenarkan dalam hati. Dara dan Rony sebelas dua belas. Sama-sama emosian.
"Tentang pisau tadi saya sudah menghubungi tim dan meminta mereka menyelidiki apakah jenis pisau yang Reanna miliki sejenis dengan jenis pisau yang menggorok lehernya. Sebentar lagi kita akan mendapatkan kabar."

"Baguslah," kata Dara yang kemudian menguap dengan begitu lebar sebelum akhirnya tertidur.

Ketika akhirnya mobil sampai di halaman rumah, untuk beberapa detik, Alex menghabiskan waktunya untuk memandangi wajah Dara yang terlihat tertidur dengan damai. Dia menebak, malam ini Dara tak akan belajar seperti malam-malam sebelumnya karena terlalu mengantuk. Padahal ini bahkan belum jam tujuh malam.

"Dara ... bangun, udah nyampe nih," kata Alex sambil mengguncangkan lengan Dara.

"Mm ..." Dara mulai tersadar dari tidurnya dan menguap dengan lebar. Dia mengamati daerah sekitar yang kini telah ditutupi kegelapan dan menguap entah untuk yang keberapa kalinya malam ini.

Ketika keluar dari mobil Dara dapat merasakan hawa dingin yang bercampur dengan angin malam berhasil membuatnya merinding dan karena itu dia memeluk dengan erat dirinya sendiri. Dia berlari kecil menuju pintu masuk rumah dan berdiri di sana sambil menunggu Alex yang tengah memasukkan mobilnya ke dalam garasi.

"Dinginnya, masuk cepet." Alex telah kembali dan sama seperti Dara dia mengigil kedinginan.

"Buka pintunya kalau gitu."

"Iya, tunggu." Alex memasukkan kunci ke lubang kunci dengan tangan gemetar. Dan begitu berhasil ia buka, Dara langsung berlari masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Alex masuk lebih dulu. Gadis itu berlari bagai dikejar anjing tanpa berbalik sekalipun lalu menghilang di lantai dua.

Alex hanya bisa menggelengkan kepalanya berkali-kali melihat kelakuan Dara. Sepertinya satu-satunya hal yang dapat Dara lakukan hanyalah belajar dengan benar karena jika bersikap sopan pada orang lain dia tidak akan bisa.

Masuk ke dalam rumah, Alex berbelok ke lorong kanan di mana kamarnya berada, tapi langkahnya terhenti lantaran mengingat sesuatu. Dia harus buang sampah. Sudah seminggu dia belum membuang sampah. Akhirnya Alex berbalik dan menuju ke kolam renang di mana di pinggirnya terdapat sebuah kotak pembuangan sampah yang berwarna hijau. Alex membuka tempat tersebut dan langsung mual mencium bau busuk. Dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung berharap agar bau busuk itu tak tercium lebih banyak lagi.

Ketika hendak menutup kembali penutup tempat sampah, tiba-tiba Alex melihat sesuatu yang aneh. Di bawah sinar bulan sesuatu yang aneh itu terlihat kemerahan. Rasa jijik akan bau sampah untuk sementara waktu, Alex singkirkan, dia mengangkat kain berwarna merah itu dan mengamatinya cukup lama. Dia mengingat-ingat kapan dia membuang kain putih berlumur cat merah ini? Rasanya tidak pernah.

Karena begitu penasaran, Alex akhirnya mendekatkan kain putih di dekat hidungnya dan membaui warna kemerahan yang ada pada kain itu. Dan betapa terkejutnya dia ketika menyadari kalau yang menempel di kain itu bukan cat melainkan darah. Darahnya sudah mengering, tapi ada bagian yang terkena air mineral bekas, dan bagian itulah yang baunya masih tercium. Bau amis.

Siapa yang membuang kain berlumur darah itu?

Alex bertanya-tanya, dan sesaat setelah itu dia tersentak kaget karena menyadari satu hal, selain dirinya, di rumah ini juga tinggal Dara. Sudah seminggu sejak Alex tidak membuang sampah, dan bisa saja Dara yang membuang kain ini.

Tapi darah apa itu?

Pikiran buruk memenuhi otak Alex. Dia tak berniat untuk memikirkan hal itu tapi dia terpaksa. Darah dan kain itu kemungkinan besar adalah milik Reanna. Begitu pikiran Alex.

Reanna meninggal empat hari lalu dan Dara tinggal di rumah ini tepat di malam yang sama. Mungkin juga, dia membuang kain itu agar tidak ada yang bisa melihatnya.

Otak Alex menjadi buntu, dia tak bisa memikirkan kemungkinan lain yang lebih masuk akal. Dia juga tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan kalau Dara-lah yang telah membunuh Reanna.

Entah kenapa pikiran tentang Dara adalah pelaku sebenarnya membuat Alex parno. Dia masuk kembali ke rumahnya dan menuju ke ruang kerja miliknya. Begitu dia tiba di depan pintu ruangan, dilihatnya sedikit celah dari pintu terbuka. Lewat celah itu, Alex melihat ke dalam ruangan di mana seseorang tengah berdiri di depan meja sambil mengamati barang-barang bukti kematian Reanna.

Orang itu adalah Dara, dia tadi terlihat begitu mengantuk saat di mobil dan karena itu Alex pikir dia akan langsung naik ke kamarnya tidur. Tapi ini apa? Dia seenaknya masuk ke ruangan Alex dan membongkar barang bukti.

Alex memicingkan matanya dan berpikir sesuatu yang aneh telah terjadi. Kini, dia akan berjaga-jaga.

*****
Wadaw😵

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin