Sherlock-44

Mulai dari awal
                                    

Sepanjang koridor seluruh murid menatapnya sinis. Ada beberapa murid juga yang merasa puas melihat pemandangan tersebut. Karena merasa apa yang telah mereka dapatkan dari gadis itu kini dibalas langsung oleh perlakuannya sendiri.

Starla keluar dari kelas, bersamaan dengan beberapa pria yang juga ikut keluar dari ruang BK. Mereka semua menyaksikan kepergian Anyelir dengan senyum puas.

Di saat semua orang fokus menatap satu objek yang tengah berjalan menuju arah parkiran, sampai berakhir dimasukkan ke dalam mobil. Ada dua pasang mata yang berbeda. Tak menatap ke arah sana, tapi justru mempertemukan tatap mereka. Seolah dunia terhenti, dan hanya tatapan mereka yang terus berlanjut tanpa berniat mengakhiri. Ada senyum miring yang tercetak di bibir pria di sana walau terlihat sekilas.

Starla sekarang tahu, siapa pelaku semua ini terjadi.

...

"Semua bukti udah gue serahin ke polisi, mereka mulai menindaklanjuti laporan gue."

Resume duduk di kursi dengan raut lega. Selesai sudah tugasnya hari ini.

"Polisi mulai ngelacak keberadaan ayah si ronggeng monyet, Bang. Sama beberapa anggota dia juga, semua yang terkait sama transaksi itu udah ke data." Daleel melapor.

Biru menyimpan ponsel milik Tiger, baru saja menyaksikan video singkat tentang kejadian di sekolah. Temannya itu benar-benar merekam kejadian tersebut.

"Di sini bagian yang gak mudah," ujarnya bersuara. "Mereka pasti udah denger berita Anyelir yang ditangkep polisi. Gak menutup kemungkinan sekarang mereka udah mulai bertindak."

"Itu biar jadi urusan polisi. Intinya sekarang tugas kita udah selesai. Itu cewek udah minggat dari sini. Lega rasanya gue terbebas dari itu jalang." Leon meregangkan ototnya seraya tersenyum lega.

"Tujuan utama lo buat ngelakuin hal ini itu apa, Bang?" tanya Karega bingung. "Kita lumayan menguras banyak tenaga banget ngadepin itu nenek ronggeng. Padahal musuh bukan, temen bukan. Dia gak ada pengaruhnya buat Ovior, kan?"

Pertanyaan itu, mampu membuat seluruh pasang mata menjatuhkan tatapan mereka pada sang ketua. Merasa tertarik dan menunggu jawaban apa yang akan Sherlock lontarkan.

"Bukannya dari awal gue udah ngasih tahu? Gue ngelakuin hal ini buat ngebersihin Grenada dari hal kotor kayak dia?" Sherlock mengepulkan asap rokok sejenak dan mengambil napas panjang. "Sebejatnya gue, nakal, hancur, dan rusaknya hidup gue. Gue benci segala hal yang berhubungan sama benda sialan itu. Grenada harus bersih dari hal begituan."

Tiger terkekeh mendengarnya. "Yakin? Cuma karena itu? Gak ada tujuan kedua?" sindirnya membuat yang lain semakin tertarik dan kini berpusat pada Tiger.

"Apaan tuh?" kepo Resume mengernyit.

"Ya, tanya sama orangnya. Apa tuh, Sher?" tanya balik Tiger dengan senyum miringnya.

Sherlock berdehem. Menatap Tiger datar dan bersikap setenang mungkin. "Tujuan gue cuma itu."

Sky yang melihat gelagat aneh Sherlock menatap pria itu dengan memicing. Lama menatapnya, berpikir mencoba menggali jawaban yang cocok atas apa yang dimaksud Tiger tadi. Ah, Sky mendapatkannya.

"Itu, ya?" celetuk Sky di tengah keheningan.

Seluruh atensi kini beralih pada pria itu. Bahkan, Winter yang biasanya tampak tak peduli kini dengan sukarela mengabaikan bukunya dan ikut menatap Sky.

"Lo tahu?" ujar Tiger dengan alis terangkat.

Sky tersenyum misterius. "Yang itu, kan?"

Tiger tertawa mendapatkan sinyal tersebut. "Iya yang itu. Ketebak, kan?"

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang