21🔹Expression

Mulai dari awal
                                    

"Lo ada masalah apa sama gue?", ujar geram Sesha. Ia sudah beberapa kali menahan dan mencoba bersabar saat gadis itu melakukan hal-hal yang membuat rugi. Terakhir saat di toilet sekolah dan dia masih bisa bertahan. Tapi makin lama, gadis di depannya itu makin merajalela.

Esterlla masih menatap santai pada Sesha. Detik berikutnya gadis itu dengan tiba-tiba menendang lutut kanan Sesha dengan keras, membuat gadis itu memekik ngilu.

Sesha terduduk di lantai sambil memegang lututnya yang nyut-nyutan, yang merupakan bekas luka waktu itu.

Tak mau kalah, gadis itu berdiri. Ia menatap tajam Esterlla yang memasang wajah biasa saja tanpa ekspresi yang jelas.

"Gue nggak tahu gue salah apa sama lo. Tapi kali ini lo mesti dapat juga sesuatu dari gue"

Setelah mengucapkan kata itu, Sesha menggunakan kaki kirinya langsung menendang perut Esterlla dengan sekuat tenaga. Dan yahh, gadis itu untuk kedua kalinya menabrak lift. Tak hanya itu, Sesha juga langsung menarik rambut Esterlla yang tergerai indah dengan keras.

Eterlla mendorong bahu Sesha hingga tarikan itu lepas. Di dalam saku roknya, gadis itu mengeluarkan gunting kecil, membuat Sesha terdiam was-was.

Esterlla mengangkat gunting tersebut di udara, menatap Sesha dengan sorot kebencian. Kakinya perlahan mendekat pada gadis itu. Sesha memperhatikan ujung gunting dengan mata membola. Sial, jangan bilang gadis itu nekat menusuknya dengan benda berbahaya itu.

"Lo banyak salah sama gue. Lo bernapas aja salah di mata gue", ujar dingin Esterlla.

Saat gunting itu hampir mengenai wajahnya...

Ting

Sesha membuka mata. Tidak ada lagi Esterlla dengan gunting di tangannya. Sekarang gadis itu sudah berpindah tempat ke sudut lift.

"Astaga Sesha"

Sesha buru-buru menatap ke pintu lift sambil merapikan pakaiannya. Di sana ada seorang wanita cantik dengan pakaian mahalnya berjalan masuk ke dalam lift, tak lupa menekan tombol yang ditujunya.

"Haii tante", sapa kikuk Sesha sedikit lega dengan kehadiran Felicia, ibu dari Sky yang datang tepat waktu. Ia tak bisa membayangkan keadaannya jika saja wanita yang kini sedang memeluknya itu terlambat beberapa detik saja.

"Lama nggak ketemu kamu makin cantik aja yaa manis. Mana makin gemoy lagiii. Kabar kamu gimana?", cerocos Felicia dibalas senyum kikuk Sesha.

"Hehehe baik tan. Tante sendiri gimana?", tanya Sesha.

"Baik kok", jawab Felicia dengan ramah.

"Kok tumben tante berkunjung ke sini?", tanya Sesha.

"Mau nganter sarapan buat Anteras sayang. Semalam dia nginap di apartemen. Biasanya kalau dirinya bermalam di sana, pasti paginya nggak sarapan. Soalnya anak tante itu nggak bisa masak", tutur Felicia sambil menunjuk paper bag di tangannya.

Sesha hanya mengangguk. Ekor mata gadis itu menatap ke samping dimana Esterlla sedang menunduk, membuat wajahnya dihalangi oleh rambut bebasnya yang bergelantungan.

Ting

Lift langsung terbuka. Felicia langsung menarik lembut tangan Sesha keluar menuju ruangan Sky yang terletak paling ujung.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang