Suapan Dari Stella

2.5K 194 1
                                    

"Waktu itu terus berjalan. Nikmati waktumu jika kamu tak ingin menyesal. Ada hal membanggakan yang harus kamu lakukan untuk memanfaatkan waktu yang semakin berkurang."

***

"Widih suer! Ni ayam enak banget! Sumpah! Gak boong gue!" Sheren dengan lahapnya memakan ayam bakar dengan mulut yang terus mengoceh.

"Kayak gak pernah makan ayam bakar aja lo." Cantika melempar tungkul jagung bakar yang sudah selesai ia makan kearah Sheren.

Sheren hanya memasang tampang bodoh amat, tak peduli dengan tungkul jagung yang sudah mengenai dahi mulusnya. Ayam bakar ditangannya lebih penting daripada meladani Cantika untuk berdebat.

"Masakan hotel bintang lima mah kalah. Yaa gak?" sahut Delon yang juga tengah memakan ayam bakar miliknya.

"Yaa pasti dong. Siapa dulu yang masak?" Stella menepuk dadanya bangga.

"Eleh lo, banyak yang masak bukan lo aja." timpal Tia.

"Yang penting kan gue ikut berperan! Secara bumbunya gue yang bikin. Lah lo? Cuma ngipasin bara doang." balas Stella.

"Salah. Ini berkat gue yang campurin ayam sama bumbunya dengan tepat. Makanya ayamnya jadi enak." Zela yang berada disebelah Geo ikut bersuara.

Geo tersenyum tipis mendengar ucapan percaya diri gadis itu.

"Yakali? Tapi ingat deh, tangan yang ikut masak kan banyak. Siapa tahu karena manisan dari banyaknya tangan makanya ayam bakarnya jadi enak?" timpal Fathur.

"Jijik anjir.." Cantika meringis ngeri membayangkannya.

Semua murid Antariksa beserta guru dan juga pada pegawai saat ini duduk bersama membentuk sebuah lingkaran besar. Mereka menikmati ayam bakar dan juga jagung bakar yang tadinya mereka masak bersama-sama dengan malam yang menemani.

Guru-guru beserta pegawai duduk lumayan jauh dengan tempat mereka sekarang ini.

"Sok jijik pula lo! Orang pake sarung tangan semua yang masak." Dena bersuara.

You're my angel
Angel baby, angel
You're my angel, baby
Baby, you're my angel
Angel baby
Angel
Angel baby, angel (you're my angel, baby)
You're my angel, baby (you're my angel, baby)
Baby, you're my angel
Angel baby

Prok prok prok

Tepukan tangan meriah berbunyi ketika Zola selesai menyanyikan lagu tersebut. Petikan gitar yang sangat harmonis dengan suara lembut milik Zola mampu menyihir mereka semua.

Didepan sana, Zola dan Sidra tersenyum sembari mengucapkan ‘terimakasih’.

"Wow, suaranya selembut kapas uii," Cantika berujar dengan rasa tak percaya.

"Ini nih yang namanya bakat sedari lahir."

"Mana ada bakat dari lahir dodol." Farel menimpali ucapan Delon.

"Ada, itu contohnya suara si Zola."

"Kalo gue punya suara selembut itu gue pastiin gue bakalan ikutan testing diagensi musik ternama." Dena bersuara dengan semangat.

Beberapa orang pemuda nampak maju. Mereka mengambil alih gitar dan bersiap untuk menyanyi.

"Gue pikir this camping not bad." Zela bersuara. Mereka tidak terlalu mendengarkan murid-murid yang bernyanyi didepan sana.

"Betul tuh. Bisa lah jadi kenang-kenangan kalo udah lulus nanti." balas Cantika.

"Nah bener!" sahut Delon dan Fathur bersamaan.

My (Bad) Life-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang