Chapter 07: Teman?

54 9 2
                                    

"For your information (Fyi), rambut saya ini sangat mudah rontok. Kalau nyisir atau mandi pasti bakal banyak yang rontok. Penyebabnya belum diketahui, tapi menurut situs yang pernah saya baca, kemungkinan besar karena stres, bisa aja sih saya stres karena belajar terus-terusan. Tapi bisa juga emang gitu dari lahir. Pas si Reanna ngejambak saya tadi pagi, caranya tuh kenceng banget, jadinya gak heran di tangannya ada rambut saya," terang Dara pada Alex tentang rambutnya yang ditemukan di sela-sela jari Reanna.

"Berarti pembunuhan Reanna terjadi beberapa saat setelah kalian bertengkar dong ya? Karena dia bahkan belum sempat membersihkan tangannya sendiri. Kamu gak menemui siapapun di toilet?"

"Gak tahu, aku tidur di toilet."

"Tidur di toilet?"

"Yes." Dara mengangguk. "Toilet itu tempat paling enak buat tidur soalnya gak ada yang ganggu karena dikiranya lagi BAB (Buang air besar). Tapi emangnya, pembunuh Reanna ini kemungkinan masuk lewat mana? Pintu masuk atau ventilasi udara?"

"Ada ventilasi udara di toilet sekolahmu?"

"Ya ada."

"Berarti kemungkinan besar orang itu masuk lewat sana soalnya di CCTV dekat toilet gak ada siapapun yang keluar masuk selain kalian."

"Pantesan saya dikira ngebunuh Reanna."

"Begitulah."

"Kalau di handphone Reanna, kamu menemukan apa?" Dara menunjuk handphone Reanna yang berada dalam sebuah kantong bening.

Alex mengangkat handphone itu dan mengamatinya. "Kami menemukan handphone ini di saku rok Reanna. Isinya cukup mengejutkan."

"Kenapa? Ada film porno ya?"

"Sembarangan." Alex spontan menepuk bibir Dara. "Tidak ada hal seperti itu."

"Terus apa dong yang mengejutkan?" tanya Dara sembari mengelus-elus bibirnya yang sedikit sakit karena Alex menepuknya cukup keras.

"Lebih dari film porno."

Untuk sepersekian detik kedua anak manusia itu hanya terdiam. Dara dengan mulut dan mata melebar sedang Alex dengan wajah datarnya. "Demi apa?" Seolah-olah orang lain dapat mendengar ucapannya, Dara tiba-tiba saja berbisik.

Alex mengangguk. "Ini terkait dengan apa yang Reanna kerjakan di luar jam sekolahnya."

Otak Dara yang cerdas dengan cepat menangkap maksud Alex. Apa yang lebih parah daripada film porno? Tak lain dan tak bukan adalah ....
"Pel*cur?"

Alex mengangguk sebagai jawaban dan Dara sesak napas karena tak menyangka Reanna akan memiliki pekerjaan seperti itu. Reanna itu Dara versi baiknya (Di sekolah), dia ramah, suka ngasih jawaban kalau ujian, cerdas, tidak emosian, dan tidak jutek seperti Dara. Tak heran jika dia punya begitu banyak teman yang ketika dirinya meninggal akan menangisinya. Mungkin satu-satunya orang di sekolah yang tak mendapatkan kebaikan si Reanna hanyalah Dara seorang.

"Kami menemukan percakapannya dengan seorang mucikari, dan seorang pelanggan yang ehem ... mesum."

Tanpa disangka-sangka oleh Alex, Dara tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul meja. Sepertinya ada yang lucu dari ucapan Alex, tapi Alex sendiri tak tahu apa itu.

"Dulu si Reanna itu pernah marah-marah sama teman sekelasku yang ketahuan chattingan mesum dengan pacarnya sendiri. Dia bilang 'Gak boleh kayak gitu' tapi ternyata sekarang dia ketahuan chattingan mesum dengan orang lain." Dara masih tertawa sesaat setelah menyelesaikan ucapannya. "Bukannya saya tidak kasihan atas meninggalnya Reanna, tapi ini menurut saya sangat lucu. Kata orang kalau begini namanya dia yang melarang, dia yang melakukan."

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα