Hal tersebut membuat Ryn sendiri lumayan panik. Tapi rasanya untuk membuka suara saja begitu susah.

Tadi saat memasuki ruangan. Khaleev langsung mengecek CCTV untuk melihat kegiatan sang istri setelah peninggalannya.

Entah mengapa, saat diluar tadi fikirannya terus menetap pada satu titik yaitu Ryn. Bahkan Ia merasa sangat susah untuk menarik fokus agar bisa melakukan kegiatan diluar dengan baik.

Tapi apa yang dirinya dapat? Rekaman gadis itu hanya sebatas bekerja dan bekerja. Beranjak sedikit hanya sekali-sekali itu pun hanya sebatas kamar mandi.

Memberi Ryn tumpukan pekerjaan bukan untuk menyiksa gadis itu. Tapi niat hati ingin membuat Ryn tak memiliki waktu untuk bertemu dengan lelaki kemarin. Tapi kenapa semuanya jadi seperti ini.

Sebut sajalah Khaleev sudah mulai sedikit peduli dengan gadis itu. Entah daya tarik apa yang dimiliki Ryn sampai membuat fikirannya perlahan mulai dipenuhi dengan gadis itu.

"Tadi- Aduh duh.." Khaleev dengan cepat melepaskan tangannya dari pipi Ryn saat mendengar gadis itu mengaduh.

"Hey, kamu kenapa?" Paniknya saat Ryn meringis dengan tangan mengang kepala. Bahkan matanya sampai memejam.

Bahkan Seth yang sejak awal diminta diam ditempat oleh Khaleev ikut bangkit. Dari nadanya tak ada drama disini.

"Pusing" Cicit Ryn dengan nada samar. Bahkan tangannya yang mendadak terasa lemas berusaha menggapai bahu sang suami.

"Ay- RYN!! Hey, Ryn jangan bercanda" Tubuh Ryn ambruk. Untung saja Khaleev cepat tanggap. Tubuh itu jatuh tak berdaya dalam pelukannya. Wajah gadis itu juga mendadak pucat.

"Panggilin Dokter!!" Perin Khaleev tegas. Nadanya panik. Tangannya dengan cepat mengangkat tubuh Ryn. Kakinya melangkah lebar menuju kamar yang tersedia diruangan tersebut.

Seth tak kalah panik. Dengan ceoat bergegas mengeluarkan ponsel dari sakunya. Mencari nama Dokter pribadi keluarga dan bergegas menghubunginya.







~#~





"Apakah Nona Ryn memiliki riwayat penyakit darah rendah Tuan Muda?" Tanya Dokter setelah memeriksa keadaan Ryn yang masih ternujur lemah. Bahkan kelopak matanya masih setia menutup.

Khaleev yang mendapat pertanyaan menoleh cepat ke arah Seth. Yang ditatap langsung mengedikkan bahu dengan kepala menggeleng lemah. Ia tak tahu masalah penyakit. Dari data yang didapat saat itu tak ada tertulis riwayat penyakit ssepertinya.

Khaleev menghela panjang. "Masalah itu, saya kurang tahu" Tandasnya. Ah, mengapa sekarang dirinya seperti suami yang tak tahu apa-apa tentang istri ya? Ya walau pun memang mereka nikah dadakan dan atas kontrak sih. Tapikan stidaknya urusan beginian diirnya harus tau juga.

"Gejala yang saya lihat sepertinya Nona Ryn memiliki riwayat penyakit darah rendah. Terlihat dari bibirnya yang kering dampak dari kekurangan cairan atau biasa disebut dehidrasi" Terang Dokter tersebut memandang ke arah wajah sang pasien.

Setelahnya memalingkan pandangan pada Seth  berganti Khaleev. "Saya sarankan, Nona Ryn bisa diperiksa lebih lanjut dirumah sakit agar memastikan semuanya" Imbuh sang Dokter lagi.

Khaleev mengangguk singkat "Bagaimana cara mengatasinya?" Tanyanya serius. Tangannya berada disaku menyimpan kekhawatiran yang timbul.

"Beri Nona Ryn makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi. Jangan biarkan Nona Ryn kekurangan minum air putih terutama. Selalu awasi beliau agar tidak mengonsumsi apapun yang bisa semakin membuat tekanan darahnya menurun. Dan ini, tebuslah resepnya ke apotek" Dokter tersebut menyerahkan selembar kertas berisi nama obat-obatan pada Khaleev.

"Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu" Pamit sang Dokter lagi menimpali. Peralatannya dirapikan sebelum bersiap berlalu.

Seth melangkah "Mari saya antar" Usulnya merentangkan tangan memberi akses pada sang DDokter. Tak lupa mengambil lebih dulu resep tadi pada Khaleev.

Sepeninggalan Seth dan Dokter pribadi mereka. Khaleev mendaratkan bokongnya pada pinggiran ranjang. Dirinya menatap wajah pucat Ryn yang terlelap begitu damai.

Maniknya meresapi dalam wajah itu. Tampak begitu lesu namun tetap memancarkan kecantikan yang tak bosan dipandang mata.

"Nghh" Perlahan Khaleev mendapati kelopak mata Ryn bergerak. Tak lama mata indah yang sayu terpampang.

"Aku dimana?" Tanya Ryn dengan nada lemah. Tangannya sudah terangkat untuk mengurut pelipis. Kepalanya terasa pusing seperti berputar. Bola matanya perlahan memutar melihat keadaan sekitar. 

"Dasar gadis ceroboh!!" Bukannya mendap jawaban. Malah hardikan pesad tersebut yang memasuki indra pendengarannya pertama kali. Maniknya menyipit memandang Khaleev yang tampak memasang memasan kesal. Ada apa ini? Batinnya penuh tanya.

"Udah tau punya penyakit. Malah semena-mena" Cerca Khaleev dengan menggebu. Ryn semakin tak mengerti kemana arah pembicaraan itu.

Khaleev mendengkus, dirinya bangkit. "Akh" Tanpa diduga laki-laki itu mengangkat tubuh Ryn sampai membuat gadis itu terpekik. Cukup terkesiap sampai tanpa sadar kedua tangannya melingkar dileher Khaleev.

Ryn mengurungkan niatnya yang ingin membuka suara saat mendapat tatapan laki-laki itu lagi dan lagi dingin dan menusuk. Huh! Ada apa apa sebenarnya dengan Khaleev hari ini. Kenapa sangat-sangat menjengkelkan sekali.

Diluar dugaan, Khaleev membawa Ryn keluar dari rungannya. Jantungnya mulai berdentum didalam sana. Sirine bahaya mulai berbunyi dalam dirinya.

Desas desus dan tatapan heran mulai Ryn dapatkan saat Khaleev dan dirinya keluar dari lift. Banyak mata yang tertuju kepada mereka membuat Ia menyembunyikan wajahnya pada dada bidang sang suami. Aih, mau diletakkan kemana wajahnya ini esok hari??

'Khaleev bodoh!! Kalau kalau begini mana bisa tenang lagi dikantor. Ck, menyebalkan tingkat dewa'  Rutuk Ryn dalam hati. Wajahnya terus terus disembunyiman sampai Khaleev mendudukkan dirinya dikursi mobil.

Gadis itu sontak bersikedap dada dan membuang wajah ke arah jendela disebelahnya. Dirinya tak suka dengan perlakuan Khaleev tadi yang tak memikirkan nasib dirinya kedepan nanti.

Bagaimana bisa Khaleev bersikap seperti tadi didepan para karyawannya. Walau pernikahan mereka tidak rahasia. Tapi sepertinya selama ini tak ada karyawan yang menyadari kalau Ryn adalah istri bos mereka. Terbukti dari tingkah mereka yang tidak memperlakukannya dengan berbeda. Biasakan kalau dicerita novel-novel.  Istri bos akan diperlakukan berbeda bak seorang ratu.

Wajar saja itu terjadi karena wajah Ryn hari itu benar-benar berbeda dengan wajah aslinya saat ini. Ia merasakan kalau perias saat itu sangat handal membuat orang berparas beda.

Ia sih sangat bersyukur dengan karyawan yang tidak menyadari kalau diirnya lah yang telah menjadi istri Khaleev saat itu. Itu membuat dirinya merasa nyaman saat bekerja.

Tetapi kalau seperti ini. Ryn yakin kalau karyawan mulai menyadarinaya siapa. Ia tak suka itu, pasti besok dirinya sudah menjadi bahan gosip dikantor.

Bekerja baru beberapa bulan disini. Ryn sudah kerap menemukan biang-biang gosip diperusahaan ini.

Tadi saja telinganya sudah mendengar sebuah gosip yang berbunyi. 'Pantes gue seperti pernah lia tuh cewek.. Itu istrinya Bos besar kan? Wah parah sih, sekarang gue tau kenapa Bos punya sekertaris setelah sekian lama. Sepertinya itu permintaan istrinya sendiri deh. Dih, keliatan banget posesifnya. Sampai-sampai suami kerja aja harus diikuti'

Bagaimana hati Ryn tak panas. Terbiasa dengan prestasi-prestasi baik sebelumnya Membuat Ia tak terbiasa jika digunjing orang lain. Yahh, selamat datang dikehidupan baru yang penuh drama Ryn.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

27 Jul 2022
-Dsc- 

Anagata (END) ✅Where stories live. Discover now