Waktu Bahagia

3.9K 268 2
                                    

"Ada saat dimana kamu akan bahagia. Mungkin bukan sekarang, namun yakinlah. Jika bukan besok mungkin lusa.Waktu itu akan datang pada setiap orang. Tak ada manusia yang benar-benar diberikan hidup hanya untuk berada dalam kesulitan."

***

"Materi terbuat dari apa?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari Za. Tanpa mengalihkan pandangannya dari buku-buku penting terkait Fisika.

Naila mengangkat kepalanya mendengar perkataan Za. Sedangkan Denov dan Fathir hanya memperhatikan Naila yang akan memberikan jawaban. Lain lagi halnya dengan Gavlen, ia duduk santai bersandar pada sandaran kursinya, mata nya menatap kearah teman kelompoknya yang duduk dengan posisi membentuk persegi panjang.

"Materi terdiri dari atom, yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron terdiri dari partikel yang lebih kecil, dikenal sebagai quark." Naila dengan mudah menjawabnya, materi yang ia pelajari dengan teman kelompoknya sudah jauh dari sana, bahkan itu seperti kunci dasar mereka waktu pertama kali belajar Fisika.

Andai saja dua minggu lalu Za ikut serta dalam belajar kelompok, pasti ia juga akan sampai pada materi teman-temannya sekarang.

Namun, Naila tak mempermasalahkan hal itu. Ia maklum, Za adalah anak IPS, dan pelajaran IPA tak terlalu mendalam dalam jurusan itu, hanya sebagai mapel wajib, tanpa ada peminatan.

"Yang lebih kecil dari quark?" pertanyaan itu membuat anggota kelompok itu tersenyum kecil, kecuali Za yang merupakan sang pelontar pertanyaan.

"Memang ada yang lebih kecil dari quark, tapi sampai sekarang belum ada manusia yang tahu." Denov seakan membuka kembali pelajaran lama, dimana hal itu juga masih tersimpan rapi dalam ingatannya. Namun, sampai sekarang belum mampu mendapatkan jawaban yang memuaskan dan teruji kebenarannya.

"Bisa kasih penjelasan?" Za mengalihkan pandangan menatap satu persatu orang dikelompok itu, seoalah ia belum puas dengan jawaban yang ia dapatkan.

"Dengan model standar fisika partikel yang ditemukan pada 1975, manusia bisa mengerti interaksi antara partikel sub-atom. Selain itu, Model Standar juga telah digunakan untuk memprediksi keberadaan partikel yang sebelumnya tidak diketahui. Partikel terakhir yang ditemukan dengan cara ini adalah boson Higgs pada tahun 2012." Naila berucap sambil memperlihatkan catatan khususnya.

"Tetapi, menurut fisikawan partikel di Fermi National Accelerator Laboratory (Fermilab), Illinois, dr. Don Lincoln. Model Standar tidak menjelaskan secara lengkap mengenai boson Higgs yang ternyata memiliki massa yang lebih besar, kuadriliun kali lebih berat dari kalkulasi sebelumnya."

"Persoalannya tidak berakhir sampai situ. Atom juga dikenal netral secara elektrik karena muatan positif proton ditangkal oleh muatan negatif elektron. Nah, kok bisa? Lincoln berkata, ‘Tidak ada yang tahu’" itu jawaban yang Gavlen lontarkan.

Sama dengan temannya yang lain, sampai sekarang pertanyaan seperti yang dilontarkan Za itu masih bersarang di pikiran nya.

"Gue ketinggalan sejauh itu yaa?" Za mengangguk-anggukkan kepalanya. Pantas saja mereka berada dikelas olimpiade ini, soal asal yang ia lontarkan bahkan mereka mempunyai jawaban sampai ke akar-akarnya sekalipun.

"Santai aja Za, gimana kalo kita adain pelajaran tambahan untuk ngejar semua materi yang belum lo pahami?" usul Naila, ia itu adalah orang yang ramah dan juga mudah dalam berbagi ilmu, seperti hal itu menjadi kesenangan tersendiri bagi dirinya.

"Emang bisa?"

"Yabisa dong, sehabis pulang sekolah kita sambung belajarnya. Terserah mau dirumah siapa." jawab Naila.

My (Bad) Life-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang