BAB 2

2.3K 55 2
                                    

“Tak perlu bersandiwara di hadapan saya,” ucap Ferdi tajam membuat kedua orang tua Intan dan kedua saudara kembarnya terkejut.

Intan hanya bisa meremas kedua tangannya yang saling bertautan. Ia sudah membayangkan bagaimana kejamnya suaminya. Di dalam pikirannya kini hanya dipenuhi prasangka buruk terhadap Ferdi.

“Oh, baguslah kalau kau tahu. Kamu boleh membawanya pergi dari sini tapi jangan lupa dengan uang yang kau janjikan sebelum menikahi putri saya,” balas Ridwan membuat Intan merasa jika dirinya dijual dengan kedok pernikahan.

“Ayo, Sayang, kita pergi dari sini,” ajak Ferdi seraya menarik tangan Intan, sementara tangan kirinya membawa tas ransel. Ferdi mengabaikan ucapan Ridwan, bahkan ia tak berpamitan kepada mertuanya itu.

Intan tak berkata apa-apa, ia hanya pasrah mengikuti langkah kaki Ferdi keluar dari rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal Intan. Gadis itu mengangkat kepala melihat punggung kokoh suaminya yang berjalan di depan menuju ke sebuah mobil mewah yang terparkir di depan rumah orang tuanya.

Mobil hitam yang masih terdapat hiasan di depannya khas mobil pengantin itu pun berjalan mulus meninggalkan halaman rumah. Intan hanya memandang keluar jendela, sampai saat ini ia masih belum berani menatap wajah Ferdi, bahkan meliriknya pun tidak.

Ferdi juga tak ingin memaksa Intan untuk melihat ke arahnya, ia paham jika pernikahan ini membuat istrinya cukup terkejut.

“Kita ke mana, Pak?” tanya sopir pribadi memecah keheningan selama di perjalanan.

“Langsung ke rumah aja,” jawab Ferdi singkat.

Setibanya di rumah, Ferdi langsung turun dan membukakan pintu mobil untuk Intandan memintanya turun, ia kembali menggandeng tangan istrinya memasuki rumah mewah di kawasan perumahan elit.

Intan membekap mulutnya tak percaya dengan rumah mewah yang akan ia tempati. ‘Wow, sekaya apa dia?’ batin Intan bertanya-tanya. Ia tidak habis pikir mengapa harus dia yang dinikahi oleh pria tersebut sementara di luar sana banyak wanita cantik.

Ferdi membawa intan langsung ke kamar yang akan mereka tempati di lantai dua. Jantung gadis itu berdetak begitu cepat ketika mendekati pintu kamar, pikirannya kini berkelana membayangkan hal-hal buruk yang akan menimpanya saat memasuki kamar tersebut.

Sejak tadi Intan memperhatikan fisik pria itu ternyata tidak seperti yang ia bayangkan duda berusia 45 tahun itu ternyata masih terlihat muda, bahkan ia mengira jika umurnya masih 30 tahun.

Indah dipersilakan duduk di sofa yang terdapat di dalam kamar, ia juga bingung harus melakukan apa saat ini.

“Sejak tadi kau tak melihat ke arahku walau sedetik saja. Apa aku seburuk itu di matamu sampai kau tak sudi menatapku?” ujar Ferdi saat ia mendudukkan bokongnya di sofa tepat di samping Intan.

“Lihat aku!” Ferdi memegang dagu Intan dan memaksanya untuk melihat ke arah pria yang kini berstatus suami tersebut.

“P-pak Ferdi,” ucap Intan terkejut mendapati jika pria di hadapannya bukanlah orang asing.

Ferdi merupakan pemilik restoran tempat ia bekerja, tetapi alasan mengapa Ferdi menikahinya itu yang membuat Intan penasaran.

“Iya, ini aku. Maaf karena membuatmu terkejut dengan pernikahan ini. Aku yakin kau akan menolak jika aku mengatakannya padamu,” ucap Ferdi menatap wajah cantik Intan yang kini sah menjadi istrinya.

“Tapi kenapa Bapak menikahiku?" tanya Intan penasaran.

"Karena aku mencintaimu.” Jawaban singkat Ferdi membuat Intan terkejut, bagaimana bisa pria dewasa mencintai gadis remaja sepertinya?

Married To a Rich WidowerWhere stories live. Discover now